Potensi Megathrust Pantai Selatan Jogja, Paling Risiko Bantul dan Kulon Progo

Potensi Megathrust Pantai Selatan Jogja, Paling Risiko Bantul dan Kulon Progo

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 11 Jun 2025 13:43 WIB
4 Zona Megathrust yang Kepung Jawa, Yuk Siapkan Mitigasinya!
Ilustrasi potensi Megathrust. Foto: (Infografis: M Fakhry/detikcom)
Bantul -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut dari kajian pantai selatan berpotensi terjadi gempa megathrust. Dari potensi itu, ada dua kabupaten yang paling rawan terdampak.

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengatakan bahwa BMKG telah melakukan kajian dan di sepanjang Pantai Selatan memang ada potensi terkait megathrust. Di mana megathrust meliputi gempa bumi dan tsunami.

"Jadi kajian yang sudah dilakukan BMKG bahwa kita punya risiko di 8,8 SR (Skala Richter). Kemudian di tiga kabupaten, Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo itu ada potensi terjadi tsunami dengan kajian yang sudah kita lakukan ya," katanya kepada wartawan di Pantai Samas, Sanden, Bantul, Rabu (11/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Pantai Samas, Sanden, Bantul, Rabu (11/6/2025).Suasana pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Pantai Samas, Sanden, Bantul, Rabu (11/6/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Selain itu, berdasarkan kajian tersebut jika terjadi gempa bumi 8,8 SR akan memicu gelombang tinggi sekitar 18-22 meter. Merujuk kajian itu, ada dua kabupaten yang paling rawan terdampak jima terjadi tsunami.

"Jalur bahaya yang paling tinggi Bantul dan Kulon Progo. Kalau Gunungkidul ada yang di tebing-tebing, nah itu jalur yang lebih aman," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Tapi bukan berarti bahwa itu tidak terbebas dari tsunami, ada kemungkinan juga jika kejadiannya melebihi dari yang diperkirakan bisa lebih," lanjut Noviar.

Oleh karena itu, Noviar mengungkapkan bahwa zona aman dari tsunami sekitar 4 kilometer (km) dari bibir pantai. Di samping itu juga di sepanjang jalur kanan kiri sungai yang menjadi bagian zona merah.

"Nah, itu yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat bahwa ketika ada peringatan, bahwa terjadi tsunami atau megathrust maka ada waktu untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman, 38-42 menit," ucapnya.

Noviar mengungkapkan, bahwa pihaknya telah memetakan dan membuat tempat-tempat evakuasi. Adapun tempat evakuasi itu terdiri dari tempat evakuasi awal dan akhir.

"Tempatnya itu sudah dibuat, ditunjuk tempat evakuasi sementara dan akhir. Letaknya ada di kalurahan-kalurahan yang berada zonanya. Selain itu di masjid, musala yang berada di zona aman atau 4 kilometer dari bibir pantai," katanya.

Terkait kondisi early warning system (EWS) tsunami di pantai selatan DIY, Noviar mengaku berfungsi dengan baik. Pasalnya setiap tanggal 26 BPBD melakukan uji coba sirene.

"Di Bantul sudah berjalan EWS tsunami dan setiap tanggal 26 kami melakukan uji coba. Jadi ada sirene yang menyambung ke tempat-tempat ibadah dan itu diujicobakan setiap bulan. Jadi Bantul, Kulon Progo sudah berjalan, tapi Gunungkidul masih agak terkendala masalah sinyal," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Asisten Potensi Maritim KASAL, Brigjen TNI (Mar) Werijon menambahkan, bahwa hari ini pihaknya menggelar pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami. Hal itu karena Indonesia berada di ring of fire.

"Jadi mengingatkan kepada kita semua bahwa kita harus siap siaga dan bila sesuatu saat terjadi kita meminimalisir bahkan zero accident. Kedua, bagaimana ini TNI/Polri dan stakeholder kita menguji pelaku-pelaku di lapangan, uji prosedur, uji SOP, bagaimana kita sudah membuatkan jalur-jalur evakuasi nah itu sekarang kita uji, kita masih ingat tidak," ujarnya.

Sehingga dalam pelatihan di Pantai Samas hari ini melibatkan semua stakeholder yang terkait dengan kebencanaan di DIY. Menurutnya, peran serta seluruh stakeholder bisa memperkuat koordinasi dalam penanggulangan bencana.

"Output dari kegiatan ini adalah bagaimana kita saling meningkatkan koordinasi diantara stakeholder terkait. Sehingga sudah tahu harus berbuat apa jika terjadi kebencanaan," ucapnya.




(rih/apu)

Hide Ads