Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyebut saat ini terjadi penambahan dua potensi bencana. Di sisi lain, jumlah early warning system (EWS) di Pantai Selatan Bantul masih belum ideal.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta mengatakan, bahwa potensi bencana di Bantul awalnya ada sembilan. Rinciannya, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit, gelombang tinggi dan abrasi.
"Nah, dari hasil kajian terakhir yaitu kajian risiko bencana jumlah potensi bencana di Bantul saat ini jadi 11. Tambahan dua itu adalah likuefaksi dan kegagalan teknologi," katanya kepada wartawan di Bantul, Minggu (27/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan potensi bencana yang paling tinggi di Bantul, kata Yuli, adalah banjir, longsor, kekeringan dan kebakaran. Mengingat semua itu pasti terjadi setiap tahun.
"Tetapi yang paling berat yang dihadapi Kabupaten Bantul atau potensi yang paling berat itu adalah gempa bumi dan tsunami," ujarnya.
Menyoal antisipasi gempa bumi dan tsunami, Agus menyebut salah satunya adalah membentuk Kalurahan Siaga Tsunami. Kalurahan itu yang berada di Pansela Bantul.
"Kedua, kita punya 29 EWS di pinggir Pantai dan berfungsi semua, EWS itu kita pelihara setiap tahunnya, dan setiap tanggal 26 April diuji coba," ucapnya.
Namun, Agus menilai jumlah EWS di kawasan Pansela Bantul belum ideal. Bahkan, sejak awal pengadaan hingga sekarang sama sekali belum ada penambahan jumlah EWS.
"Sejak dipasang sejak saat ini belum ditambah, padahal perlu tambahan EWS. Idealnya berdasarkan kajian perlu 45 EWS di kawasan pantai karena ada penambahan komunitas masyarakat di pinggir pantai," katanya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas