Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut Kulon Progo menjadi salah satu wilayah yang rawan terdampak tsunami megathrust dengan ketinggian hingga 22 meter. Berdasarkan hasil kajian BPBD Kulon Progo, ada 11 kalurahan yang masuk zona merah potensi bencana tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Pemadam Kebakaran, dan Penyelamatan BPBD Kulon Progo, Akhid Nur Hartono, menerangkan 11 kalurahan ini tersebar di empat kapanewon yaitu Wates, Galur, Panjatan dan Temon. Wilayah kalurahan ini masuk zona merah karena letaknya berdekatan dengan laut selatan dan bantaran Kali Progo.
Adapun rincian kalurahan tersebut meliputi Jangkaran, Sindutan, Palihan dan Glagah (Kapanewon Temon). Kemudian Karangwuni (Wates), Garongan, Pleret, dan Bugel (Panjatan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus ada Banaran, Karangsewu, dan Brosot di Kapanewon Galur. Wilayah ini termasuk zona merah karena letaknya juga di pinggir bantaran Kali Progo," ucap Akhid saat dimintai konfirmasi wartawan lewat pesan singkat, Kamis (12/6/2025).
Akhid mengatakan pihaknya sudah melakukan pelbagai upaya antisipasi menghadapi potensi bencana tersebut. Salah satunya rutin mengecek kelaikan sarana prasaran peringatan dini tsunami.
"Kita setiap tanggal 26 itu selalu menguji, mengetest sarana prasarana peringatan dini jika terjadi gempa khususnya (berpotensi) tsunami, jadi jenengan bisa memantau setiap tanggal 26 jam 10.00 di wilayah selatan khususnya di wilayah Glagah, Palihan, Jangkaran itu sirine akan diujicoba apakah berfungsi dengan baik atau tidak termasuk penutupan gerbang di pintu masuk barat maupun timur underpass YIA," terangnya.
Upaya lainnya lanjut Akhid yaitu dengan menguatkan koordinasi dengan para relawan di setiap kalurahan rawan bencana. Nantinya para relawan akan membantu proses evakuasi masyarakat dari zona merah menuju tempat aman.
Untuk tempat yang dijadikan lokasi evakuasi sendiri ada di beberapa titik. Akhid menerangkan untuk zona barat yang melingkupi wilayah Temon dipusatkan di kawasan Girigondo.
Sedangkan wilayah tengah meliputi Wates dan Panjatan dipilih Stadion Cangkring dan Lapangan Karangsari. Adapun untuk wilayah timur yakni Kapanewon Galur, ditempatkan di Lapangan Cubung.
Akhid mengatakan jalur menuju tempat evakuasi sudah dipasangi rambu penunjuk arah. Pada awal 2025 ini, pihaknya telah menambah rambu-rambu baru demi memudahkan masyarakat menuju lokasi aman.
"Untuk tahun 2025 awal kemarin ada penambahan rambu-rambu, yang menunjukkan jalur ke mana nanti warga yang ada di wilayah selatan jika terjadi tsunami, mau ke mana. Itu sudah kita pasang. Mudah-mudahan itu dapat berguna," ujarnya.
Akhid pun mengimbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di zona merah untuk tidak panik menanggapi berita soal potensi tsunami megathrust. Menurutnya setiap tempat yang berdekatan dengan pesisir punya potensi yang sama, sehingga yang bisa dilakukan sekarang yaitu waspada dan memperkuat diri dengan ilmu mitigasi.
"Masyarakat tidak perlu panik dengan adanya berita yang beredar tentang terjadinya tsunami. Jadi tsunami itu potensinya selalu ada di mana-mana, gempa juga potensinya ada di mana-mana. Kita tidak perlu takut, tetapi kita harus waspada, perlu tahu, mempersiapkan jika itu terjadi. Jadi mari kita sama-sama menenangkan masyarakat khususnya yang ada di wilayah pesisir selatan. Jadi tidak perlu takut, tetap beraktivitas seperti biasa," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut dari kajian pantai selatan berpotensi terjadi gempa megathrust. Dari potensi itu, ada dua kabupaten yang paling rawan terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengatakan bahwa BMKG telah melakukan kajian dan di sepanjang Pantai Selatan memang ada potensi terkait megathrust. Di mana megathrust meliputi gempa bumi dan tsunami.
"Jadi kajian yang sudah dilakukan BMKG bahwa kita punya risiko di 8,8 SR (Skala Richter). Kemudian di tiga kabupaten, Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo itu ada potensi terjadi tsunami dengan kajian yang sudah kita lakukan ya," katanya kepada wartawan di Pantai Samas, Sanden, Bantul, Rabu (11/6).
(afn/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu