Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kemungkinan bahaya gempa Megathrust Nankai Jepang terhadap Indonesia. Sejatinya, apa itu gempa megathrust? Ini penjelasan dan langkah mitigasinya.
Dikutip dari detikEdu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkap bahwasanya gempa megathrust hampir semuanya memicu tsunami. Bahkan, zona sumber gempa ini berpotensi memicu gempa berkekuatan 8,0 magnitudo atau lebih tiap satu atau dua abad.
"Jika gempa dahsyat di Megathrust Nankai tersebut benar-benar terjadi dan menimbulkan tsunami maka hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimana langkah mitigasi yang harus dilakukan jika gempa megathrust benar-benar terjadi? Simak uraiannya berikut ini.
Pengertian Gempa Megathrust
Dirujuk dari laman Government of Canada, megathrust adalah nama gempa bumi super besar yang terjadi di zona subduksi, suatu wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya. Selain dikenal dengan nama megathrust, fenomena ini juga disebut gempa bumi interplate.
Sementara itu, dirujuk dari situs University of Lehigh, zona subduksi adalah wilayah tempat lempeng tektonik bertabrakan. Ketika antarmuka antara lempeng pecah akibat tabrakan, area ini melepaskan sejumlah besar energi yang tersimpan sehingga terciptalah gempa bumi megathrust.
Dilansir detikNews, zona megathrust adalah istilah untuk menyebut jalur subduksi lempeng bumi yang relatif panjang, tetapi dangkal. Istilah ini tersusun dari dua kata, yakni mega yang berarti besar, dan thrust yang bermakna dorongan.
Terdapat tiga buah segmentasi megathrust di Samudra Hindia Selatan Jawa, yakni:
- Segmen Jawa Timur
- Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat
- Segmen Banten-Selat Sunda
Ketiganya memiliki magnitudo tertarget 8,7. Kendati demikian, angka ini merupakan kemungkinan terburuknya. Bisa saja, gempa ini tidak terjadi dan bila terjadi, waktu dan tempatnya belum dapat diprediksi oleh sains.
Menurut informasi dari buku Peta Sumber dan Bahaya Indonesia 2017 oleh Pusat Studi Gempa Nasional, Megathrust Selat Sunda memiliki panjang 280 km, lebar 200 km, dan pergeseran alias slip rate 4 cm per tahun. Megathrust ini terakhir kali melepaskan energinya pada 1699 dan 1780 dengan kekuatan 8,5 magnitudo.
Di sisi lain, ada Megathrust Mentawai-Sumberut yang panjangnya 200 kilometer, lebarnya 200 kilometer, dengan slip rate 4 cm per tahun. Tercatat, megathrust ini terakhir kali melepaskan kekuatan pada 1833 dengan kekuatan 8,9 magnitudo.
Mitigasi Gempa Megathrust
Berdasar uraian dari laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jogja, gempa megathrust yang kuat bisa menyebabkan terjadinya tsunami. Berjalan seiringan dengan pemerintah, detikers harus paham mitigasi untuk dua bencana yang saling berkaitan ini, gempa bumi dan tsunami.
Dirangkum dari buku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana terbitan BNPB, berikut penjelasan ringkasnya.
Mitigasi Gempa Bumi
Prabencana
- Menyiapkan rencana untuk menyelamatkan diri.
- Melakukan latihan rutin yang bermanfaat, seperti merunduk, melindungi kepala, dan bersembunyi di bawah meja.
- Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan obat-obatan.
- Membangun konstruksi rumah yang tahan gempa.
- Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan penggunaan lahan dari pemerintah.
Saat Bencana
- Berlindung di bawah meja. Bila sudah aman, keluar dari rumah.
- Saat keluar rumah, perhatikan pecahan kaca, genteng, atau material lain yang berpotensi melukai.
- Hindari lift dan pilih tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan.
Pascabencana
- Waspada terhadap gempa bumi susulan.
- Periksa keberadaan api dan penyebab lainnya yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
- Berdiri di tempat terbuka.
- Hindari daerah rawan longsor.
- Jika berada di dalam mobil, hindari berhenti di bawah dan atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.
Mitigasi Tsunami
Prabencana
- Pelajari tanda-tanda sebelum tsunami.
- Pantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami.
- Berlari ke tempat tinggi dan berdiam di sana sementara waktu.
- Jauhi area pantai.
- Pahami wilayah tempat tinggal dan rute tercepat untuk evakuasi ke dataran yang lebih tinggi.
Saat Bencana
- Waspadai gempa susulan yang mungkin terjadi.
- Usahakan tetap tenang dan ajak keluarga untuk evakuasi ke tempat tinggi.
- Jauhi daerah pantai.
- Bila telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah di sana. Sebab, gelombang kedua dan ketiga tsunami biasanya lebih besar.
Pascabencana
- Utamakan keselamatan dan waspadai instalasi listrik serta pipa gas.
- Kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
- Jauhi area tergenang dan rusak sampai ada informasi lebih lanjut.
- Hindari area menggenang karena berpotensi mengandung zat-zat berbahaya.
- Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi genangan air.
Demikian penjelasan lengkap mengenai gempa megathrust yang disebut mengancam Indonesia. Semoga informasinya membantu.
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi