Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar protes dengan cara berkemah sebagai aksi damai di depan Balairung atau gedung rektorat. Mereka menuntut pejabat rektorat bertanggung jawab atas karut-marutnya penanganan berbagai kasus kekerasan seksual di kampus yang dinilai kurang inklusif.
Aksi Mahasiswa
Pantauan detikJogja di halaman Balairung UGM, Sleman, pukul 15.30 WIB, sejumlah mahasiswa masih bertahan di dalam tenda. Mereka mendirikan satu tenda besar dan beberapa tenda kecil.
![]() |
Selain itu, mereka membawa spanduk besar bertulis 'Universitas Gagal Merakyat', 'Bersama Rakyat UGM Full Melawan'. Dari informasi yang diterima, ini merupakan hari kedua para mahasiswa bertahan berkemah di halaman Balairung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwakilan Aliansi Mahasiswa UGM, Singo, mengatakan hari ini merupakan aksi hari kedua setelah dimulai pada Rabu (14/5) kemarin. Dia bilang, mereka akan tetap bertahan sampai pimpinan kampus yakni Rektor UGM Prof Ova Emilia turun menemui mereka dan mengabulkan segala tuntutannya.
"Tuntutan kami itu sampai rektor turun. Bukan turun dalam arti turun jabatan, tapi turun menemui kami, menyepakati tuntutan-tuntutan kami," kata Singo saat ditemui wartawan, Kamis (15/5/2025).
Singo bilang ada dua hal yang menjadi pokok tuntutan para mahasiswa. Pertama soal penanganan kekerasan seksual di kampus.
Dia menilai kampus masih belum bisa menyediakan ruang aman bagi para korban untuk melapor. Sebab, dia mengklaim masih banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi namun para korban masih belum berani melapor. Oleh karena itu, aliansi menuntut adanya perbaikan sistem.
"Menurut kami itu kurang inklusif karena sebenarnya banyak kasus-kasus itu, tapi anak-anak masih tertahan. Jadi kan ada yang perlu diperbaiki. Ini. Belum ada rasa aman untuk melapor. Belum jadi tempat yang aman," katanya.
Aliansi mendesak Satgas PPKS transparan terhadap korban, mendengarkan suara korban, dan bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan seksual.
"Satgas PPKS ini sebagaimana yang kemarin terjadi di (Fakultas) Farmasi itu kan sempat ketahan mahasiswa mau ngelapor tapi 4 tahun. Itu kan berarti menunjukkan bahwa masih belum efektif. Jadi mahasiswa itu masih ragu-ragu untuk melaporkan. Jadi kan institusinya kan masih perlu diperbaiki," tegasnya.
Dia juga menuntut rektorat sikap kritis kampus dalam menyikapi dinamika negara. Singo menilai selama ini kampus hanya bermain di area abu-abu.
"Kampus ini selalu bersikap abu-abu ketika ada kebijakan yang nggak benar, kayak RUU TNI. Habis itu rencananya ada RUU Polri, ada student loan dan lain-lain sebagainya. Jadi kampus ini sebenarnya masih abu-abu banget," ujarnya.
"Yang kami harapkan kan UGM kan tempat keresahan intelektual. Ya, seharusnya bisa punya stand point yang jelas bagaimana mereka ini menanggapi kebijakan," tegasnya.
Respons Rektorat UGM
Menanggapi aksi tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, menyampaikan aksi mahasiswa merupakan bentuk ekspresi kepedulian dan sikap kritis dalam merespons berbagai persoalan aktual. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam menyuarakan pendapat merupakan bagian dari tanggung jawab sosial yang harus dihargai.
"Aksi itu bagian dari kepedulian dan sikap kritis mahasiswa melihat realitas situasi ekonomi, sosial, dan politik makro, termasuk beberapa isu. Itu hal yang lumrah saja menurut saya. Dan saya yakin mahasiswa juga punya tanggung jawab secara sosial atas situasi yang dianggap perlu diperbaiki," kata Arie dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Arie menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai non-kekerasan dalam penyampaian aspirasi agar tidak memicu reaksi yang kontraproduktif. Ia menyatakan bahwa isu-isu yang disampaikan mahasiswa, seperti ancaman terhadap demokrasi, kekhawatiran akan remiliterisasi, meningkatnya pengangguran, serta dampak krisis terhadap masyarakat, merupakan persoalan nyata yang perlu mendapat perhatian bersama.
"UGM punya tanggung jawab untuk bisa merespons dengan porsinya. Kami meyakini krisis ini memang perlu menjadi perhatian secara serius. Semoga saja ini akan makin membaik," tuturnya.
(rih/ams)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka