20 Teks Ceramah Ramadhan Singkat, Bisa untuk Lomba Kultum Anak Sekolah

20 Teks Ceramah Ramadhan Singkat, Bisa untuk Lomba Kultum Anak Sekolah

Anindya Milagsita - detikJogja
Jumat, 14 Mar 2025 14:43 WIB
Ilustrasi orang pidato, ceramah, atau khutbah Jumat
Ilustrasi ceramah. (Foto: Freepik/macrovector)
Jogja -

Ada begitu banyak cara yang bisa dilakukan untuk memaknai Ramadhan, salah satunya dengan menyampaikan ceramah bertemakan bulan penuh kemuliaan tersebut. Sebagai referensi bagi siapa saja yang memerlukan teks ceramah Ramadhan singkat, artikel ini akan menguraikan beberapa contohnya.

Mengutip dari buku 'Manajemen Masjid' oleh Moh E Ayub, ceramah Ramadhan biasanya disampaikan saat sholat Tarawih berlangsung. Tidak hanya sampai di situ saja, ceramah Ramadhan juga turut mewarnai berbagai ibadah maupun kegiatan lainnya.

Biasanya isi dari ceramah Ramadhan membahas seputar masalah-masalah atau informasi yang menyangkut ibadah puasa sekaligus hikmahnya. Inilah yang membuat ceramah Ramadhan menjadi salah satu agenda penting dan bermanfaat untuk dilakukan selama bulan Ramadhan berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain disampaikan di masjid, ceramah Ramadhan juga kerap dijadikan sebagai tema lomba kultum anak-anak di sekolah. Oleh karena itu, contoh teks ceramah Ramadhan singkat diperlukan untuk persiapan dalam mengikuti agenda tersebut.

Nah, bagi detikers yang tengah mencari referensi seputar teks ceramah Ramadhan singkat, ada berbagai contoh yang bisa ditemukan dalam artikel ini. Simak baik-baik rangkumannya berikut ini.

ADVERTISEMENT

20 Teks Ceramah Ramadhan Singkat

Dirangkum dari laman resmi Nahdlatul Ulama, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammadiyah, hingga modul 'Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan: Materi Kuliah dan Khutbah di Masjid dan Musala Selama Ramadan' oleh Direktorat Jenderal Bimas Islam Kemenag RI, berikut uraian teks ceramah Ramadhan singkat.

Teks Ceramah Ramadhan #1: Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai derajat taqwa. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dan Allah sendiri yang langsung mengganjarnya.

Di dalam firman Allah pada QS Al Baqarah, Allah memberikan petunjuk tentang keistimewaan bulan Ramadhan. Keistimewaan tersebut yakni diturunkannya Al-Quran di dalam bulan Ramadhan sebagai pelita penerang bagi manusia dari kegelapan menuju cahaya. Al-Quran mengandung kemaslahatan (kebaikan) dan kebahagiaan (kemenangan) bagi umat manusia, serta keselamatan di dunia dan di akherat.

Keistimewaan lain bulan Ramadhan dimana pintu-pintu surga dibuka seluas-luasnya. Hal ini karena banyak amal kebaikan yang bisa dilakukan manusia selama bulan Ramadhan. Pintu-pintu neraka pun ditutup selama Ramadhan berlangsung. Allah menjamin bahwa setiap amal shaleh yang diperbuat akan dilipatgandakan.

Diriwayatkan bahwa amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sama dengan amal wajib. Satu amal wajib yang dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib. Siapa pun yang memberi buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.

(Oleh H Mudhori)

Teks Ceramah Ramadhan #2: Bulan Penuh Keberkahan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan kemuliaan. Bulan ini adalah bulan yang sangat istimewa, karena di dalamnya terdapat berbagai keutamaan yang tidak ada di bulan lainnya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil)" (QS. Al-Baqarah: 185).

Ayat ini menunjukkan bahwa Ramadhan bukan hanya sekadar bulan puasa, tetapi juga bulan turunnya Al-Quran. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca dan memahami Al-Quran agar mendapatkan hidayah dan keberkahan.

Selain itu, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah kita. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka, mari kita manfaatkan bulan ini sebaik-baiknya dengan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Teks Ceramah Ramadhan #3: Meraih Keberkahan Ramadhan

Bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Semua amal saleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Pada bulan ini umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan. Di antara keutamaan dan keistimewaan Ramadhan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat,

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُم ْصِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّة ِوَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ.

"Telah datang kepada kalian semua Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat (dibelenggu) dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan," (HR. Ahmad)

Kata berkah atau barakah atau mubarak berasal dari kata kerja yang merujuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lalu (fi'il madhi, past tense), baraka. Menurut Imam An-Nawawi, baraka itu artinya tumbuh, berkembang, bertambah dan kebaikan yang berkesinambungan. Ar-Raghib Al-Asfahaniy memaknai kata ini dengan ats-Tsubut (ketetapan atau keberadaan) dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya kebaikan Tuhan). Atau, dalam istilah Imam Al-Ghazali, barakah itu ziyadatul-khair ala kulli syai', bertambahnya kebaikan atas segala sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), berkah diartikan dengan "karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia."

Dalam buku Durus al-'Am, Syaikh Abdul Malik Al-Qasimi menjelaskan bahwa berkah atau barakah adalah

وَالْبَرَكَةُ هِيَ ثُبُوتُ الْخَيْرِ الْإَلَهِيْ فِي الشَّيْءِ. فَإِنَّهَا إِذَا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا حَلَّتْ فِيْ كَثِيْرٍ نَفَعَ

"Barokah adalah adanya kebaikan yang berasal dari Allah pada suatu hal. Sesuatu yang sedikit jika mendapatkan keberkahan, berubah jadi terasa banyak. Sesuatu yang banyak jika mendapatkan keberkahan, terasa sangat besar manfaatnya."

Ramadhan akan menjadi berkah bagi pelakunya, jika setelah Ramadhan ia menjadi semakin dekat dan bertakwa kepada Allah. Sebaliknya, jika setelah Ramadhan seseorang tidak mengalami perubahan apapun, maka ia patut mengoreksi diri atas puasa Ramadhannya. Jadi, pelaku manusia ikut menentukan perubahan dalam dirinya. Jika berusaha untuk selalu mendekat kepada-Nya, maka Allah pun akan lebih mendekat kepada hamba-Nya. Karenanya, tidak ada alasan lain bagi seorang muslim kecuali harus bisa meraih berkah Ramadhan. Wallahu a'lamu.

Teks Ceramah Ramadhan #4: Puasa Menjaga dari Hal-hal Buruk

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga diri dari segala keburukan. Allah SWT berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 183).

Dari ayat ini, kita memahami bahwa tujuan utama puasa adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa. Takwa berarti selalu mengingat Allah dalam setiap perbuatan dan menjauhi segala larangan-Nya.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan maksiat, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya" (HR. Bukhari).

Hadits ini mengajarkan bahwa puasa yang sempurna adalah puasa yang disertai dengan menjaga lisan, hati, dan perbuatan dari hal-hal yang buruk. Maka dari itu, selama Ramadhan, mari kita berusaha untuk bukan hanya menahan lapar, tetapi juga menahan amarah.

Tidak hanya itu saja, marilah kita menghindari perkataan kasar dan memperbanyak amal kebaikan. Dengan begitu, puasa kita akan menjadi lebih bermakna dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Teks Ceramah Ramadhan #5: Korelasi Puasa dengan Hidup Sehat

Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bagaimana puasa hari ini?
Semoga selalu lancar Amiin ya Rabbal Alamiin

Seperti yang kita ketahui, salah satu perintah utama di bulan Ramadhan adalah berpuasa. Ibadah ini menjadi bagian dari rukun Islam yang sebenarnya sejak lama dipraktikkan oleh umat-umat terdahulu, tentu dengan tatacara dan syariatnya berbeda. Dalam bahasa ushul fiqih, syariat seperti ini disebut sebagai syar'u man qablana.

Sebagaimana QS. Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Momentum puasa sebenarnya adalah momentum yang tepat untuk mengatur pola makan. Islam adalah agama yang memiliki panduan sempurna melalui dalil-dalil teks, hingga praktik secara praktis oleh Rasulullah SAW Kaitannya dengan pola makan, puasa mengajarkan agar manusia teratur dan tidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Hal ini sesuai dengan QS. Al-A'raf ayat 31:

"Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf: 31).

Puasa memang melatih kita untuk peka dengan kekebalan tubuh kita. Dalam berbagai penelitian, puasa bisa meningkatkan sistem imun tubuh namun terkadang juga bisa menurunkannya. Artinya terkait kekebalan tubuh ini manusia sangat beragam dampaknya jika berpuasa, sistem imun manusia yang bertugas melawan berbagai penyakit ini harus diperhatikan betul. Maka, penelitian itu menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mampu meningkatkan fungsi sistem imun seperti semangka, bayam, teh hijau, ubi jalar, dan brokoli.

Terakhir, saya berpesan bahwa dalam keadaan berpuasa, kita masih tetap beraktivitas seperti biasa. Tentunya, kita yang mengetahui kondisi tubuh kita sendiri. Siapapun yang sebelumnya punya penyakit, lebih baik dikonsultasikan dengan dokter agar selama puasa aman-aman saja. Begitu pun bagi yang kondisinya sehat, jangan sampai ketika berpuasa malah menjadi orang yang kalap makan apa pun.

Semoga kita mendapatkan keberkahan dari Ramadhan ini,

Amiiin ya rabbal Alamiin.
Akhir kalam, mohon maaf dari segala kekurangan.
Wasalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Teks Ceramah Ramadhan #6: Malam Lailatul Qadar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Di antara malam-malam di bulan Ramadhan, ada satu malam yang sangat istimewa, yaitu Lailatul Qadar. Malam ini disebut dalam Al-Quran:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan" (QS. Al-Qadr: 1-3).

Dari ayat ini, kita mengetahui bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan dan lebih baik daripada seribu bulan. Jika kita beribadah pada malam ini, maka pahala yang kita dapatkan begitu dipenuhi dengan keberkahan.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beribadah di malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni" (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Marilah kita mengisi hari-hari di bulan Ramadhan dengan berbagai amalan baik.

Teks Ceramah Ramadhan #7: Bulan Puasa dan Zakat

Ramadhan merupakan bulan mulia yang di dalamnya banyak ragam ibadah spesial, seperti puasa dan shalat tarawih. Keistimewaan lainnya terdapat pada balasan pahala ibadah yang akan didapat secara berlipat.

Namun demikian, ibadah di bulan Ramadhan dinilai belum sempurna jika tidak melaksanakan zakat, dalam hal ini adalah zakat fitrah. Mengingat hal tersebut, selain disebut sebagai bulan puasa, Ramadhan juga bisa disebut sebagai bulan zakat karena di dalam bulan tersebut ada ibadah khusus, yaitu zakat fitrah.

Berbeda dengan zakat mal yang hanya diwajibkan untuk kalangan tertentu, di bulan Ramadhan ini semua umat Islam wajib melaksanakan zakat fitrah, kecuali dari kalangan tidak mampu yang tidak memiliki harta lebih untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok di hari raya.

Berkaitan dengan kewajiban zakat, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 43:

وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Artinya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku."

Mengenai perintah zakat fitrah, Rasulullah secara rinci lebih menekankan pada zakat fitrah yang harus dilaksanakan paling telat sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Ketentuan ini berdasarkan pada hadits Rasulullah sebagaimana berikut:

فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعاً مِنْ تَمَرٍ، أوْصَاعاً مِنْ شَعِيْرٍ، عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى، وَالصَّغِيْرِ وَالْكَبِيْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأمَرَ بِهَا أنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوْجِ الناَّسِ إلى الصَّلَاةِ

Artinya: "Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sha' kurma atau gandum kepada semua Islam. Baik hamba sahaya maupun orang merdeka, laki-laki maupun wanita, anak-anak maupun dewasa. Beliau kemudian memerintahkan agar membayar zakat fitrah sebelum berangkat shalat (Idul Fitri)," (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, ibadah di bulan Ramadhan terlihat sempurna dengan puasa dan zakat, karena terjalin hubungan vertikal dan horizontal. Puasa menjadi ibadah vertikal yang menjadi urusan seorang hamba dengan Allah. Sementara zakat menjadi ibadah horizontal yang tidak hanya menjadi urusan hamba dengan Allah, tetapi juga terjalin hubungan erat antara sesama manusia. Wallahu a'lam.

(Oleh Muhammad Aiz Luthfi)

Teks Ceramah Ramadhan #8: Kewajiban Berzakat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Di bulan Ramadhan, selain berpuasa, kita juga diwajibkan untuk menunaikan zakat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang bertujuan untuk membersihkan harta dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

Allah SWT berfirman:

"Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. At-Taubah: 103).

Dari ayat ini, kita memahami bahwa zakat bukan hanya membantu orang lain, tetapi juga membersihkan jiwa kita dari sifat kikir dan tamak.

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah berkurang harta seseorang karena bersedekah" (HR. Muslim).

Jadi, jangan takut miskin jika kita berzakat dan bersedekah. Justru, Allah akan menggantinya dengan rezeki yang lebih banyak.

Teks Ceramah Ramadhan #9: Keutamaan Berpuasa di Bulan Ramadhan

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Sebagai salah satu rukun Islam, puasa Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW telah menjelaskan banyak keutamaan puasa di bulan ini dalam berbagai hadis sahih.

Hari ini, kita akan mengingat enam keutamaan utama puasa Ramadhan agar kita semakin bersemangat dalam menyambut dan menjalankan ibadah ini dengan penuh keimanan dan pengharapan.

Pertama, puasa Ramadhan menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang telah lalu.

Keterangan ini berdasarkan hadis Nabi SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري ومسلم)

"Dari Abū Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan (terhadap Allah) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR al-Bukhārī dan Muslim).

Hadis ini diperkuat dengan hadis yang lain, sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih Muslim:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيٌّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَعَرَفَ حُدَودَهُ وَتَحَفَّظَ مِمَّا كَانَ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَتَحَفَّظَ فِيهِ كَفَرَ مَا قَبْلَهُ
( رواه أحمد وابن حبان والبيهقي، وحسنه الأرنؤوط)

"Dari Abū Sa'id al-Khudrī (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengetahui batasnya- batasnya serta memelihara diri dari apa yang seharusnya dia memelihara diri dan menjauhi dosa-dosa besar, niscaya Allah menghapus dosa-dosanya yang terdahulu." (HR Muslim).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Keistimewaan lainnya ialah orang yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan: kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat bertemu dengan Allah.

Hal tersebut berdasarkan hadis Nabi SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ إِفْطَارِهِ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
(رواه أحمد)

"Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW (bahwa) beliau bersabda: Orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan: kegembiraan saat berbuka puasa dan kegembiraan ketika menghadap Tuhannya Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung." (HR Ahmad).

Keistimewaan terakhir dari puasa di bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتَّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
(رواه البخاري)

"Ketika datang bulan Ramadhan, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Al-Bukhari)

Marilah kita menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kebahagiaan dan kesiapan. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan besar ini. Jadikan puasa sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas iman serta amal ibadah kita. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang mendapatkan keberkahan dan keutamaan Ramadhan. Amin.

Teks Ceramah Ramadhan #10: Keutamaan Membaca Al-Quran di Bulan Ramadhan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah membaca Al-Quran. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran" (QS. Al-Baqarah: 185).

Membaca Al-Quran bukan hanya mendapatkan pahala, tetapi juga menenangkan hati dan menambah keimanan. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh" (HR. Tirmidzi).

Di bulan yang penuh berkah ini, mari kita perbanyak membaca Al-Quran. Jika belum bisa membaca dengan lancar, kita bisa belajar sedikit demi sedikit. Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang berusaha memahami firman-Nya.

Teks Ceramah Ramadhan #11: Hindari Perbuatan Ini, Supaya Puasa Tidak Batal

Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang Muslim adalah puasa. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2]:183-184:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ. أَيَّامًا مَّعۡدُودَاتٍۚ فَمَن ْكَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِينٍۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٌ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ.

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Penting bagi kita untuk menjaga ibadah puasa di bulan Ramadhan agar tetap sah dan tidak batal. Apabila puasa batal atau tidak sah sebagaimana ketentuan fiqih, maka puasa tersebut akan dihitung sebagai utang yang harus di-qadha' (diganti) pada hari lain di luar bulan Ramadhan.

Menurut Imam ar-Razi dalam tafsir Mafatihul Ghaib juz 5 halaman 248, Surat Al-Baqarah ayat 183 menegaskan kewajiban puasa Ramadhan pada hari-hari yang telah ditentukan, yaitu selama bulan Ramadhan.

Ayat ini diikuti oleh ayat 184, yang menjelaskan kondisi-kondisi yang dianggap sebagai uzur, sehingga seseorang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, termasuk mereka yang tidak mampu berpuasa sama sekali dan mereka yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan puasa. Namun, puasa yang ditinggalkan tersebut harus diganti pada hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.

Hal ini menunjukkan kewajiban puasa Ramadhan yang tidak boleh ditinggalkan. Meskipun ada beberapa kondisi yang memperbolehkan tidak berpuasa, akan tetapi puasa yang ditinggalkan tersebut tetap wajib untuk di-qadha'.

Selain sengaja meninggalkan puasa, terdapat kondisi atau perbuatan lain yang dapat menyebabkan puasa kita menjadi tidak sah atau batal, sehingga mengharuskan kita untuk meng-qadhanya. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Abu Syuja' dalam Matan Taqrib halaman 19:

وَالَّذِيْ يُفْطِرُ بِهِ الصَّائِمُ عَشْرَةُ أَشْيَاءَ: مَا وَصَلَ عَمْدًا إِلَى الْجَوْفِ أَوِ الرَّأْسِ وَاْلحُقْنَةُ فِيْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ وَالْقَيْءُ عَمْدًا وَالْوَطْءُ عَمْدًا فِيْ الْفَرْجِ وَالْإِنْزَالُ عَنْ مُبَاشَرَةٍ وَالْحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَالْجُنُوْنُ وَالْإِغْمَاءُ كُلَّ الْيَوْمِ وَالرِّدَّةُ

Artinya, "Perkara yang membatalkan puasa ada 10 yaitu, sesuatu yang sampai ke lambung atau kepala dengan sengaja, suntik di qubul atau dubur, muntah dengan sengaja, bersenggama di farji dengan sengaja, inzal secara langsung, haid, nifas, gila dan pingsan sepanjang hari, dan murtad."

Oleh karena itu, ketika berpuasa, kita harus menghindari 10 hal ini agar puasa kita tidak batal. Namun, perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa perbuatan yang sekilas tidak membatalkan puasa, namun hakikatnya dapat menghilangkan pahala puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Oleh karena itu, ketika berpuasa, kita harus menghindari 10 hal ini agar puasa kita tidak batal. Namun, perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa perbuatan yang sekilas tidak membatalkan puasa, namun hakikatnya dapat menghilangkan pahala puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

خمَسٌ يُفْطِرنَ الصَّائِمُ: الْغِيْبَةُ، واَلنَّمِيْمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظَرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ

Artinya, "Terdapat 5 hal yang bisa membatalkan (pahala) puasa. Yaitu ghibah, adu domba, berbohong, melihat dengan syahwat dan sumpah palsu." (HR. Ad-Dailami)

Demikianlah beberapa kondisi dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa dan membatalkan pahala puasa. Semoga pada Ramadhan kali ini, kita bisa menjalani ibadah puasa dengan sempurna dengan terhindar dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa kita ataupun membatalkan pahala puasa kita.

(Oleh Siti Amiratul Adibah)

Teks Ceramah Ramadhan #12: Menjaga Akhlak Selama Berpuasa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Berpuasa tidak hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga akhlak kita. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa itu perisai, maka janganlah berkata kotor dan janganlah bertindak bodoh. Jika seseorang mencacinya, maka katakanlah, 'Aku sedang berpuasa'," (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis ini, kita diajarkan bahwa puasa yang sempurna adalah puasa yang disertai dengan akhlak yang baik. Jangan sampai kita berpuasa, tetapi masih berkata kasar, marah-marah, atau berbuat buruk kepada orang lain.

Allah SWT berfirman:

"(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, 'Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat, dan tunaikanlah zakat.' Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang," (QS. Al-Baqarah: 83).

Maka, mari kita manfaatkan bulan Ramadhan untuk melatih diri agar lebih sabar, lembut, dan sopan dalam bertutur kata. Dengan menjaga akhlak, puasa kita akan menjadi lebih bernilai di sisi Allah. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadhan ini.

Teks Ceramah Ramadhan #13: Puasa dan Media Sosial

Ramadhan, bulan suci yang penuh berkah, merupakan waktu yang tepat untuk diisi dengan ibadah, introspeksi, dan refleksi. Namun, seiring perkembangan teknologi modern saat ini, kemudahan akses internet dan media sosial membawa tantangan baru bagi kita untuk tetap mempertahankan kualitas puasa.

Meskipun teknologi memberikan manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam memperluas pengetahuan dan komunikasi, namun penggunaan yang tidak bijaksana dapat membawa dampak negatif yang serius terhadap kualitas puasa Ramadhan.

Kita harus mengingat hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Al-Muwatha':

الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا: فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَجْهَلْ، فَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ، أَوْ شَاتَمَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ

Artinya: "Puasa itu adalah perisai, jika salah satu dari kalian sedang berpuasa, maka jangan sampai berkata kotor dan jangan pula bertingkah laku jahil (sombong, suka mengejek, atau bertengkar). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan: aku sedang puasa, aku sedang puasa," (HR. Imam Malik).

Salah satu dampak negatif dari kemudahan teknologi di internet dan media sosial adalah meningkatnya paparan terhadap konten-konten negatif dan kemaksiatan. Di dunia maya, akses tak terbatas ke berbagai jenis konten membuat orang rentan terhadap godaan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, termasuk selama bulan suci Ramadhan.

Misalnya, mudahnya akses ke situs-situs web yang berisi konten pornografi atau kekerasan yang dapat menggoda seseorang untuk melanggar aturan-aturan puasa dengan melakukan hal-hal terlarang tersebut.

Selain itu, media sosial juga menjadi platform yang memudahkan penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Konten-konten negatif seperti fitnah, gosip, dan pemikiran yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam dapat dengan mudah tersebar luas. Hal ini tentu bisa mempengaruhi pikiran dan perilaku kita, terutama selama bulan Ramadhan ketika spiritualitas diri sedang ditingkatkan.

Dalam dunia media sosial yang luas, peluang untuk adu argumen yang mengarah kepada saling menyerang dan mengeluarkan ungkapan-ungkapan yang tidak patut juga semakin tinggi. Orang dengan mudahnya mengumpat, menulis kata-kata kotor tanpa etika kepada siapapun termasuk kepada orang-orang yang lebih tua yang seharusnya kia hormati. Dalam Al-Quran surat Qaf ayat 28:

قَالَ لَا تَخْتَصِمُوْا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ اِلَيْكُمْ بِالْوَعِيْدِ

Artinya: "(Allah) berfirman, 'Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, dan sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu'."

Selain kemaksiatan, kemudahan teknologi juga dapat menyebabkan perilaku bermalas-malasan dan pemborosan waktu yang merugikan dalam menjalankan ibadah selama Ramadhan. Akses yang mudah ke berbagai aplikasi dan platform media sosial dapat menghabiskan waktu yang berharga yang seharusnya dialokasikan untuk ibadah dan introspeksi diri.

Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai waktu untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta menghindari godaan yang dapat menghalangi kita dari mencapai tujuan tersebut. Mari raih 'obral' pahala di bulan Ramadhan dan hindari dosa besar akibat kelalaian kita.

مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ

Artinya: "Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)" (QS. Al-An'am: 160)

Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menjalani ibadah dengan penuh keikhlasan dan keteguhan hati selama bulan yang suci ini. Aamiin.

(Oleh Muhammad Faizin)

Teks Ceramah Ramadhan #14: Keutamaan Sahur dan Berbuka Puasa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sahur dan berbuka puasa adalah dua momen penting dalam menjalankan ibadah puasa. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk makan sahur karena terdapat keberkahan di dalamnya.

Beliau bersabda:

"Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan," (HR. Bukhari dan Muslim).

Makan sahur bukan hanya memberikan kekuatan untuk berpuasa, tetapi juga mengandung pahala karena mengikuti sunnah Nabi. Selain itu, sahur juga membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang-orang terdahulu.

Di sisi lain, saat berbuka puasa, kita juga dianjurkan untuk menyegerakannya. Rasulullah SAW bersabda:

"Manusia akan selalu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka," (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka, ketika azan Maghrib berkumandang, segeralah berbuka dengan makanan yang sederhana seperti kurma atau air, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Teks Ceramah Ramadhan #15: Praktik I'tikaf Rasulullah di 10 Malam Terakhir Ramadhan

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dalam beribadah. Rasulullah tak pernah melewatkan kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan, terlebih di bulan suci Ramadhan. Salah satu amalan rutin yang dijalankan adalah i'tikaf.

I'tikaf secara bahasa berarti berdiam diri. Dalam konteks ibadah, i'tikaf diartikan sebagai berdiam diri di masjid dalam rangka fokus beribadah kepada Allah swt. Tujuan utama dari i'tikaf adalah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan memfokuskan diri di masjid dan mengurangi urusan duniawi, diharapkan para mu'takif (orang yang melaksanakan i'tikaf) bisa memperbanyak ibadah seperti shalat, membaca Al-Quran, berdzikir, dan berdoa.

Terlebih, pada 10 malam terakhir Ramadhan, Nabi Muhammad SAW semakin giat dalam beribadah dan beliau selalu melaksanakan i'tikaf. Hal ini menunjukkan keistimewaan 10 hari terakhir Ramadhan dan peluang besar untuk mendapatkan malam lailatul qadar.

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari, pada Bab Al-'Amal fil Asyril Awakhiri min Ramadhan, menjelaskan bahwa Nabi saw senantiasa membangunkan keluarganya untuk mempersiapkan keperluan i'tikaf dan mengencangkan ikat pinggangnya sebagai tanda kesungguhan dalam beribadah.

لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم إذا بقي من رمضان عشرة أيام يدع أحدا من أهله يطيق القيام إلا أقامه

Artinya, "Nabi Muhammad SAW, ketika 10 hari terakhir bulan Ramadhan tiba, beliau tidak pernah membiarkan anggota keluarganya yang mampu untuk melakukan salat malam (qiyamul lail) untuk meninggalkannya. Beliau selalu mengajak mereka untuk bangun dan sholat," (HR At-Tirmdizi).

Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menjadikan 10 hari terakhir Ramadhan sebagai waktu yang istimewa untuk meningkatkan kualitas ibadahnya. Nabi tidak hanya beribadah sendiri, tetapi juga mengajak keluarganya untuk ikut serta.

(Ustadz Zainuddin Lubis)

Teks Ceramah Ramadhan #16: Pentingnya Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salah satu tantangan terbesar dalam berpuasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan dari perkataan yang buruk. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya" (HR. Bukhari).

Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa puasa yang sempurna adalah puasa yang disertai dengan akhlak yang baik. Jika seseorang masih suka berkata kasar, berbohong, atau menyakiti hati orang lain, maka puasanya bisa kehilangan nilainya di sisi Allah.

Allah SWT juga berfirman:

"Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia," (QS. Al-Isra: 53).

Maka, selama Ramadhan, mari kita berusaha untuk berkata yang baik, menjauhi ghibah (menggunjing), dan memperbanyak dzikir agar lisan kita selalu terjaga.

Teks Ceramah Ramadhan #17: Menggapai Lailatul Qadar ala Rasulullah

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah, terdapat malam yang luar biasa istimewa, yaitu lailatul qadar. Malam ini dijelaskan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih mulia daripada 1000 bulan. Keistimewaan ini menunjukkan betapa bernilainya lailatul qadar bagi umat Islam.

Malam lailatul qadar merupakan malam yang penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah. Pada malam ini, Allah menurunkan para malaikat ke bumi untuk menyebarkan rahmat dan kedamaian. Umat Islam yang beribadah pada malam ini akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam lailatul qadar. Berbagai amalan yang dapat dilakukan seperti membaca Al-Quran, shalat malam, dan berdoa. Umat Islam juga dapat melakukan amalan lainnya, seperti zakat dan sedekah.
Lantas kapan datangnya lailatul qadar? Tak ada yang tahu pasti. Hadis yang berasal dari riwayat Aisyah, Nabi SAW bersabda, malam Lailatul Qadar berada di malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya, "Carilah Lailatul Qadar pada tanggal gasal dari 10 terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari).

Meski tanggal pasti lailatul qadar tidak dijelaskan secara spesifik, umat Islam dianjurkan untuk bersungguh-sungguh mencarinya di bulan Ramadan, terutama pada 10 malam terakhir. Rasulullah saw sendiri memperbanyak ibadah pada saat itu. Beliau lebih fokus beribadah, memperbanyak shalat malam, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah bersamanya. Hal ini diriwayatkan dalam hadits riwayat Al-Bukhari:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي يَعْفُورٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya, "Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Said ats-Tsauri, dari Abu Ya'fur, dari Abu adh-Dhuha, dari Masruq, dari Aisyah ra, ia berkata, 'Ketika Nabi saw memasuki 10 hari terakhir (Ramadhan), beliau mengencangkan ikat pinggangnya (untuk lebih giat beribadah), menghidupkan malamnya (dengan ibadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah)'," (HR Al-Bukhari).

(Ustadz Zainuddin Lubis)

Teks Ceramah Ramadhan #18: Belajar Makna Syukur

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puasa adalah ibadah yang mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Saat kita lapar dan haus, kita bisa merasakan bagaimana saudara-saudara kita yang kurang mampu hidup dalam kekurangan setiap hari.

Allah SWT berfirman:

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras'," (QS. Ibrahim: 7).

Dengan berpuasa, kita lebih menghargai makanan dan minuman yang sering kita anggap biasa. Kita juga menjadi lebih peka terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan, sehingga kita terdorong untuk berbagi dengan mereka.

Rasulullah SAW bersabda:

"Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, jangan melihat orang yang di atas kalian, karena itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah" (HR. Muslim).

Maka, mari kita jadikan Ramadhan sebagai momen untuk meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah. Dengan bersyukur, hati kita akan menjadi lebih tenang dan bahagia.

Teks Ceramah Ramadhan #19: Ikhlas Jadi Kunci Kesempurnaan Puasa

Puasa Ramadhan diwajibkan saat nabi Muhammad SAW telah hijrah ke Madinah, tepatnya di tahun kedua Hijriyah. Ibadah puasa diwajibkan bagi kaum muslimin yang telah baligh, berakal, mampu dan suci dari haid maupun nifas. Jadi, mereka yang tidak memenuhi kriteria syarat tersebut tidak wajib menunaikan puasa.

Puasa adalah ibadah yang agung dan menjadi salah satu rukun Islam. Keagungan puasa merupakan sesuatu yang masyhur sebab puasa diklaim oleh Allah ta'ala sebagai ibadah milik-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam Hadits Qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّمَا يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِي

Artinya, "Semua amal ibadah manusia adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa hanya untuk-Ku (Allah), dan Aku-lah yang akan langsung membalasnya. Ia meninggalkan makan dan minumnya semata untuk-Ku," (HR Al-Bukhari dan Ahmad).

Hadist tersebut tidak hanya menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah agung yang bisa diterima begitu saja, dalam penggalan kata terakhir dari hadist tersebut menunjukkan bahwa Allah hanya akan menerima puasa dari orang yang menahan makan dan minum karena tulus ikhlas mengikuti perintah-Nya. Puasa bukan sekadar mengikuti tradisi atau mencari pujian dari orang lain agar dianggap sebagai orang saleh yang berpuasa selama satu bulan penuh.

Oleh karenanya keikhlasan adalah kunci puasa seorang hamba diterima oleh Allah ta'ala. Ikhlas sendiri merupakan "ruh" dari semua ibadah, termasuk puasa. Maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim betul-betul memperhatikan keikhlasannya dalam beribadah khususnya dalam berpuasa. Sebagaimana Baginda nabi Muhammad SAW bersabda:

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» متفقٌ عَلَيْهِ

Artinya: "Barangsiapa puasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan penuh ketulusan karena mencari ridho Allah maka akan diampuni segala dosanya yang telah lalu," (HR Bukhari Muslim)

(Oleh Abdul Karim Malik)

Teks Ceramah Ramadhan #20: Puasa Benteng Perbuatan Dosa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi benteng dari segala perbuatan dosa. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa adalah perisai, maka janganlah berkata kotor dan janganlah bertindak bodoh" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan berpuasa, kita belajar untuk mengendalikan diri. Kita berusaha menghindari marah, menahan amarah, dan tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang buruk.

Allah SWT berfirman:

"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya," (QS. Asy-Syams: 9-10).

Maka, di bulan yang penuh berkah ini, kita harus berusaha membersihkan hati dan menjauhi perbuatan yang tidak disukai Allah. Jika kita terbiasa menjaga diri di bulan Ramadhan, insyaAllah kebiasaan baik ini bisa terus kita lakukan setelah bulan Ramadhan berakhir.

Semoga Ramadhan ini menjadi momen yang membawa perubahan baik dalam hidup kita. Aamiin.

Itulah tadi rangkuman teks ceramah Ramadhan yang singkat dengan berbagai tema untuk dijadikan sebagai referensi penyampaian ceramah atau kultum, termasuk lomba kultum anak sekolah. Semoga membantu.




(sto/apl)

Hide Ads