5 Teks Ceramah Singkat Ramadhan Berbagai Tema Inspiratif dan Terbaru

5 Teks Ceramah Singkat Ramadhan Berbagai Tema Inspiratif dan Terbaru

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Jumat, 07 Mar 2025 23:00 WIB
Ilustrasi Ceramah Agama.
Ilustrasi ceramah (Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash)
Palembang -

Bulan Ramadhan tidak terlepas dari hadirnya kajian ceramah. Biasanya setiap selesai Tarawih atau salat Subuh disempatkan untuk mendengarkan ceramah singkat tentang Ramadhan.

Ceramah menjadi sarana untuk memperkenalkan syariah Islam kepada umat muslim. Rasulullah SAW sering memberikan ceramah tentang hukum zakat, puasa, dan salat. Adanya ceramah ini membantu umat Islam memahami kewajiban dan panduan melaksanakan ajaran Islam dengan benar.

Metode ceramah yang digunakan Rasulullah SAW terus dilestarikan hingga hari ini, baik dalam bentuk khutbah Jumat, pengajian, ceramah umum, maupun kajian keagamaan. Banyak dari ulama dan pendakwah di seluruh dunia menggunakan metode ini untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kumpulan Ceramah Singkat Ramadhan Tema Inspiratif

Inilah contoh teks ceramah tentang bulan Ramadhan yang disadur dari buku Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun Jilid 2 karya Hasan El-Qudsy.

Contoh Ceramah 1: Ramadhan dan Pintu-pintu Ampunan

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْأَنْبِيَاءِ وَ إِمَامِ الْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَمَنْ تَبِعَهُم بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ ، أَمَّا بَعْدُ

ADVERTISEMENT

Muslimin yang berbahagia,

Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan dan ampunan. Di dalamnya Allah membukakan berbagai pintu rahmat dan magfirah bagi hamba-Nya yang berpuasa. Karena itu sungguh merugi bagi mereka yang bertemu dengan Ramadhan, namun ia tidak mau mengetuk pintu-pintu ampunan-Nya.

Kapan lagi ia akan menemukan berbagai kemudahan fasilitas ampunan? Apakah ada jaminan baginya untuk bertemu kembali dengan. Ramadhan? Sungguh, tidak ada yang merugi kecuali mereka yang tidak tahu kemuliaan dan keagungan bulan Ramadhan.

Hadirin yang berbahagia,

Berikut ini beberapa riwayat yang menerangkan dibukanya berbagai pintu ampunan di bulan Ramadhan:

1. Berpuasa dengan penuh keikhlasan
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari Muslim).

2. Mendirikan shalat Malam (Tarawih dan Tahajud).

"Barung siapa yang melakukan shalat Malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari Muslim).

3. Menghidupkan malam Lailatul Qadar.

"Barangsiapa mela kukan shalat di malam Lailatul Qadar karena iman dan meng harap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lolu." (HR. Bukhari Muslim).

4. Memberi iftar (makanan untuk berbuka) kepada orang yang berpuasa.

"Barangsiapa yang di dalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi sebab ampunan dari dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari api neraka." (HR. Ibnu Khuzaimah dan al-Baihaqi).

5. Beristighfar

"Ketika dalam keadaan puasa, berbuka, dan ketika makan sahur. Karena doa-doa pada saat itu akan terkabulkan," (HR. Ahmad). Dalam riwayat lain dijelaskan:

"Tuhan kami yang Mahasuci dan Mahatinggi turun pada setiap malam ke langit dunia, (yaitu) ketika masih berlangsung sepertiga malam yang akhir seraya berkalam, "Barangsiapa berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuknya Barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku memberinya dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya." (HR. Muslim).

6. Doa

"Para malaikat untuk orang-orang berpuasa, sampai mereka berbuka. (HR. Ahmad).

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah beberapa riwayat yang menjelaskan tentang luasnya rahmat Allah dengan membukakan begitu banyaknya pintu-pintu ampunan pada bulan Ramadhan. Maka tidak ada alasan bagi kita, kecuali memaksimalkan kesempatan bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak amalan ibadah yang dapat mendatangkan ampunan Allah Sebagai manusia, kita harus menyadari bahwa kita ini banyak dosa.

Tidak ada seorang pun dari kita yang terbebas dari dosa. Karena itu, ampunan Allah sangat kita butuhkan. Pada saat Ramadhan seperti inilah kita harus memaksimalkan kesempatan yang ada.
Karena itu, di antara doa para salafus shalih ketika datang bulan Ramadhan:

"Ya Allah, bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir, maka serahkanlah ia kepada kami dan serahkanlah lami kepadanya. Karuniailah kami kemampuan untuk berpuasa dan shalat di dalamnya. Karuniailah kami di dalamnya kesungguhan, semangat, kekuatan, dan sikap rajin. Dan lindungilah kami di dalamnya dari berbagai fitnah."

Mereka berdoa selama enam bulan agar bisa mendapatkan Ramadhan dan selama enam bulan (berikutnya) mereka berdoa agar puasanya diterima. Di antara, doa mereka itu adalah:

"Ya Allah, serahkanlah aku kepada Ramadhan dan serahkan Ramadhan kepadaku, dan Engkau menerimanya dariku dengan rela."

Semoga kita termasuk dalam doa-doa mereka. Sehingga kita diberikan oleh Allah kesempatan untuk men dapatkan berbagai kemuliaan dan keberkahan di bulan Ramadhan. Amin.

Contoh Ceramah 2: Ramadhan Bulan Kemenangan

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَعَدَ الْمُتَّقِينَ بِجَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ، وَتَوَعَدَ الظَّالِمِينَ بِجَهَنَّمَ وَ عَذَابٍ أَلِيمٍ، فَمَا لَهُمْ مِنْ شَافِعِينَ وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمٍ عَظِيمٍ أَمَّا بَعْدُ:

Muslimin yang berbahagia,

Banyak orang menilai bahwa ibadah puasa identik dengan kemalasan dan tidak produktif. Hal ini bisa jadi benar, ketika melihat realitas umat yang sedang sakit seperti saat ini. Kebanyakan umat Islam ketika menjalankan ajaran Islam hanya sebatas ibadah ritual dan tidak memperhatikan esensi atau makna yang terkandung di dalamnya.

Akibatnya, ketika mereka menjalankan ibadah puasa hanya sekadar menahan lapar dan dahaga. Mereka belum mampu menjadikan puasa sebagai sumber kekuatan dan inspirasi untuk mencapai kemenangan umat. Sebagaimana sejarah Islam telah membuktikan hal tersebut, lewat para pejuang dan peletak peradaban Islam.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Sekadar untuk mengingatkan kita, berikut ini catatan sejarah panjang umat Islam, yang telah mampu membuktikan bahwa Ramadhan adalah bulan kemenangan, bukan bukan untuk bermalas-malasan. Di antaranya:

Pertama, peristiwa Perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah. Perang Badar ini disebut sebagai "Yaumul Fungân" (hari pemisah antara yang hak dan batil).

Kedua, peristiwa Fathu Makkah atau pembebasan kota. Makkah. Kejadian ini berlangsung persis di bulan Ramadhan tanggal 10 tahun 8 Hijriah. Sejarah pembebasan kota Makkah menjadi tonggak kemenangan gemilang umat Islam, khususnya bagi kaum Muhajirin yang terusir oleh kaum kafir Quraisy dari tanah air mereka sendiri. Di bulan yang sama pula, Khalid bin Walid menghancurkan patung al Uzza

Ketiga, kaum Tsaqif menyatakan keislamannya di hadapan Rasululah Setelah mengumumkan keislamannya, mereka menghancurkan patung yang dulu mereka sembah yang bernama al-Lita. Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9 Hijriah.

Keempat, kemenangan umat Islam dalam Perang Tabuk. Perang ini menjadi perang terakhir yang diikuti langsung oleh Nabi Muhammad Perang ini berkecamuk dan berakhir dengan kemenangan umat Islam pada tanggal & Ramadhan tahun 9 Hijriah

Kelima, tentara Islam di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad berhasil menyeberangi selat Gibraltar atau Jabal Thariq untuk masuk ke Andalusia (Spanyol) kemudian berhasil menguasainya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Ramadhan tahun Hijriah.

Keenam, pada tanggal 15 Ramadhan tahun 658 Hijriah, umat islam berhasil mengalahkan tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan. Perang ini terjadi di Ain Jalut, Palestina Utara.

Ketujuh, kemenangan umat Islam di Mesir melawan tentara Israel. Saat itu, tentara Mesir berhasil merebut benteng Israel, Barlev, yang diklaim tidak akan mungkin terbobol selamanya. Namun tepat pada tanggal 10 Ramadhan 1393 Hijriah atau 6 Oktober 1973 Masehi, benteng Barlev dapat dihancurkan.

Jamaah yang berbahagia,

Dengan demikian, bulan Ramadhan bukanlah sekadar bulan peningkatan kesalehan spiritual semata. Namun Ramadhan dalam sejarahnya, telah mampu memberikan spirit untuk tegaknya peradaban Islam di muka bumi ini. Oleh karena itu, sebagai seorang mukmin sejati harus mampu memaksimalkan waktunya untuk melakukan berbagai kebaikan.

Apalagi keberkahan bulan Ramadhan terbatas hanya satu bulan, Jangan sampai bulan yang penuh berkah ini terlewat, tanpa ada goresan kemenangan sedikitpun bagi kita. Pesan Umar dalam hal ini sangat tepat, ketika beliau memerintahkan kepada pegawainya dan mengatakan dalam sebuah surat.

"Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu terletak pada prestasi kerja. Oleh karena itu, janganlah engkau tangguhkan pekerjaan hari ini hingga esok, karena pekerjaanmu akan menumpuk, sehingga kamu tidak tahu lagi mana yang harus dikerjakan, dan akhirnya semua terbengkalai."

Contoh Ceramah 3: Ramadhan dan Semangat Dakwah

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَ إِمَامٍ الْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَمَّا بَعْدُ

Muslimin yang berbahagia,

Tidak dapat dipungkiri bahwa, aktivitas dakwah merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim. Siapa pun dia, apa pun profesinya, dakwah harus dilakukan setiap muslim. Dakwah tidak cukup hanya menjadi tugas para kyai atau ustadz.

Konsep "ballighű anni walau ayah": "Sampaikanlah dariku walau satu ayat" menjadi alasan utama kewajiban berdakwah.
Dalam bulan Ramadhan seperti ini banyak sarana yang bisa digunakan untuk menyiarkan dakwah Islam, Lewat berbagai media seperti: TV, Internet, dan berbagai media dakwah lainnya.

Berdakwah dengan segala bentuk dan cara termasuk salah satu aktivitas ibadah yang sangat mulia, la merupakan profesi warisan para nabi utusan Allah. Hal ini secara tegas dipaparkan dalam Al-Quran:

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang orang yang menyerah diri?" (Fushshilat: 33).
Dengan berdakwah, orang yang tidak mengerti bisa tahu, orang yang lupa menjadi teringatkan, orang yang bertanya-tanya dapat memperoleh jawaban. Dalam berdakwah, seorang dai mengulas berbagai macam masalah umat, memberikan penjelasan tentang masalah yang sedang terjadi, mengajak pada kebaikan, serta mengingatkan agar tidak terjebak dalam keburukan, memaparkan kisah penuh hikmah, atau fenomena faktual kehidupan, serta mengajak orang untuk senantiasa berpikir dan berpandangan positif,

Jamaah yang berbahagia,

Berdakwah tidak lain adalah usaha untuk mengubah kondisi yang buruk menjadi baik dan meningkatkan yang baik menjadi lebih baik. Usaha semacam itu tentunya tidak hanya cukup hanya bermodal kecakapan berbicara, namun yang sangat dibutuhkan adalah kejernihan hati dan keikhlasan niat. Dengan keikhlasan, diharapkan apa yang diucapkan seorang dai itu betul-betul muncul dari hati.

Karena sebagaimana dikatakan oleh ulama, bahwa yang datang dari hati akan masuk ke hati. Artinya, apabila yang disampaikan seorang dai itu benar-benar tulus dari hati yang jernih dan ikhlas, maka dengan izin Allah apa yang disampaikan tersebut juga akan diterima dengan mudah dan terpatri dalam hati para madu (audiensi).
Dengan demikian, diharapkan akan terjadi perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, seorang dai harus mampu menjadi contoh dan teladan yang baik bagi orang lain. Karena seorang dai merupakan contoh nyata dalam seluruh aktivitas kehidupannya. Seluruh perbuatannya harus sesuai dengan apa yang telah disampaikan kepada para madu. Jika tidak, maka usahanya untuk menjadi agen perubahan akan gagal.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Agar kebenaran dan cahaya Islam bisa diterima dengan baik, selain yang telah disebutkan tadi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:

1. Menjaga penampilan yang baik dan mempersiapkan materi yang cocok untuk modusnya (audiensi).

2. Penuh rasa sayang kepada audiensnya, sehingga dalam penyampaian tausiyah tidak ada yang merasa digurui atau menggurui.

3. Harus jujur, sabar, dan terbuka dalam berdialog. Kalau ada masalah yang belum dikuasai, seorang dai harus jujur untuk mengatakan bahwa ia belum tahu jawabannya.

4. Bijak dan tidak ta'ashub (fanatik) terhadap kabilah, kelompok, atau mazhab tertentu. Dia hanya menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunah sebagai pegangan dalam beragama.

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai," (Ali Imran: 103).

5. Fokus dan tidak bertele-tele, dan menyelaraskan antara gerakan tubuh. Memperkuat pernyataan dengan dalil Al-Qur'an dan Hadis, serta ilmu modern.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi seorang yang mendakwahkan Islam, sehingga kesernarakan dakwah saat bulan Ramadhan ini tidak sekadar memenuhi. kepuasan tayang siar, tetapi dakwah yang mampu membawa perubahan.

Contoh Ceramah 4: Ramadhan dan Perubahan Hidup

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ الْعَزِيزِ الغَفَّارِ، وَمُكَوِّرَ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ ، تَبْصِرَةً لِأُولِي الْقُلُوبِ وَالْأَبْصَارِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ المُصْطَفَى المُخْتَارِ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْأَخْيَارِ وَأَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ الْأَطْهَارِ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مِنَ الْأَبْرَارِ، إِلَى يَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ القُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ أَمَّا بَعْدُ

Muslimin yang berbahagia,

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Di antara keberkahannya adalah mengajak umat Islam untuk melakukan perubahan dalam hidupnya. Perubahan untuk menjadi yang lebih baik. Karena itu, Allah memberikan berbagai kemuliaan di bulan Ramadhan agar manusia menyadari keluasan rahmat Allah.

Bagi mereka yang merasa bersalah dan berdosa, Allah membukakan pintu tobat-Nya. Bagi mereka yang selama ini telah berbuat kebaikan dan termasuk orang saleh, Allah akan mengangkat derajatnya. Semua itu Allah curahkan di bulan Ramadhan, agar umat selalu menyadari pentingnya melakukan perubahan dari satu kondisi menuju kondisi yang lebih baik.

Karena itu, Allah berikan momen itu sekali dalam setahun. sebagai bahan refleksi selama satu tahun. Karena perubahan, mutlak diperlukan oleh siapa pun. Jamaah yang dimuliakan Allah
Apabila seseorang benar-benar ingin melakukan sebuah perubahanı, maka agar perubahan itu sukses, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Membenahi motivasi Motivasi dan keinginan kita adalah penentu dalam sebuah amalan apa pun. Motivasi ini dalam istilah agama lebih dikenal dengan niat. Niat melakukan sebuah perubahan hanya karena Allah. Dengan niat inilah semua amalan akan bernilai atau tidak bernilai di sisi Allah.

2. Kesadaran perubahan muncul dari diri sendiri. Karena apabila sebuah perubahan itu muncul bukan dari diri sendiri, maka akan sulit mengistiqomahkan perubahan tersebut. Karena itu Allah menegaskan dalam kalam-Nya:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah sebuah kaum kecuali mereka mengubah (mulai) dari diri mereka sendiri (ar-Ra'd: 11).

3. Sadar atas sebab dan akibat. Ketika seseorang melakukan sebuah perubahan, ia harus sadar dengan berbagai risiko yang akan dihadapi. Misalkan, ia akan mendapatkan cemoohan teman, karena menjadi seorang muslimah yang sempurna atau bahkan dipecat dari pekerjaannya. Dengan menyadari sebab akibat ini, seseorang akan lebih siap menghadapi berbagai ujian. Dan kelak di akhirat, sebuah perubahan tentu akan membawa konsekuensinya. (an-Najm: 39-41).

4. Selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Sebuah perubahan akan membawa efek yang signifikan. Apabila bisa diikuti untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik. Karena itulah, Al-Qur'an selalu memotivasi umatnya untuk selalu berlomba dalam kebaikan. (Al-Baqarah: 148 dan al-Ma'idah: 48). Dan ingatlah, bahwa Allah akan mengangkat derajat seseorang sesuai dengan amal perbuatannya. (al-An'am: 132).

5. Kenali potensi diri dan jangan lemah. Sebuah perubahan bisa gagal karena tidak memahami dengan benar potensi yang dimilikinya. Perlu diketahui bahwa setiap manusia. memiliki sisi kelebihan dan kekurangan. Oleh karenanya, kelebihan harus dipacu dan kekurangan harus dikurangi, atau bahkan dihilangkan. Dalam proses ini jangan sampai kita merasa lemah. Di sisi lain, juga diperlukan untuk memohon dan berdoa kepada Allah.

6. Mobilisasi dan keseriusan. Artinya, sebuah perubahan membutuhkan gerak yang terus-menerus dan serius. Tanpa gerak yang serius, sebuah perubahan akan gagal dilakukan. Dalam pepatah Arab dikatakan bahwa "Setiap gerak (mobilisasi) itu akan membawa keberkahan"

7. Bekerja sama dalam sebuah komitmen. Dengan kerja sama yang solid dan tulus, sebuah perubahan akan melahirkan hasil yang maksimal.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikianlah, beberapa hal yang bisa membantu agar perubahan yang dilakukan seseorang bisa sukses. Dan Ramadhan dengan suasana spiritual yang begitu kental, akan memberikan kekuatan positif terhadap perubahan yang kita inginkan. Semoga Allah selalu memberikan pertolongan kepada kita untuk selalu melakukan perubahan dari yang baik menuju yang lebih baik. Amin.

Contoh Ceramah 5: Ramadhan dan Solidaritas Umat

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالذِّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَإِخْوَانِهِ أَمَّا بَعْدُ

Muslimin yang berbahagia,

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada kita. Namun kebanyakan dari kita tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu, tidak terasa nikmat karena menginginkan dua. Dapat dua, tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga, dan begitulah seterusnya.

Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungkan apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan, karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.

Dengan puasa di bulan Ramadhan, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungkan kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan secara langsung betapa besar nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum, kita sudah merasa menderita dan pada saat kita berbuka puasa, sangat terasa besarnya nikmat dari Allah, meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

Di sinilah letak pentingnya ibadah puasa, guna mendidik kita menyadari tingginya nilai kenikmatan yang Allah berikan, agar selanjutnya kita menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah, meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil. Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berkalam:

"Dan (ingatlah juga tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (Ibrahim: 7).

Hadirin yang berbahagia,

Berpuasa secara benar akan mendorong seseorang untuk saling membantu kepada sesarna. Rasa lapar dan haus memberikan pengalaman kepada kita, bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan oleh orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan hanya sernentara dan akan hilang dalam beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir.

Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada Muslimin lainnya yang mengalami penderitaan, yang hingga kini belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Afghanistan, Irak, Palestina, dan sebagainya.
Rasululullah dalam hal ini adalah contoh yang luar biasa bagi umatnya.

Dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma:

"Rasulullah 35 adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah melebihi angin yang berhembus." (HR. Bukhari).

Hadirin yang berbahagia,

Di antara simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat. Dengan demikian, setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan, zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita. Dengan mengeluarkannya, kita akan membersihkan jiwa dari penyakit yang berkaitan dengan harta, seperti gila harta, kikic, dan sebagainya. Allah berkalam yang artinya:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," (at-Taubah: 103).

Dengan demikian, momen bulan Ramadhan sangat tepat digunakan untuk meningkatkan rasa solidaritas antar umat. Hal itu bisa dilakukan dengan memperbanyak infak, sedekah, atau acara buka bersama, dan pembagian buka puasa kepada keluarga kurang mampu.




(mep/mep)


Hide Ads