Frasa wakafa billahi syahida bukan sekadar rangkaian kata dalam Al-Quran. Arti wakafa billahi syahida ternyata cukup mendalam sehingga pemeluk agama Islam perlu memahami arti serta tafsirnya.
Dalam buku Mereka yang Tak Pernah Mati, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menyebutkan, frasa 'wakafa billahi syahida' juga dikumandangkan dalam pengajian Maiyahan. Dalam banyak kesempatan, frasa ini dilantunkan bersama dengan ungkapan serupa seperti wakafa billahi wakila dan wakafa billahi waliyya, mencerminkan keyakinan bahwa Allah adalah saksi, pelindung, dan pemegang kendali atas segala sesuatu.
Lantas, apakah arti kalimat wakafa billahi syahida? Mari simak penjelasan lengkap berikut ini untuk memahami arti beserta tafsirnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti Wakafa Billahi Syahida
Frasa Wakafa Billahi Syahida (ΩΩΩΩΩΩΩΩ° Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΨ―ΩΨ§) merupakan bagian dari ayat Al-Quran. Ungkapan ini memiliki makna yang dalam dan penting dalam pemahaman keislaman. Frasa tersebut terdapat di bagian akhir ayat 28 surat Al-Fath. Berikut ini adalah ayat selengkapnya.
ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ±ΩΨ³ΩΩΩ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΨ―Ω°Ω ΩΩΨ―ΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΨΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨΈΩΩΩΨ±ΩΩΩ ΨΉΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ―ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩΩ ΫΩΩΩΩΩΩ°Ω Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩ°ΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΩΨ―ΩΨ§
Huwal-laΕΌΔ« arsala rasΕ«lahΕ« bil-hudΔ wa dΔ«nil-αΈ₯aqqi liyuαΊhirahΕ« 'alad-dΔ«ni kullih(Δ«), wa kafΔ billΔhi syahΔ«dΔ(n).
Artinya: "Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkan (agama tersebut) atas semua agama. Cukuplah Allah sebagai saksi."
Selain dalam surat Al-Fath ayat 28, frasa wakafa billahi syahida juga muncul pada surat An-Nisa ayat 166, yaitu:
ΩΩ°ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΩΩΨ΄ΩΩΩΨ―Ω Ψ¨ΩΩ ΩΨ§Ω Ψ§ΩΩΩΨ²ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ²ΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨΉΩΩΩΩ ΩΩΩ ΫΩΩΨ§ΩΩΩ ΩΩΩ°Ϋ€ΩΩΩΩΩΨ©Ω ΩΩΨ΄ΩΩΩΨ―ΩΩΩΩΩ ΫΩΩΩΩΩΩ°Ω Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩ°ΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΩΨ―ΩΨ§Ϋ
LΔkinillΔhu yasyhadu bimΔ anzala ilaika anzalahΕ« bi'ilmih(Δ«), wal-malΔ'ikatu yasyhadΕ«n(a), wa kafΔ billΔhi syahΔ«dΔ(n).
Artinya: "Akan tetapi, Allah bersaksi atas apa (Al-Quran) yang telah diturunkan-Nya kepadamu (Nabi Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya. (Demikian pula) para malaikat pun bersaksi. Cukuplah Allah menjadi saksi."
Frasa ini Wakafa Billahi Syahida (ΩΩΩΩΩΩΩΩ° Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΨ―ΩΨ§) berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari tiga kata. Berikut ini artinya jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
- WakafΔ (ΩΩΩΩΩΩΩ): berarti cukup atau memadai.
- BillΔhi (Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΩΩ): berarti dengan Allah atau Allah sebagai.
- SyahΔ«dΔ (Ψ΄ΩΩΩΩΨ―ΩΨ§): berarti saksi.
Jadi, secara harfiah, frasa wakafa billahi syahida dapat diterjemahkan sebagai 'cukuplah Allah sebagai saksi'.
Tafsir Surat Al-Fath Ayat 28
Berdasarkan tafsir yang terdapat di dalam laman resmi Quran Kemenag, ayat 28 surat Al-Fath ini menegaskan bahwa Allah telah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, yaitu Islam. Petunjuk yang dimaksud mencakup ilmu yang benar serta amal saleh yang menjadi pedoman bagi manusia. Islam hadir sebagai penyempurna dari agama-agama sebelumnya dan bertujuan untuk membimbing manusia menuju jalan yang diridai Allah.
Allah juga menyatakan bahwa agama Islam akan dimenangkan atas agama-agama lain. Ini tidak berarti bahwa semua manusia akan otomatis memeluk Islam, tetapi Islam akan tetap bertahan dan terus berkembang hingga akhir zaman. Kebenarannya akan selalu tampak, baik dalam nilai-nilai ajarannya maupun dalam penerapannya di kehidupan manusia.
Selain itu, Islam tidak hanya sekadar membawa aturan-aturan ibadah, tetapi juga mengatur berbagai aspek kehidupan. Ajaran Islam mencakup aspek sosial, ekonomi, hukum, dan akhlak, sehingga menjadi sistem yang sempurna bagi kehidupan manusia. Dengan aturan-aturan ini, Islam mampu membimbing manusia menuju kesejahteraan dunia dan akhirat.
Di akhir ayat, Allah menyatakan bahwa cukuplah Dia sebagai saksi. Ini menegaskan bahwa Allah mengetahui segalanya, termasuk kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak perlu pengakuan dari manusia untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama yang benar, karena Allah sendiri yang menjadi saksi atas kebenaran tersebut.
Kesaksian Allah juga memberikan keteguhan bagi orang-orang beriman. Dalam menghadapi berbagai tantangan dan penolakan dari orang-orang yang tidak menerima Islam, kaum Muslimin tidak perlu ragu. Keyakinan bahwa Allah menjadi saksi atas kebenaran Islam akan memberikan ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi berbagai ujian.
Ayat ini juga mengajarkan bahwa Islam bukan hanya sekadar agama ritual, tetapi membawa kebenaran yang harus diperjuangkan. Seorang Muslim dituntut untuk memahami ajaran Islam dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kebenaran Islam akan tampak melalui sikap dan perbuatan kaum Muslimin.
Kesimpulannya, ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang membawa petunjuk dan kebenaran dari Allah. Keberadaannya dijamin akan terus unggul, meskipun ada tantangan dan perlawanan. Cukuplah Allah sebagai saksi atas kebenaran ini, sehingga seorang Muslim harus semakin yakin dan teguh dalam menjalankan ajaran Islam dengan penuh keikhlasan.
Tafsir Surat An-Nisa Ayat 166
Kemudian, surat An-Nisa ayat 166 menegaskan bahwa meskipun ada orang yang meragukan atau mengingkari kebenaran Al-Quran, Allah sendiri menjadi saksi atas kebenarannya. Allah yang menurunkannya kepada Nabi Muhammad dengan ilmu-Nya yang sempurna, yang meliputi segala sesuatu.
Ilmu-Nya tidak terbatas dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu manusia, sehingga Al-Quran yang berasal dari-Nya pasti mengandung kebenaran mutlak. Selain Allah, para malaikat, khususnya Jibril yang menyampaikan wahyu, juga menjadi saksi atas turunnya kitab suci ini.
Al-Quran bukan sekadar rangkaian kata-kata biasa, melainkan wahyu yang memiliki keindahan bahasa, makna yang mendalam, dan hikmah yang tidak tertandingi. Tidak ada manusia yang dapat menirunya, baik dalam bentuk prosa maupun puisi. Kitab ini memberikan petunjuk bagi kehidupan manusia, mengandung ajaran agama, hukum, serta pedoman moral yang tetap relevan sepanjang zaman. Ia juga berisi kisah-kisah masa lalu, peringatan bagi masa kini, dan petunjuk tentang masa depan.
Kesaksian Allah atas Al-Quran menunjukkan bahwa kebenaran tidak bergantung pada pengakuan manusia. Walaupun ada yang menolak atau meragukan, hal itu tidak mengurangi hakikat kebenaran yang telah Allah tetapkan. Para malaikat juga ikut menjadi saksi, terutama Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad. Ini menegaskan bahwa Al-Quran bukan hasil pemikiran manusia, melainkan berasal dari Allah.
Kesaksian Allah sudah cukup sebagai bukti yang paling kuat. Tidak ada yang lebih mengetahui kebenaran selain Dia. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak perlu ragu terhadap Al-Quran, karena ia datang dari sumber yang paling terpercaya, yaitu Allah sendiri. Dengan memahami ayat ini, kita diingatkan untuk semakin yakin dan berpegang teguh pada Al-Quran sebagai pedoman hidup.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai arti wakafa billahi syahida beserta tafsirnya. Semoga bermanfaat!
(par/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi