Surat An-Nisa Ayat 9: Arab, Latin, Arti dan Tafsirnya

Surat An-Nisa Ayat 9: Arab, Latin, Arti dan Tafsirnya

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 31 Okt 2024 08:45 WIB
al-quran hikmah
Surat An Nisa ayat 9 Foto: Getty Images/iStockphoto/karammiri
Jakarta -

Surat An-Nisa ayat 9 menjelaskan firman Allah SWT tentang harta yang diwariskan bagi anak. Setiap muslim wajib mengetahui agar kelak anak yatim tidak ditinggalkan dalam keadaan kesulitan.

Surat An-Nisa adalah surat ke-4 dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri dari 176 ayat dan tergolong surat Madaniyah. An-Nisa memiliki arti perempuan. Surat ini banyak membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan perempuan.

Surat An-Nisa Ayat 9

Berikut bacaan lengkap surat An-Nisa ayat 9 dalam tulisan Arab, latin dan artinya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Arab-Latin: Walyakhsyallażīna lau tarakụ min khalfihim żurriyyatan ḍi'āfan khāfụ 'alaihim falyattaqullāha walyaqụlụ qaulan sadīdā

ADVERTISEMENT

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 9

Merujuk Tafsir Al-Azhar 2 karya Buya Hamka, surat An-Nisa ayat 9 berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya yang membahas tentang pemeliharaan anak yatim. Ayat ini berisi peringatan kepada orang-orang yang akan mati, dalam hal mengatur wasiat atau harta benda yang akan ditinggalkannya.

Kisah yang berkaitan dengan ayat ini adalah cerita tentang sahabat Nabi SAW, yaitu Sa'ad bin Abu Waqqash. Suatu hari ia ditimpa sakit, dan ia memiliki harta benda yang sangat banyak.

Ia kemudian meminta fatwa kepada Rasulullah SAW karena ia bermaksud hendak mewasiatkan seluruh hartanya bagi kepentingan umum. Mulanya ia hendak mewasiatkan seluruh hartanya, tetapi dilarang oleh Rasulullah SAW. Kemudian ia berniat hendak memberikan separuh saja, itupun dilarang oleh Rasulullah SAW. Kemudian hendak diberikan sebagai wasiat sepertiga saja, lalu berkatalah Rasulullah SAW, "Sepertiga? Dan sepertiga itu pun sudah banyak! Sesungguhnya jika engkau tinggalkan pewaris-pewaris engkau itu di dalam keadaan mampu, lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan melarat, menadahkan telapak tangan kepada sesama manusia." (Bukhari Muslim)

Selanjutnya turun ayat lanjutannya sebagai bimbingan agar jangan meninggalkan ahli waris, terutama anak-anak dalam keadaan lemah, yaitu: "Maka bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar."

Ayat ini sebagai pengingat bahwa jangan sampai anak-anakmu terlantar ketika waktu engkau meninggal dunia. Jangan sampai anak-anak yatim kelak menjadi anak-anak melarat. Sebab itu, bertakwalah kepada Allah, takutlah kepada Tuhan ketika engkau mengatur wasiat, jangan sampai karena engkau hendak menolong orang lain, anakmu sendiri engkau terlantarkan. Dan di dalam mengatur wasiat itu hendaklah memakai kata yang terang, jelas dan jitu, tidak menimbulkan keraguan bagi orang-orang yang ditinggalkan.

Melalui ayat ini, umat Islam diperingatkan tentang harta anak yatim. Bagi siapa yang berlaku dzalim maka hukuman Allah SWT sangatlah pedih. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 10,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَٰلَ ٱلْيَتَٰمَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).




(dvs/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads