7 Teks Ceramah Singkat Bulan Rabiul Awal, Momen Maulid Nabi Muhammad SAW

7 Teks Ceramah Singkat Bulan Rabiul Awal, Momen Maulid Nabi Muhammad SAW

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 23 Sep 2024 14:20 WIB
Suitable to use as Social Media Content, Greeting Cards, UI, Landing Page, Mobile Apps, Cover Illustration, Poster and Website. Vector Illustration
Ilustrasi ceramah. (Foto: Getty Images/whisnu anggoro)
Jogja -

Rabiul Awal adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sang Khatamul Anbiya alias penutup para nabi. Bagi yang membutuhkan, di bawah ini 7 teks ceramah singkat Rabiul Awal mengenai Rasulullah SAW.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya; kuliah. Jika dibawakan selama Rabiul Awal, tema ceramah biasanya akan membahas seputar Nabi Muhammad SAW.

Dirujuk dari NU Online, telah menjadi pengetahuan umum bahwasanya Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun Gajah. Adapun mengenai tanggal pastinya, para ulama dan ahli sejarah memiliki perbedaan pandangan. Namun, di Indonesia, yang paling terkenal adalah 12 Rabiul Awal.

Sebagai wujud kegembiraan akan lahirnya Nabi Muhammad SAW, detikers dapat membaca atau membawakan teks ceramah mengenainya. Butuh teksnya? Berikut ini detikJogja siapkan 7 teks ceramah singkat bulan Rabiul Awal sebagai referensi.

Kumpulan Teks Ceramah Singkat Rabiul Awal

Ceramah Singkat Rabiul Awal #1: Rasulullah SAW Tauladan Agung dalam Membangun Peradaban Berbasis Masjid

(sumber: buku Mimbar Jum'at Edisi 1181 Tahun XXIV/2024 terbitan BPMI)

Hendaknya umat Islam menunjukkan ke dunia ini keindahan Islam di dalam bidang apa pun. Seorang mukmin di mana pun dia ditempatkan dan sebagai apa pun, harus memberi manfaat. Sebagai presiden, ia mukmin, sebagai menteri, ia mukmin, menjadi pejabat, pedagang ia mukmin. Sebagai mukmin, di mana pun ia memberi manfaat.

Manfaat kepada semua, membantu dan memberi, menunjukan keindahan Islam di dalam profesinya. Hendaknya setiap mukmin mengangkat citra Islam, bukan menjatuhkan citra agama Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam berjihad selalu berpesan untuk dilakukan dengan aturan, rahmat, dan kasih sayang.

Ketika dalam peperangan, kepada para sahabat dan umat Islam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpesan agar tidak menganggu wanita, anak-anak, tidak menganggu orang-orang yang sedang beribadat di kuil atau tempat ibadah mereka. "Tidak boleh diganggu atau dirusak, serta tidak boleh mengganggu orang yang tidak berhubungan dengan peperangan,"

Ketika sahabat Ali bin Abi Thalib karramahullah wajhahu yang ditunjuk sebagai panglima satu peperangan, Ali bertanya kepada Nabi, apa yang harus dilakukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, ajaklah mereka kepada Islam.

Habib menyampaikan ungkapan dan pesan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Demi Allah, engkau mengajak satu orang ke jalan hidayah, lebih baik dari engkau bawakan aku harta rampasan perang ataupun kekuasaan sebuah negeri, itu bukan yang dicari, tapi aku ingin semua orang mendapatkan hidayah."

Ketika banyak para sahabat dan umat Islam gugur dalam peperangan, salah seorang dari sahabat mendatangi Nabi dan memintanya untuk mengutuk mereka yang telah memerangi umat Islam "Nabi mengatakan, dalam situasi perang, aku diutus bukan sebagai tukang caci maki dan tukang laknat, itu bukan aku. Sekalipun dalam situasi perang, aku diutus sebagai rahmatan lil'alamin bagi alam semesta ini".

Ketahui dan camkan bahwa agama Islam tidak dibela dengan makian, agama Islam tidak dibela dengan cacian, Agama Islam berjaya di bumi Indonesia ini, di semua tempat di penjuru dunia ini dengan rahmat, dengan kasih sayang, dengan kegigihan dan kesungguhan dalam menjalankan ajaran dan dakwah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Kita diperintahkan menjalankan amar ma'ruf nahi munkar, itu betul. Amar ma'ruf, yaitu mengajak memerintahkan manusia pada kebaikan dengan cara baik-baik. Nahi munkar, mencegah manusia dari kemungkaran juga dengan cara yang baik (ma'ruf), bukan kita amar ma'ruf dengan cara nahi munkar, atau nahi munkar dengan cara munkar, jadi dua munkar.

Dalam menjalankan amar ma'ruf nahi munkar, Nabi tidak pernah mencaci, mengatakan orang jahat selama-lamanya. Bahkan selama berdakwah, diuji, diteror, ditindas, diperangi, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengeluarkan kata-kata kotor dan mengumpat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menampilkan keindahan Islam di dalam semua perilakunya.

Keberhasilan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan spritual, pemikiran, aktivitas kemasyarakatan yang selanjutnya membentuk budaya dan peradaban yaitu melalui Masjid Nabawi.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berhasil mengubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat yang terbaik (Khaira Ummah). Beliau juga berhasil mengubah kampung kecil bernama Yatsrib yang tidak dikenal dan tidak masuk dalam peta menjadi Madinatul Munawaroh yaitu pusat peradaban yang gemanya sampai ke seluruh dunia.

Sebagaimana di Indonesia pembangunan peradaban dan pendidikan di Indonesia dibangun bermula dari keberadaan sebuah masjid yang digunakan oleh para kiai mengajar. Kemudian, karena bertambahnya masyarakat yang ingin belajar dan datang dari tempat yang jauh, maka secara bertahap dibangunlah pondok-pondok tempat mereka menginap. Pada akhirnya, berdirilah sebuah pesantren tempat mencetak para ulama dan menjadi pusat pengembangan dan pendidikan Islam.

Di Indonesia banyak pondok pesantren yang bermula dari berdirinya sebuah masjid sebagai tempat para kiai mengajar, sehingga dakwah berbasis kemasjidan yang Rasulullloh ajarkan dapat berperan terus dalam mendidik, mencerdaskan dan membangun peradaban umat Islam.

Ceramah Singkat Rabiul Awal #2: Keistimewaan Rasulullah SAW

(sumber: buku Kumpulan Ceramah Singkat oleh Abu Hafizhah)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.

Barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang (dapat) menyesatkannya. Dan siapa yang (Allah) sesatkan, maka tidak ada yang (dapat) memberikan petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah) selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Setelah itu;

Ma'asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Jabir bin Abdillah pernah meriwayatkan satu hadits yang menyebutkan tentang keutamaan Rasulullah atas para nabi. Beliau mengatakan dalam hadits tersebut, bahwa Nabi bersabda;

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَهُم يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلْتُ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمَ وَلَمْ تَحِلُّ لِأَحَدٍ قَبْلِي وَأُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةُ وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةٌ.

"Aku diberi lima hal yang belum pernah diberikan kepada seorang pun sebelumku yaitu, aku ditolong (oleh Allah) dengan rasa ketakutan (musuhku) sejauh perjalanan satu bulan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud (masjid) dan alat bersuci (pengganti air) maka siapapun menemui waktu sholat hendaklah ia segera sholat, dihalalkan bagiku ghanimah (harta rampasan perang) yang tidak dihalalkan bagi seorang nabi pun sebelumku, aku diberikan izin untuk memberikan syafa'at pada umat ini, dan nabi sebelumku diutus untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh umat manusia,"

Para jama'ah rahimani wa rahimakumullah...
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa keistimewaan Rasulullah atas para gabi yang lainnya adalah:

1. Rasulullah ditolong oleh Allah dengan rasa ketakutan musuhnya sejauh perjalanan satu bulan Ini merupakan pertolongan dari Allah kepada Rasulullah dalam mengalahkan musuh-musuhnya.

2. Dijadikan bumi sebagai tempat sujud (masjid) dan alat untuk bersuci (pengganti air)

Umat-umat terdahulu melaksanakan ibadahnya di tempat-tempat ibadah mereka. Adapun umat Muhammad boleh mengerjakan sholat di semua tempat di bumi, selama tempat tersebut tidak dilarangan oleh syariat, seperti; tempat penderuman unta, kuburan, dan kamar mandi. Dalam hadits tersebut juga menetapkannya adanya syari'at tayammum bagi umat Muhammad dan dalam hadits tersebut juga menunjukkan bahwa hukum asal bumi adalah suci dapat digunakan untuk sholat dan tayammum. Sehingga berkata Syaikh Abdullah bin 'Abdurrahman bin Shalih Alu Bassam:

أَنَّ الْأَصْلَ فِي الْأَرْضِ الطَّهَارَةِ لِلصَّلَاةِ وَالتَّيَمُّمِ.

"Hukum asal bumi ini suci (dapat gunakan) untuk shalat dan tayammum."

3. Dihalalkannya ghanimah bagi Rasulullah dan umatnya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda;
"Salah satu dari para Nabi berperang bersama kaumnya. Ia berperang dan ia belum shalat Ashar padahal sudah dekat dengan sebuah kampung. Ia berkata kepada matahari, "Sesungguhnya engkau diperintah (oleh Allah) dan aku juga diperintah, Ya Allah tahanlah (matahari) untuk kami. Kemudian ia ditahan hingga dengan izin Allah ia berhasil menaklukkan kampung tersebut. la mengumpulkan ghanimah dan datanglah api untuk membakarnya tetapi tidak bisa. (Lalu) ia berkata, "Sesungguhnya di antara kalian ada penghianat (yang mengambil ghanimah dengan diam-diam), hendaknya satu orang dari setiap kabilah berbaiat (bersumpah, kepadaku). (Kemudian) ia berkata, "Di antara (kabilahmu) ada penghianat." Hendaknya kabilahmu berbaiat denganku. Lalu menempellah tangan dua atau tiga orang dengan tangannya. la berkata, "Di antara kalian ada penghianat." (Kemudian) mereka datang dengan membawa emas sebesar kepala sapi dan meletakkannya, kemudian datang api dan membakarnya. Allah menghalalkan bagi kita ghanimah karena melihat kelemahan dan ketidakberdayaannya kita.

4. Rasulullah diberikan izin untuk memberikan syafa'at pada umat ini

Syafa'at pada hari kiamat yang khusus dimiliki Nabi adalah Syafa'at 'Uzhma (agung) bagi seluruh makhluk ketika di padang mahsyar. Yaitu agar Allah segera memutuskan perkara mereka. Ketika itu mereka menuju kepada nabi Adam, kemudian nabi Nuh, kemudian nabi Ibrahim, kemudian nabi Musa kemudian nabi Isa. Namun para nabi tersebut meminta udzur dan tidak dapat memberikan syafa'at. Maka datanglah manusia kepada Rasulullah dan beliau berdoa kepada Allah agar Allah segera memutuskan perkara manusia.

5. Rasulullah diutus untuk seluruh umat manusia hingga hari Kiamat

Syari'at nabi-nabi terdahulu hanya berlaku khusus untuk kaum mereka saja. Adapun syari'at yang dibawa Rasulullah berlaku untuk seluruh umat manusia hingga hari Kiamat. Dan ini juga menunjukkan bahwa beliau adalah penutup para nabi dan rasul, dan tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Sebagaimana firman Allah

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُوْلَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا.

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian tetapi ia adakah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Demikian yang dapat kami sampaikan.

وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ سَلَّمَ، وَ آخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِينَ.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.

Ceramah Singkat Rabiul Awal #3: Bagaimana Mencintai Rasulullah SAW

(sumber: buku Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun oleh Dr Hasan el-Qudsy)

دُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ لَهُ مَةَ رَسُوْلِهِ طَاعَةَ اللَّهِ وَمَعْصِيَتَهُ مَعْصِيَةً اللَّهِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَ مَنْ وَلَاهُ أَمَّا بَعْدُ

Di setiap bulan Rabiul awal, sudah menjadi tradisi mayoritas umat Islam Indonesia melaksanakan peringatan Maulid Nabi. Berbagai kegiatan dan acara dilakukan untuk perhelatan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah peringatan tersebut benar-benar mencerminkan kecintaan kaum muslimin kepada Nabi mereka? Ataukah itu hanya sekedar cinta sesaat yang sering kali pudar dan sirna bersamaan dengan selesainya peringatan tersebut? Lalu apakah hanya setahun sekali kita mengungkapkan rasa cinta kepada Rasullullah? Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang seharusnya kita renungkan pada setiap pelaksanaan peringatan Maulid Nabi.

Jamaah yang berbahagia,
Tidak dipungkiri bahwa kita semua merasa mencintai Rasulullah dari cinta itu kita semua berharap mendapat syafaat beliau kelak di akhirat. Namun sekedar pengakuan tentu tidaklah cukup. Setiap cinta membutuhkan bukti, dan bukti cinta kita kepada Rasulullah adalah menjadikan Rasulullah sebagai rujukan dan suri teladan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mendahulukan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya daripada yang lainnya merupakan landasan keimanan kita. Dalam surat Ali Imran, ayat 31-32 disebutkan,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمُ (31) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُوْلَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِدُ الْكَافِرِينَ

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

"Tidak beriman seseorang di antara kalian, hingga aku lebih dicintai olehnya daripada bapak-bapaknya, anak-anaknya, dan manusia seluruhnya."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Klaim atau pengakuan cinta kepada Rasulullah perlu realisasi nyata dalam perilaku kita sehari-hari. Mustahil kita akan mendapatkan buah cinta kepada Rasulullah berupa syafaat kelak di akhirat, kalau perbuatan kita sehari-harinya jauh dari apa yang diinginkan oleh Rasulullah. Hal ini nantinya akan terbongkar kelak di akhirat, di mana ketika semua umat Muhammad diberi kesempatan untuk meminum telaga Kautsar milik beliau apabila seseorang telah meminumnya, niscaya tidak akan merasa dahaga selama-lamanya namun ternyata ada sekelompok umatnya yang tertolak dikarenakan mereka melakukan ibadah-ibadah yang tidak pernah Rasulullah ajarkan. (HR. Muslim).

Dengan demikian, yang dimaksud oleh sabda Rasulullah "Anta ma'a man ahbabta" (Kamu akan dikumpulkan bersama orang yang kamu cintai) (HR. al-Bukhari adalah kebersamaan yang diiringi pelaksanaan amal yang mampu menjadikan kita bersama dengan orang yang kita cintai. Ketika kita mencintai Rasulullah, maka kita harus beramal sesuai apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah, sehingga kelak di akhirat kita dapat bersama beliau.

Oleh karena itu, saya mengajak diri saya dan kaum muslimin untuk mencintai Rasulullah secara benar, dengan cara mengikuti apa yang telah diajarkannya dan menjadikan sunnah-sunnahnya sebagai pegangan dan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Jauh dari bidah dan kultus individu yang dilarang oleh Rasulullah. Karena perbuatan bidah ini lebih disukai iblis daripada perbuatan maksiat lainnya, sebagaimana diungkapkan oleh Sufyan ats-Tsauri,

الْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيسَ مِنَ الْمَعْصِيَةِ الْمَعْصِيَةُ يُتَابُ مِنْهَا وَالْبِدْعَةُ لَا يُتَابُ مِنْهَا. (شرح أصول الاعتقاد للالكاني

"Perbuatan bidah itu lebih disukai iblis daripada perbuatan maksiat. Karena kemaksiatan terkadang ditobati, sementara bidah tidak ditobati." (Syarh Ushûl al-l'tiqâd, karya al-Lalikâ'i, 1/132).

Kenapa demikian? Karena pelakunya merasa tidak bersalah, maka otomatis ia merasa tidak perlu untuk bertobat darinya. Bahkan justru sebaliknya, ia akan tetap melaksanakan amalan tersebut terus menerus, dan menyebarkannya, bertolak dari keyakinannya akan kebenaran amalan tersebut. Wal 'iyâdzu billah.

Ceramah Singkat Rabiul Awal #4: Mengharap Syafaat Rasulullah SAW

(sumber: buku Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun Jilid 2 karya Dr Hasan el-Qudsy)

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بَشَّرَنَا بِخَيْرِ الْبَرِيَّةِ وَأَرْسَلْنَا بِصَاحِبِ الشَّفَاعَةِ مُحَمَّدٍ الْهَادِي إِلَى قِمَّةِ الْعِزِ وَالْكَرَامَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ وَ مَنْ تَبِعَهُم بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ:

Jamaah yang dimuliakan Allah...
Di antara anugerah yang dijanjikan Allah kepada orang mukmin kelak di akhirat adalah adanya syafaat atau pertolongan dari Rasulullah untuk umatnya. Kata "syafa'ah" secara bahasa berasal bisa berarti memberi pertolongan. Sebagaimana penggunaannya dalam surat an-Nisa: 85.

Syafaat merupakan hak khusus bagi Allah. Dialah yang memilikinya (az-Zumar: 44). Syafaat tidak diberikan kepada seseorang, tanpa izin dari-Nya. Syafaat diberikan oleh orang yang diridhai Allah dan dengan izin dari-Nya. Dengan demikian, syafaat adalah mutlak hak Allah.

Seluruh ulama ahlussunah berpendapat bahwa di akhirat nanti akan ada syafaat atas izin Allah, yang diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Ayat-ayat yang secara lahiriah meniadakan adanya syafaat di hari Kiamat, dijawab oleh ulama, bahwa ayat itu hanya berlaku terhadap orang kafir atau musyrik. Seperti dalam ayat, "Dan tidak ada di antara sesembahan itu yang dapat memberi syafaat kepada mereka, dan mereka mengingkari persekutuan itu." (ar-Rûm:13).

Muslimin yang berbahagia...
Beberapa dalil tentang adanya syafaat kelak di akhirat, di antaranya adalah kalam Allah, yang artinya "Di hari itu, syafaat tidak akan berguna kecuali bagi orang yang telah diberi izin oleh Allah dan diridhai perkata ya." (Thâhá:109).

Dalam hadis shahih diriwayatkan, bahwa Nabi kelak pada hari Kiamat akan datang bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala puji kepada-Nya. Beliau tidak memberikan syafaat terlebih dahulu.

Setelah itu barulah dikatakan kepada beliau, yang artinya: "Angkatlah kepalamu dan berkatalah, niscaya akan didengar apa yang kamu katakan. Mintalah, niscaya akan diberi apa yang kamu minta. Dan berilah syafaat, niscaya akan diterima syafaat yang kamu berikan itu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Syafaat tidak mungkin berhasil, kecuali dengan dua syarat utama. Yaitu, Allah menghendaki dan ridha kepada orang yang memberi syafaat (an-Najm: 26). Juga, Allah menghendaki dan ridha kepada orang yang diberi syafaat. (Thaha:109). Artinya, tidak akan terjadi sebuah syafaat nanti di akhirat, baik bagi orang yang memberi syafaat dan menerima, kecuali pada orang yang telah diizinkan dan diridhai oleh Allah. Dan sudah menjadi ijmak para ulama tentang adanya syafaat Nabi Muhammad kepada umatnya yang berdosa besar, berdasarkan kepada hadits-hadits mutawatir.

Jamaah yang berbahagia...
Perlu dipahami bahwa para ulama membagi syafaat yang ada di akhirat menjadi lima macam. Pertama; penyelamatan dari malapetaka di padang Mahsyar dan mempercepat penghitungan. Ini hanya khusus Nabi Muhammad. Inilah yang disebut dengan syafa'atul 'uzhma (syafaat agung).

Kedua: Memasukkan orang ke surga tanpa hisab. Ini hanya khusus bagi Nabi Muhammad. Ketiga; Syafaat bagi orang yang semestinya di neraka. Ini dilakukan oleh para nabi dan selain nabi yang Allah kehendak. Keempat: Ditambahnya derajat seseorang di surga. Kelima: Mengeluarkan orang yang telah masuk neraka, dengan syafaat dari nabi, malaikat, dan orang saleh.

Dari kelima macam syafaat tersebut, yang paling agung adalah syafaat Rasulullah Pertanyaannya, bagaimana kita dapat memperolehnya? Ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kecintaan yang tulus kepada Rasulullah Kedua, menjadikan Rasulullah sebagai teladan hidup.

Dari sini, kita bisa memahami sabda Rasulullah yang artinya: "Anda akan dikumpulkan bersama orang yang Anda cintai." (HR. al-Bukhari), Bahwa kebersamaan itu harus dimbangi dengan melaksanakan amal yang mampu menjadikan kita bersamanya. Dan amal itu harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah.

Sehingga, kelak di akhirat kita tidak kecewa karena ternyata amalan tersebut menjadi penghalang untuk memperoleh syafaat Nabi. Kalau kita menginginkan syafaat Nabi, maka mulai sekarang kita harus berhijrah, mengubah pola pikir, dan perilaku sesuai dengan tuntunannya. Semoga kita semua diberikan kekuatan oleh Allah untuk mampu mencintai Rasul-Nya dengan tulus dan sesuai dengan kehendak-Nya. Amin.

Ceramah Singkat Rabiul Awal #5: Cerdas Menurut Rasulullah SAW

(sumber: buku Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun Jilid 2 karya Dr Hasan el-Qudsy)

Jamaah yang dirahmati Allah ...
Ketika orang menyadari adanya kehidupan selain kehidupan dunia ini, ia tentu akan menyiapkan sebaik mungkin bekal untuk kehidupannya kelak. Orang yang cerdas, bukanlah orang yang memperoleh pangkat doktor atau profesor. Atau orang yang telah mampu menciptakan suatu teori supersulit atau insinyur yang mampu menciptakan mega proyek yang tak tertandingi. Orang sukses adalah mereka yang mampu menghitung-hitung amalnya untuk persiapan kehidupan setelah mati.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar: "Kami bersepuluh datang kepada Nabi, ketika seorang Anshar berdiri dan bertanya: 'Wahai Nabi Allah, siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia?' Maka Rasulullah menjawab yang artinya: 'Mereka yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak mempersiapkan kematian. Merekalah orang yang paling cerdas. Mereka akan pergi dengan mendapatkan kehormatan dunia dan kemuliaan akhirat." (HR. Ibnu Majah).

Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda yang artinya, "Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya, serta biasa beramal untuk bekal kehidupan setelah mati. Sebaliknya, orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya, sementara dia berangan-angan kepada Allah." (HR. Ibnu Majah).

Hadirin yang berbahagia...
Jadi, orang yang cerdas adalah orang yang tahu bagaimana mempersiapkan kematian. Mengingat mati atau mempersiapkan kematian yang dimaksud, bukan hanya terkait dengan kain kafan, harta warisan, surat wasiat, atau lahan pekuburan. Manusia yang cerdas tentu lebih giat mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah ia mati.

Mereka tahu bagaimana mengubah yang fana ini menjadi sesuatu yang kekal. Misalnya, bagaimana caranya harta yang fana ini bisa berubah menjadi kekal? Maka caranya adalah dengan mengeluarkan sebagian atau semuanya kalau memungkinkan, harta itu untuk tabungan akhiratnya. Sebagai investasi di hari akhir, ketika orang tidak mampu lagi menginvestasikan hartanya.

Orang yang cerdas selalu memikirkan kematian. Karena kematian adalah suatu hal yang misterius, yang hanya Allah saja yang tahu. Tinggal bagaimana kita dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang akan mendatangi kita. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar- benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali Imran: 102)

la juga memikirkan saat dirinya dibangkitkan kembali di Yaumul Hisab atau hari Perhitungan amal perbuatan selama di dunia. Sebagaimana dikabarkan Rasulullah yang artinya: "Tidak ada seorang pun di antara kalian, kecuali akan diajak bicara oleh Allah tanpa penerjemah. Kemudian ia menengok ke kanan, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). la pun menengok ke kiri, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Lalu ia melihat ke depan, maka ia tidak melihat kecuali neraka ada di depan wajahnya. Karena itu jagalah diri kalian dari neraka, meski dengan sebutir kurma." (HR. Bukhari Muslim)

Muslimin yang dirahmati Allah...
Orang-orang yang sadar dan tahu hakikat antara dunia dan akhirat, akan merasa ringan ketika meninggalkan dunia dan tidak ada rasa takut untuk mati. Karena dengan perantaraan kematian, manusia akan mendapatkan hakikat kehidupan, kekekalan, kenikmatan, dan bertemu dengan penciptanya.

Hal ini bukan berarti orang mukmin tidak takut mati, tetapi yang dimaksudkan adalah sebagaimana diungkapkan para sahabat kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah kita semua tidak suka dengan kematian." Rasulullah menjawab yang artinya, "Bukan itu maksudnya, tetapi ketika orang mukmin diperlihatkan kepadanya tentang sesuatu yang akan datang untuknya, ia senang untuk bertemu Allah dan Allah pun senang bertemu dengannya." (HR. Bukhari).

Adapun orang-orang yang telah teperdaya dengan tipuan dunia, akan selalu takut untuk mati. Karena tidak ada bekal yang akan mereka bawa ke akhirat. Ketika kematian mendatangi mereka dan diperlihatkan apa yang akan mereka peroleh nantinya. "Mereka tidak suka untuk bertemu dengan Allah, maka Allah pun tidak suka bertemu dengannya." (HR. Bukhari).

Semoga kita diberi kemampuan oleh. Allah, agar dapat mempersiapkan pertemuan kita dengan-Nya, dengan persiapan terbaik. Amin.

Ceramah Singkat Rabiul Awal #6: Mari Berhijrah Bersama Nabi SAW

(sumber: buku Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun oleh Dr Hasan el-Qudsy)

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءٌ وَالْقَمَرَ نُورًا، وَجَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْقَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمُتَعَالِي عَمَّا يَقُولُ الظَّالِمُوْنَ عُلُوًّا كَبِيرًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُطَهَّرَةُ عَمَّا يُنْسَبُوْنَ إِلَيْهِ تَطْهِيرًا، اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا أَمَّا بَعْدُ:

Kaum muslimin rahimakumullah,
Setiap tahun, umat Islam memperingati tahun baru hijriah. Sebuah momen yang mengingatkan seluruh kaum muslimin di dunia tentang sebuah kejadian. Kejadian yang mampu mengubah tatanan dunia ketika itu. Perubahan itu lahir dari seorang anak yatim piatu, yang ketika berumur 6 tahun sudah harus hidup mandiri di bawah asuhan pamannya yang miskin.

Dengan modal kejujuran, keuletan, kesabaran, kerja keras dan penyerahan totalitas kepada Allah, anak yatim itu mampu menggerakkan kaumnya menuju perubahan. Sebuah perubahan yang menyeluruh dan dalam semua sektor kehidupan. Perubahan spektakuler itu diproklamirkan dengan ditabuhnya genderang hijrah. Keagungan hijrah ini telah mampu memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk membangun sebuah peradaban yang menggetarkan dunia. Pantaslah jikalau Umar bin Khaththab, khalifah kedua, melalui kesepakatan para sahabat, menjadikan momentum hijrah sebagai awal penghitungan tahun dalam Islam.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Benar, perubahan itu bernama hijrah. Hijrah yang secara bahasa berarti meninggalkan atau berpindah, baik secara fisik maupun non fisik. Tentu yang dimaksud di sini adalah yang bersifat positif.

Hijrah secara fisik telah dicontohkan dan dilakukan oleh sahabat dan Rasul-Nya ketika hijrah dari Mekah menuju Madinah. Sedangkan hijrah non fisik, ini bisa meliputi hijrah dalam pola pikir kita, cara pandang kita, tradisi kita, gaya hidup kita, sehingga semua perilaku kita sesuai dengan tuntunan syariat, sebagaimana Rasulullah sabdakan,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ ( رواه أحمد في مسنده )

Rasulullah bersabda, "Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah."

Hijrah semacam inilah yang dibina dan dilakukan oleh Rasulullah secara terus-menerus kepada umatnya. Selama 23 tahun, Rasulullah secara telaten, tidak mengenal lelah, mengajak umatnya menuju sebuah perubahan secara total. Perubahan yang tidak hanya mementingkan segi fisik saja.

Karena perubahan fisik saja tidak akan memberikan kontribusi yang nyata dalam kehidupan. Perubahan harus meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani. Seperti inilah perubahan yang dibutuhkan umat kita sekarang ini.

Memang, di sana telah ada perubahan pembangunan fisik negara ini, walaupun belum merata. Bolehlah teknologi tidak lagi menjadi barang antik, walau banyak juga yang merusak generasi. Prasarana umum mencukupi, jalan-jalan sudah lebar, walaupun tidak jarang menyebabkan kecelakaan.

Begitulah sekiranya potret hasil dari sebuah perubahan yang hanya mampu menjamah dunia materi dan fisik saja. Jika perubahan fisik tanpa diimbangi dengan perubahan roh, pikiran, dan perilaku suatu bangsa dan pemimpinnya, maka tidak akan ada perubahan hakiki yang mampu mengubah suatu kehidupan.

Perubahan itu tidak lain hanya akan menambah kehidupan lebih sengsara. Allah berkalam, "Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku (mengabaikan syariat-Ku), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Thâhâ: 124).

Ma'asyiral muslimîn rahimakumullah,
Perubahan yang ditawarkan Islam adalah perubahan total. Perubahan yang menjadikan seorang hamba hanya mempunyai satu tujuan. Tujuan itu adalah untuk merealisasikan seluruh kehidupan yang ada ini sebagai bentuk pengabdian kepada Allah Namun perubahan ini tidaklah datang dengan sendirinya.

Perubahan ini perlu ada yang memelopori dan memulainya. Lalu siapa? Jawabannya adalah kita, umat Islam, yang harus melakukan perubahan dan memeloporinya. Perubahan itu kita mulai dari diri kita masing-masing. Oleh karena itu, saya mengajak diri saya dan saudara semua, untuk selalu mengadakan perubahan terhadap diri kita, lingkungan kita, tempat kerja kita, pola pikir kita, gaya hidup kita, menuju perubahan yang lebih baik dan lebih berkah. Jangan sampai terbesit dalam diri kita perasaan putus asa, karena keputusasaan bukan karakter seorang mukmin.

Ceramah Singkat Rabiul Awal #7: Keistimewaan Nabi Muhammad SAW dalam Al-Quran

(sumber: tulisan H Muhammad Faizin dalam situs NU Jawa Barat)

Untuk mengawali khutbah kali ini, selaku khatib saya mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Wujud ketaqwaan adalah menguatkan dan melakukan komitmen untuk menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apapun yang dilarang oleh Allah SWT. Sedangkan wujud keimanan adalah meningkatkan keyakinan kepada 6 hal yakni yakin pada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, Hari Kiamat, dan Takdir baik dan buruk dari Allah SWT. Iman dan taqwa ini lah yang akan menjadi rambu-rambu dalam perjalanan hidup kita di dunia dan diharapkan kita akan bahagia di akhirat kelak nanti. Amin.

Mari sama-sama kita mentadabburi ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menggambarkan keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Hal ini penting untuk meningkatkan keimanan kita kepada Nabi Muhammad yang merupakan manusia mulia, pembawa risalah mulia, yang membawa umat Islam meraih kemuliaan. Terlebih saat ini kita sudah memasuki bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan dilahirkannya Nabi Muhammad SAW dan sering disebut sebagai bulan Maulid.

Keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad yang pertama disebut dalam Al-Qur'an Surat Al Ahzab ayat 56 yakni:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.".

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad. Jangankan kita manusia, Allah dan para malaikat-Nya pun bersholawat kepada Nabi Muhammad. Inilah bukti yang menunjukkan keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad di banding manusia lain di muka bumi ini. Dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa sholawat dari kita kepada Nabi merupakan wujud berdoa agar diberi rahmat, seperti dengan perkataan, "Allāhumma ṣalli 'alā sayyidina Muḥammad". Sedangkan sholawat dari malaikat berarti memohonkan ampunan dan sholawat dari dari Allah SWT memiliki tujuan untuk memberi rahmat.

Selanjutnya, keistimewaan Nabi disebutkan dalam Surat Al-Ahzaab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."

Dalam ayat ini disebutkan bahwa Rasulullah adalah sosok yang paling pantas diteladani dalam seluruh aspek diri dan kehidupannya. Banyak kisah yang meriwayatkan tentang kemuliaan akhlak dan pribadi Nabi. Bukan saja kepada para sahabat dan orang-orang dekatnya, namun akhlak mulianya juga ditunjukkan kepada orang-orang yang menyakiti dan membencinya. Keluhuran akhlak nabi ini sesuai dengan misi utamanya diutus oleh Allah yakni untuk memperbaiki akhlak manusia. Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ

Artinya: "Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Baihaqi dan Hakim).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Keistimewaan selanjutnya dari Nabi Muhammad termaktub dalam Surat Al-Ahzab ayat 40:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ

Artinya: "Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dari ayat ini kita diingatkan bahwa Nabi Muhammad merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang diutus Allah di muka bumi ini. Keistimewaan ini harus kita yakini dan jika ada seseorang yang mengaku sebagai Nabi atau utusan Allah di zaman ini dan selanjutnya sampai hari kiamat, maka itu adalah sebuah kepalsuan belaka. Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang menyempurnakan ajaran-ajaran Allah yang telah dibawa oleh para Nabi sebelumnya. Sehingga Islam merupakan agama yang paling sempurna yang harus kita pegang teguh sampai akhir hayat kita.

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. (QS Al-Maidah: 3).

Terkait keistimewaan Nabi dan ajarannya juga disebutkan dalam surat As-Saff ayat 9:

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ࣖ

Artinya: "Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Selanjutnya, keistimewaan Nabi Muhammad disebutkan dalam Al-Qur'an surat Anbiya ayat 107:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."

Ayat ini menunjukkan bahwa kehadiran Nabi Muhammad di muka bumi ini bukan saja menjadi pembawa rahmat bagi umat Islam saja. Nabi Muhammad dengan Islam sebagai ajarannya, diturunkan ke bumi sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Predikat ini tidak dimiliki oleh nabi-nabi pada umumnya sebelum Nabi Muhammad SAW.

Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya yang mengutip Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Rasullullah diutus sebagai bentuk kasih sayang kepada seluruh umat manusia, baik yang mukmin atau bukan. Bagi orang mukmin, dengan berkat keimanan dan amal perbuatannya mereka akan mendapat balasan surga. Sementara bagi orang yang tidak beriman akan memperoleh rahmat dalam bentuk tidak mendapat siksa kontan di dunia sebab mengingkari Rasulullah. Berbeda dengan umat nabi-nabi sebelumnya yang akan langsung mendapat siksa di dunia jika tidak beriman kepada utusan Allah.

Dengan keistimewaan ini, maka kelahiran dan kehadiran Nabi Muhammad merupakan sebuah karunia yang besar yang harus disyukuri dan dirayakan. Terlebih di bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan kelahiran Nabi ini, sudah semestinya kita memperbanyak sholawat dengan mengadakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58)

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa hendaknya kita sebagai umat Nabi Muhammad bergembira atas kelahiran Nabi yang dalam wujudnya kita rayakan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi, peringatan Maulid juga merupakan cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai macam ibadah seperti membaca Al-Qur'an, bersholawat, bersedekah, membaca sirah Nabi, dan juga berdzikir mengingat Allah SWT dalam perayaan tersebut.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Demikian tadi beberapa bukti nyata keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam yang tidak ada keraguan di dalamnya. Semoga bisa menambah pemahaman kita dan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya di yaumil kiamat nanti. Amin.

Nah, itulah tujuh teks ceramah singkat Rabiul Awal, bulan kelahiran Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat, ya, detikers!




(sto/aku)

Hide Ads