Salah satu keistimewaan Ramadhan adalah karena pada salah satu harinya, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama Al-Quran. Bagaimana kisahnya? Berikut ini cerita ringkas yang perlu umat Islam ketahui.
Dirujuk dari NU Online, Al-Quran turun dalam dua tahap. Tahap pertama adalah diturunkannya Al-Quran oleh Allah SWT dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia secara menyeluruh. Lalu, pada tahap kedua, Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur.
Waktu turunnya Al-Quran pertama kali melalui perantara Malaikat Jibril inilah yang kemudian diperingati dengan acara Nuzulul Quran. Para ulama sendiri berbeda pendapat mengenai tanggalnya. Namun, yang populer adalah 17 dan 24 Ramadhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
كَانَ ابْتِدَاءُ الْوَحْيِ إِلَى رَسُوْلِ الله يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ، لَسَبْع عَشَرَةَ لَيْلَةُ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَقِيْلَ فِي الرَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْهُ
Artinya: "Permulaan wahya (diturunkannya Al-Qur'an) kepada Rasulullah SAW bertepatan dengan hari Senin pada malam ketujuh belas bulan Ramadhan. Dan dikatakan, bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan." (Al-Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir)
Langsung saja, simak kisah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Quran pada malam Nuzulul Quran di bawah ini, yuk! Kisahnya diringkas dari buku Sirah Nabawiyah karangan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.
Mimpi Nabi Muhammad SAW Sebelum Terima Wahyu
Kisah bermula dengan kebiasaan Nabi Muhammad SAW mengasingkan diri di Gua Hira. Gua ini kira-kira berjarak 2 mil dari Makkah. Dengan hanya membawa bekal berupa roti gandum dan air, Nabi Muhammad menyendiri di tempat berukuran panjang 4 hasta tersebut.
Ketika menyendiri, Nabi Muhammad SAW banyak memberikan makanan kepada orang-orang miskin yang datang. Tak hanya itu, beliau menghabiskan waktu dengan cara merenungkan hebatnya alam semesta di sekitarnya. Beliau juga meyakini adanya kekuatan absolut di balik alam indah tersebut.
Total, Nabi Muhammad SAW mengasingkan diri selama tiga tahun sebelum akhirnya risalah kenabian turun. Ketika usianya mencapai 40 tahun, Nabi Muhammad SAW mulai mendapatkan tanda-tanda nubuwah.
Beliau kerap bermimpi hakiki yang menyerupai fajar subuh menyingsing. Mimpi ini terus berlangsung selama enam bulan. Nah, hadirnya mimpi hakiki sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu termasuk satu dari 46 bagian nubuwah.
Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu untuk Pertama Kali
Pada bulan Ramadhan tahun ketiga pengasingan di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW didatangi Malaikat Jibril. Pemimpin para malaikat tersebut datang dengan membawa ayat-ayat Al-Quran yang mulia sebagai petunjuk.
Jibril mendekati Nabi Muhammad SAW sembari berkata, "Bacalah!" Nabi Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Jibril kemudian memegang dan merangkul Nabi SAW hingga beliau merasa sesak.
Lalu, Jibril melepaskan dekapan tersebut seraya berkata, "Bacalah!" Lagi-lagi, Nabi Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Malaikat Jibril kembali memegang dan merangkul Nabi Muhammad sampai kali ketiga. Baru setelah itu, Jibril berkata:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS al-Alaq: 1-5)
Rasulullah kemudian mengulang bacaan tersebut dengan hati bergetar. Beliau lalu pulang dan menemui istri tercintanya, Khadijah binti Khuwailid. Nabi Muhammad SAW yang masih menggigil meminta diselimuti.
Nabi bertanya kepada Khadijah, "Apa yang terjadi padaku?" Nabi meneruskan dengan perkataan, "Aku khawatir terhadap keadaan diriku sendiri." Khadijah menjawab dengan ucapan yang menenangkan:
"Tidak. Demi Allah, Allah sama sekali tidak akan menghinakanmu, karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, ikut membawakan beban orang lain, memberi makan orang yang miskin, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran."
Kesaksian Waraqah bin Naufal atas Kenabian Rasulullah SAW
Waraqah bin Naufal adalah anak paman Khadijah. Ia merupakan seorang penganut agama Nasrani. Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, Waraqah sudah tua dan dalam keadaan buta.
Setelah peristiwa turunnya wahyu, Khadijah membawa Nabi Muhammad SAW menjumpai Waraqah. Kemudian, Rasulullah menceritakan apa yang terjadi kepada Waraqah. Anak paman Khadijah tersebut menyahut dengan berkata, "Ini adalah Namus yang diturunkan Allah kepada Musa. Andaikan saja aku masih muda pada masa itu. Andaikan saja aku masih hidup tatkala kaummu mengusirmu."
"Benarkah mereka akan mengusirku?" Nabi Muhammad SAW bertanya.
"Benar. Tak seorang pun pernah membawa seperti yang engkau bawa melainkan akan dimusuhi. Andaikan aku masih hidup pada masamu nanti, tentu aku akan membantumu secara sungguh-sungguh," jawab Waraqah.
Ada pula riwayat lain yang menceritakan bahwa hanya Khadijah saja yang menemui Waraqah. Ketika mendengar penuturan Khadijah, Waraqah menjawab:
"Maha Suci, Maha Suci. Demi diri Waraqah yang ada di Tangan-Nya, Namus yang besar yang pernah datang kepada Musa kini telah datang kepadanya. Dia adalah benar-benar nabi umat ini. Katakanlah kepadanya, agar dia berteguh hati."
Khadijah lalu pulang dan mengabarkan ucapan Waraqah kepada Rasulullah. Nabi SAW lalu bergegas pergi ke Makkah dan bertemu Waraqah. Usai mendengar kisah Nabi SAW, Waraqah berkata:
"Demi diriku yang ada di Tangan-Nya, engkau adalah benar-benar nabi umat ini. Nama yang besar telah datang kepadamu, seperti yang pernah datang kepada Musa."
Setelah itu, wahyu turun secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan kondisi umat Islam. Wallahu a'lam bish-shawab.
Nah, itulah kisah ringkas Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pada malam yang sekarang diperingati dengan acara Nuzulul Quran. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!
(sto/afn)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM