Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menetapkan siaga darurat kekeringan di wilayahnya hingga 31 Oktober 2024. Ada puluhan ribu warga yang terdampak.
"Saat ini masih siaga darurat kekeringan karena Bupati mengeluarkan SK tentang perpanjangan status siaga darurat kekeringan 2024 dari 1 September sampai 31 Oktober," kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, saat dihubungi detikJogja, Kamis (19/9/2024).
Sumadi menerangkan pihaknya sudah menyalurkan lebih dari seribu tangki air selama musim kemarau tahun ini. Sumber air itu berasal dari BPBD, CSR, hingga kapanewon.
"Untuk jumlah total distribusi air hingga saat ini dari APBD 980 dan CSR 353, sehingga total ada 1.333 tangki," ujar Sumadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumadi menyebut ada tiga kapanewon yang paling banyak mendapat dropping air. Jika dihitung, jumlah dropping air di ketiga kapanewon itu hampir separuh dari total distribusi air saat musim kemarau di Gunungkidul.
"Paling banyak dropping air di Kapanewon Tepus dengan 288 tangki, Panggang 208 tangki, dan Saptosari 120 tangki," ujarnya.
Sedangkan jumlah total yang terdampak kekeringan di Gunungkidul hingga saat ini 55.437 jiwa. Di mana jumlah tersebut terdiri dari 15.684 kepala keluarga (KK).
"Kalau yang paling banyak terdampak kekeringan itu untuk sementara di Panggang dengan 17.903 jiwa, Tanjungsari 6.872 jiwa, dan Girisubo 4.639 jiwa," paparnya.
Sumadi menyebut jumlah tersebut bisa bertambah karena BMKG memprakirakan musim kemarau bakal berlangsung hingga bulan depan. Oleh sebab itu, Pemkab Gunungkidul memperpanjang siaga darurat kekeringan hingga tanggal 31 Oktober.
"Tahun ini perkiraan dari BMKG sampai Oktober dasarian ketiga," katanya.
Meski begitu, dia menyebut jumlah permintaan dropping air dan warga terdampak kekeringan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.
"Kalau sampai saat ini dibanding tahun lalu lebih sedikit tahun ini. Secara jumlah lebih sedikit, baik permintaan dropping dan jumlah jiwa yang terdampak kekeringan," ujarnya.
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan