Geblegan Kulon Progo Tampil di Festival Olahraga Tradisional, Begini Mainnya

Geblegan Kulon Progo Tampil di Festival Olahraga Tradisional, Begini Mainnya

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Rabu, 10 Jul 2024 19:44 WIB
Kontingen Kulon Progo menampilkan olahraga Geblegan di Taman Budaya Kulon Progo, DIY, Rabu (10/7/2024).
Kontingen Kulon Progo menampilkan olahraga Geblegan di Taman Budaya Kulon Progo, DIY, Rabu (10/7/2024). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Kabupaten Kulon Progo akan mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam Festival Olahraga Tradisional tingkat Nasional 2024 pada 11-14 Juli. Dalam ajang itu, kontingen Kulon Progo menampilkan olahraga tradisional baru bernama Geblegan. Apa itu?

Geblegan merupakan olahraga tradisional yang dikreasikan oleh Balemas Singlon bersama Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi) Kulon Progo. Olahraga ini terinspirasi dari aktivitas pembuatan geblek, kudapan khas Kulon Progo dari tepung kanji.

"Aktivitas orang membuat geblek menjadi tradisi, terutama di Perbukitan Menoreh. Dengan berbagai varian geblek itu kita angkat, kita bumbui aturan, kita berikan sentuhan agar di situ aktivitasnya mengandung unsur budaya sekaligus olahraga, maka terciptalah Geblegan," ucap salah satu penggagas Geblegan, Joko Mursito saat ditemui di Taman Budaya Kulon Progo, Pengasih, Kulon Progo, Rabu (10/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kontingen Kulon Progo menampilkan olahraga Geblegan di Taman Budaya Kulon Progo, DIY, Rabu (10/7/2024).Kontingen Kulon Progo menampilkan olahraga Geblegan di Taman Budaya Kulon Progo, DIY, Rabu (10/7/2024). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Geblegan mempertandingkan dua tim yang masing-masing berisi 3 pemain. Setiap pemain punya peran berbeda, yaitu sebagai pemasok (pembuat adonan geblek), penyerang (memasukkan geblek ke target) dan pemantau (mengawasi tim lawan dan membantu penyerang). Geblegan juga melibatkan satu wasit dan pemusik pengiring.

Inti dari olahraga ini ialah bagaimana agar kedua tim bisa beradu cepat dalam memasukkan adonan geblek ke target sasaran berupa tiang bambu. Meski terlihat gampang, tapi dalam praktiknya para pemain harus gesit dan berstamina.

ADVERTISEMENT

Pemain yang bertugas sebagai pemasok harus memastikan adonan geblek benar-benar sempurna dan bisa dimasukkan ke dalam target sasaran. Apabila adonannya rusak, maka tidak akan dihitung poin meski sudah masuk ke tiang bambu.

Sementara itu pemain penyerang dituntut lincah dan cepat karena dia merupakan kunci kemenangan tim. Pemain penyerang di Geblegan biasanya berpostur kecil dan ramping agar mudah melewati rintangan di arena.

Adapun tugas pemantau yaitu mengawasi pergerakan pemain lawan dan memberikan instruksi kepada timnya kapan harus mulai membuat adonan dan melakukan penyerangan. Pemain pemantau juga bertugas membantu pemain penyerang saat memasukkan adonan geblek ke dalam sasaran.

Durasi pertandingannya 10 menit. Ada dua babak. Jika hasilnya seri, dilanjutkan ke babak ketiga sebagai penentu.

"Di sini dibutuhkan kekompakan, kecerdikan, keterampilan, dan akselerasi. Karena ini ada loncatnya juga," terang Joko.

Joko berharap Geblegan bisa juara di Festival Olahraga Tradisional tingkat Nasional 2024, sama seperti Nglarak Blarak dan Obah Owah yang menjuarai kompetisi serupa pada tahun sebelumnya.

"Kami sudah pernah juara kompetisi sejenis, sehingga kita punya target mengulang kejayaan itu kembali," harapnya.

Salah satu pemain Geblegan, Intan Wijaya, mengaku bangga olahraga ini bisa maju dalam Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional 2024. Intan beserta seluruh kontingen Geblegan pun telah melakukan pelbagai persiapan.

"Persiapan tentunya melakukan olahraga ya, seperti latihan kekuatan, belajar membuat adonan geblek, dan meningkatkan kecepatan, biar besok pas tampil tidak lemas dan kaku," ucap perempuan asal Nanggulan itu.

Menurut Nia, bermain Geblegan itu mengasyikkan. "Seru sih, soalnya pas main kita teriak-teriak, terus harus cepet-cepetan ya, koordinasi antar pemain itu harus bagus," ujarnya.

Nia mengatakan olahraga ini cukup melelahkan karena setiap pemain dituntut bergerak cepat. "Menjaga stamina sangat diperlukan dalam olahraga ini," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, Kulon Progo berhasil menyabet gelar juara di Festival Olahraga Tradisional DIY 2024. Selanjutnya, Kulon Progo akan mewakili DIY di ajang Festival Olahraga Tradisional di tingkat Nasional yang digelar di Sulawesi Tengah pada 11-14 Juli 2024.




(dil/apu)

Hide Ads