Apa Itu Haji Mabrur? Ini Pengertian, Syarat, Ciri hingga Dalilnya

Apa Itu Haji Mabrur? Ini Pengertian, Syarat, Ciri hingga Dalilnya

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Sabtu, 25 Mei 2024 12:02 WIB
Ilustrasi haji
Ilustrasi pengertian, syarat, ciri hingga dalil tentang haji mabrur (Foto ilustrasi haji: Getty Images/Shakeel Sha)
Jogja -

Tahukah kamu, apa itu haji mabrur? Istilah ini biasanya disampaikan untuk mendoakan seseorang yang menunaikan ibadah haji. Menjadi haji mabrur tentu adalah tujuan dari semua umat Islam yang menjalankan ibadah haji ke tanah suci.

Seperti diketahui, haji merupakan ibadah yang masuk dalam rukun Islam ke-5 ini memiliki ganjaran surga. Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mabrur berarti diterima Allah atau baik. Secara harfiah, haji mabrur dapat diartikan sebagai haji yang baik atau ibadahnya telah dilaksanakan dengan baik dan diterima oleh Allah SWT.

Berdasarkan syar'i, haji mabrur merupakan haji yang telah melaksanakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT dan Muhammad SAW. Lantas, apa saja syarat dan ciri haji mabrur? Simak penjelasannya di sini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syarat Mendapatkan Haji Mabrur

Haji mabrur dapat dapat ditinjau dari beberapa aspek. Mengutip laman Kementerian Agama RI Provinsi Sulawesi Selatan, haji mabrur dapat dilihat dari cara seseorang menunaikan haji, tingkah laku selama menjalankan haji, hingga pengetahuan dan kepatuhannya terhadap aturan berhaji.

Berikut ini beberapa syarat haji mabrur bagi umat Islam yang hendak menunaikannya:

ADVERTISEMENT

1. Melaksanakan ibadah haji dengan dana yang sepenuhnya dari jalan halal

Syarat pertama untuk mencapai haji mabrur adalah menggunakan dana yang sepenuhnya halal. Jika harta yang digunakan untuk berhaji berasal dari sumber haram, ibadah tersebut menjadi sia-sia. Berikut hadits tentang haji mabrur dari riwayat Tabrani.

"Apabila seseorang keluar untuk melaksanakan haji dengan nafkah yang halal dan menapakkan kakinya di atas kendaraannya kemudian berucap: 'Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu', malaikat dari langit akan memanggil: 'Kedatanganmu diterima dan amalmu diterima. Bekalmu halal, kendaraanmu halal dan hajimu mabrur [diterima] dan bukan palsu'. Dan apabila seseorang keluar untuk melaksanakan haji dengan nafkah yang kotor/haram dan menapakkan kakinya di tanah kemudian berucap: 'Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu', malaikat dari langit akan memanggil: 'Kedatanganmu ditolak dan amalmu tidak diterima, bekalmu haram dan nafkahmu haram dan hajimu tidak mabrur'." (HR. Tabrani)

2. Tidak melakukan perbuatan dosa selama melaksanakan ibadah haji

Selama menjalankan ibadah haji, jemaah sangat dianjurkan menjaga perilakunya. Segala ucapan dan perbuatan buruk harus dihindari saat berhaji. Kata-kata kotor, meskipun hanya terlintas di hati, harus dijauhi.

Sebaliknya, berhaji sebaiknya diiringi dengan perbuatan yang bernilai ibadah. Contohnya memberi makan, saling berucap salam, dan berbicara dengan baik. Apa pun perbuatan baik yang bisa dilakukan.

Anjuran menjaga perilaku selama berhaji ini telah diingatkan oleh Allah dan Rasulullah. Berikut beberapa dalil dari Al-Quran dan hadits tentang syarat haji mabrur.

"Haji yang mabrur itu tiada balasannya kecuali surga", para sahabat bertanya: Bagaimana cara memabrurkan haji? Nabi bersabda: "Memberi makan, menjaga [memperbaiki] perkataan dan menyebarkan salam." (HR. Tabrani)

"Barangsiapa yang berhaji kemudian tidak berkata-kata keji, tidak berbuat fasik, dia akan keluar dari dosa-dosanya seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya [bersih dari dosa]." (HR. Tirmidzi).

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 197, "[Musim] haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats [berkata, keji, kotor, cabul], berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji."

3. Menyempurnakan rukun, wajib, syarat, dan sunnah haji, serta mengambil hikmah yang terkandung di setiap amalan haji

Inilah pentingnya mengikuti manasik haji sebelum berangkat sehingga jemaah memiliki pengetahuan mengenai rukun, wajib, hingga syarat haji. Jemaah tidak boleh melewatkan berbagai hal yang harus dilaksanakan dalam ibadah haji.

Dengan menyempurnakan seluruh amalan, seorang muslim berpeluang mendapatkan haji mabrur. Selain itu, menjalankan berbagai amalan saleh selama berhaji akan menambah tabungan kebaikan di akhirat. Ada juga anjuran untuk menunaikan ibadah haji dengan amalan yang berdasarkan sunnah.

Ciri-ciri Haji Mabrur

Mengutip buku 'Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah' oleh Ust. A Solihin As Suhaili, haji mabrur akan mendapatkan banyak keuntungan dari Allah SWT. Salah satu keuntungan itu adalah jaminan surga.

Predikat haji mabrur sejatinya adalah anugerah dari Allah SWT kepada hamba yang terpilih. Namun demikian, mengutip laman NU Online, ada beberapa tanda yang menunjukkan seseorang telah meraih haji mabrur. Berikut adalah ciri-ciri haji yang mabrur.

  1. Santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam)
  2. Menebarkan kedamaian (ifsya'us salam)
  3. Mempunyai kepedulian sosial dengan mengenyangkan orang lapar (ith'amut tha'am)

Dalil tentang Haji Mabrur

Terdapat beberapa Hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan syarat-syarat haji mabrur serta keutamaannya. Berikut ini adalah beberapa hadits mengenai haji mabrur selain yang telah disebutkan pada subjudul sebelumnya.

1. Hadits riwayat Abu Hurairah

Berikut redaksi hadits dari Abu Hurairah.

"Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya, 'Amalan apa yang paling afdal?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Ada yang bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?' Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, 'Jihad di jalan Allah.' Ada yang bertanya kembali, 'Kemudian apa lagi?' 'Haji mabrur,' jawab Nabi shallallahu alaihi wa sallam." (HR. Bukhari no. 1519)

2. Hadits riwayat Aisyah

Berikut redaksi hadits riwayat Aisyah tentang haji.

"Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdal. Apakah berarti kami harus berjihad?' 'Tidak. Jihad yang paling utama [afdal] adalah haji mabrur', jawab Nabi shallallahu alaihi wa sallam." (HR. Bukhari no. 1520)

3. Hadits riwayat Abu Hurairah

Haji mabrur artinya haji yang diterima, tidak tercampuri dengan dosa. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah dijelaskan berikut.

"Siapa yang berhaji ke Ka'bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya." (HR. Bukhari no. 1521).

4. Hadits riwayat Bukhari

Berikut redaksi hadits yang menjelaskan pahala haji mabrur.

"Tidak ada balasan [yang pantas diberikan] bagi haji mabrur kecuali surga," (HR Bukhari).

Demikian penjelasan mengenai haji mabrur, mulai dari pengertian, syarat, hingga dalilnya. Semoga bermanfaat, Dab!




(dil/dil)

Hide Ads