- Teks Ceramah Singkat tentang Haji Beserta Dalilnya Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #1: Merenungi Hasil Capaian Ibadah Haji Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #2: Memahami Kewajiban Melaksanakan Ibadah Haji Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #3: Hikmah Ibadah Haji untuk Pribadi yang Dicintai Ilahi Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #4: Memupuk Niat dan Semangat Pergi Haji ke Tanah Suci Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #5: Beberapa Nasihat dari Makna Ibadah Haji
Bulan haji atau Dzulhijjah akan diwarnai dengan berbagai kajian hingga pengajian yang bertemakan ibadah haji, sehingga diperlukan contoh teks ceramah untuk disampaikan. Berikut akan dipaparkan contoh teks ceramah singkat tentang haji beserta dalilnya yang dapat dijadikan sebagai referensi bagi kaum muslim.
Mengutip dari buku 'Fiqih' karya M Aliyul Wafa, dkk., haji adalah rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslim yang mampu untuk menunaikannya. Secara bahasa haji dapat diartikan sebagai ziarah, menuju, maupun mengunjungi suatu tempat tertentu. Kemudian apabila dimaknai secara syar'i, haji merupakan sebuah ibadah yang dilakukan oleh umat Islam dengan mengunjungi ka'bah yang berada di Tanah Suci Mekkah.
Terkait dengan ibadah haji telah disampaikan dalam firman Allah SWT di dalam Al-Quran. Tepatnya pada Surat Al Hajj ayat 26. Adapun bacaan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَاِذْ بَوَّأْنَا لِاِبْرٰهِيْمَ مَكَانَ الْبَيْتِ اَنْ لَّا تُشْرِكْ بِيْ شَيْـًٔا وَّطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْقَاۤىِٕمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ ٢٦
"Wa idz bawwa'nâ li'ibrâhîma makânal-baiti al lâ tusyrik bî syai'aw wa thahhir baitiya lith-thâ'ifîna wal-qâ'imîna war-rukka'is-sujûd."
Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami menempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan berfirman), "Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apa pun, sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, mukim (di sekitarnya), serta rukuk (dan) sujud."
Mengingat haji dianjurkan bagi kaum muslim yang mampu, ibadah ini menjadi salah satu tema yang akan disampaikan dalam berbagai acara ceramah. Salah satunya yang bertepatan dengan momentum bulan haji atau Dzulhijjah.
Bagi detikers yang membutuhkan referensi teks ceramah singkat tentang haji, detikJogja telah merangkum beberapa contohnya. Temukan penjelasannya melalui paparan berikut.
Teks Ceramah Singkat tentang Haji Beserta Dalilnya
Selain dalam Surat Al-Hajj ayat 26, anjuran mengenai ibadah haji juga disampaikan dalam ayat 27 dalam surat yang sama. Masih merujuk dari buku yang sama, berikut bacaan Surat Al-Hajj ayat 27.
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍۙ ٢٧
"Wa adzdzin fin-nâsi bil-ḫajji ya'tûka rijâlaw wa 'alâ kulli dlâmiriy ya'tîna ming kulli fajjin 'amîq."
Artinya: "(Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh."
Agar dapat memaknai ibadah haji, kaum muslim dapat menyampaikan maupun membaca teks ceramah tentang haji. Dirangkum dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Nahdlatul Ulama, berikut contoh lima teks ceramah singkat tentang haji beserta dalilnya.
Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #1: Merenungi Hasil Capaian Ibadah Haji
Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,
Salah satu ibadah yang penting untuk kita renungi bersama-sama adalah ibadah haji. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan kepada semua umat Islam yang sudah memiliki bekal yang cukup mulai dari berangkat hingga pulangnya. Pahala yang Allah janjikan kepada orang yang beribadah haji dengan benar adalah surga dari Allah.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah dalam salah satu haditsnya, yaitu:
الْحَجَ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاء إِلا الْجَنَّةُ
Artinya, "Haji yang mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali surga" (HR. Muslim).
Dengan berdasarkan hadits ini, maka tentu tidak semua ibadah haji bisa mendapatkan balasan surga dari Allah SWT, bahkan banyak yang tidak mendapatkan nilai apa-apa selain menghilangkan kewajiban dan menghabiskan uang saja. Allah hanya menjanjikan balasan surga bagi orang-orang yang berhaji dan berhasil meraih status mabrur.
Maksud dari haji mabrur itu sendiri sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab Syarhu as-Suyuthi li Sunan an-Nasa'i adalah haji yang diterima oleh Allah SWT Sedangkan tanda-tanda diterimanya ibadah haji adalah ketika orang yang berhaji kembali menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, lebih taat dan lebih istiqamah dari sebelumnya, serta tidak mengulangi kemaksiatan-kemaksiatan yang pernah dilakukan sebelum haji.
Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,
Jika salah satu dari kita semua merupakan bagian dari orang-orang yang pernah menunaikan ibadah haji, baik di tahun ini atau tahun-tahun sebelumnya, dan ingin tahu apakah ibadah haji yang kita lakukan menjadi haji yang mabrur atau tidak, maka lihatlah bagaimana keadaan kita Jika lebih baik, berarti mabrur, dan jika lebih buruk berarti sia-sia.
Allah SWT mengingatkan kepada kita semua untuk menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima ini hanya karena Allah semata, bukan karena lainnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran, yaitu:
اَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ
Artinya: "Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah."
Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,
Itulah renungan penting yang harus kita jadikan bahan introspeksi dari ibadah haji yang kita lakukan khususnya, dan semua ibadah-ibadah lain pada umumnya. Bahwa salah satu tanda yang paling tepat untuk melihat diterima atau tidaknya suatu ibadah adalah dengan cara menjadikan kita semua sebagai hamba yang lebih baik dan lebih istiqamah.
Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #2: Memahami Kewajiban Melaksanakan Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan salah satu dari kelima Rukun Islam, yakni sebagai rukun terakhir setelah syahadat, sholat, puasa dan zakat. Perintah menunaikan ibadah haji adalah sebagaimana termaktub dalam Al-Quran, Surah Ali Imran, Ayat 97 sebagai berikut:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."
Ayat di atas menjelaskan bahwa ibadah haji itu wajib. Tetapi hukum wajib itu dikaitkan dengan kemampuan karena ibadah ini merupakan sebuah perjalanan yang membutuhkan kemampuan materi dan kekuatan fisik. Bila sebuah ibadah dikaitkan langsung dengan kemampuan para hamba-Nya, maka terdapat hikmah tertentu yang menunjukkan kebijaksanaan Allah SWT. Orang-orang beriman akan menerima ketentuan tersebut tanpa berat hati.
Di sisi lain, dikaitkannya ibadah haji dengan kemampuan para hamba-Nya menunjukkan kasih sayang Allah SWT yang besar terhadap mereka. Semua ini sebagaimana telah ditegaskan di dalam Al-Quran, Surah Al-Baqarah, Ayat 286:
لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا
Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya."
Selain di dalam Al-Quran, perintah ibadah haji juga disebut di dalam hadits Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda dalam suatu pidatonya:
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ فَحُجُّوا. فَقَالَ رَجُلٌ: أَكُلَّ عَامٍ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَسَكَتَ حَتَّى قَالَهَا ثَلاَثًا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبَتْ، وَلَمَا اسْتَطَعْتُمْ. ثُمَّ قَالَ: ذَرُوْنِي مَا تَرَكْتُكُمْ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوْهُ
Artinya:
"Wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji maka berhajilah kalian!" Seseorang berkata, 'Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?' Beliau terdiam sehingga orang tersebut mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Kalau aku katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak akan sanggup.'
Kemudian beliau berkata, 'Biarkanlah apa yang aku tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya orang sebelum kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya yang tidak diperlukan dan menyelisihi nabi nabi mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian maka lakukanlah sesuai dengan kesanggupan kalian. Dan bila aku melarang kalian dari sesuatu maka tinggalkanlah."
Lalu bagaimana dengan mereka yang belum mampu menunaikan ibadah haji karena memang tidak mampu atau miskin? Rasulullah SAW pernah bersabda dalam suatu hadits yang diriwayatkan Abu Nu'aim al-Qudha'i dan Ibnu 'Asakir dari Ibnu 'Abbas, sebagaimana termaktub dalam Kitab Al-Jami'ush Shaghir, berbunyi:
الجمعة حج الفقراء
Artinya: "Sholat Jumat adalah hajinya orang-orang miskin".
Maksud hadits tersebut adalah sholat Jumat di masjid bagi orang-orang yang tidak mampu sama pahalanya dengan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Terlepas dari status hadits di atas, hadits tersebut sebetulnya menunjukkan keadilan di dalam Islam bahwa orang-orang yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji tetap memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pahala yang besar, yakni dengan berjamaah sholat Jumat secara istiqamah terutama di masjid. Dengan demikian, maka ajaran Islam tidak memikirkan atau membuat kecil hati orang-orang lemah karena Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang penuh kasih sayang.
Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #3: Hikmah Ibadah Haji untuk Pribadi yang Dicintai Ilahi
Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Ali Imran ayat 96 dan 97:
اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."
Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,
Rangkaian dua ayat inilah yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah haji untuk umat Islam. Dalam melaksanakan ibadah haji kita mengawali dengan mengenakan pakaian ihram berwarna sama yakni putih yang melambangkan kesucian.
Tidak mengenal dari mana kita berasal, setinggi apapun jabatan kita, sebanyak apapun harta kita, apa pun warna kulit kita, semuanya mengenakan pakaian ihram putih melambangkan kembalinya manusia kepada Allah, pemilik alam semesta. Semua identitas, semua jabatan, dan kekayaan ditanggalkan seraya menyadari bahwa kita semua adalah sama di hadapan Allah SWT.
Menyadari bahwa tidak ada yang perlu disombongkan selama hidup di dunia. Semua akan kembali kepada-Nya dengan kain putih yang membungkus kita. Hanya amal ibadah yang akan dibawa menghadap yang Kuasa, Allah SWT.
Selanjutnya kita melaksanakan wukuf di padang Arafah sebagai puncak dari ibadah haji. Rasulullah bersabda:
الْحَجُّ عَرَفَةُ فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ لَيْلَةِ جَمْعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ
Artinya: "Haji itu Arafah. Siapa saja yang mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar malam Muzdalifah (malam Idul Adha), maka sempurnalah hajinya" (HR Ahmad).
Wukuf di Arafah, di mana seluruh jemaah haji berkumpul di satu tempat dalam satu waktu, merupakan miniatur saat kita di Padang Mahsyar nanti. Tidak ada lagi waktu untuk memperbaiki diri dan tidak ada lagi kebohongan bisa dilakukan saat kita mempertanggungkan apa yang kita lakukan selama di dunia.
Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,
Untuk mewujudkan hikmah dari rangkaian ibadah haji yang sudah dijelaskan ini, mari kita berdoa, memohon kepada Allah SWT di tempat dan waktu yang mustajab ini. Semoga kita menjadi hamba yang dicintai dan disayangi Allah SWT. Semoga kita diberikan kekuatan dan kesehatan serta kelancaran dalam menjalankan prosesi ibadah haji ini sampai dengan selesai. Semoga kita diberikan kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah haji setelah kita menyelesaikan seluruh rangkaiannya.
Dan yang paling utama, mari kita semuanya berusaha dan berdoa, mudah-mudahan haji yang kita lakukan pada kali ini dicatat sebagai haji yang mabrur dan mabrurah. Amin, amin, ya Rabbal alamin.
Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #4: Memupuk Niat dan Semangat Pergi Haji ke Tanah Suci
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Di antara lima rukun Islam yang harus dikerjakan oleh umat Islam adalah ibadah haji. Ibadah ini memiliki kekhususan waktu dan tempat karena harus dikerjakan pada bulan Dzulhijjah di tanah suci Makkah.
Untuk bisa menjalankannya, diperlukan niat dan komitmen kuat karena ibadah ini memerlukan waktu dan syarat-syarat khusus di antaranya adalah mampu mengerjakannya. Artinya, ketika seseorang sudah mampu untuk melaksanakannya, maka wajib baginya untuk berhaji. Jika ia menghindar dari kewajiban dalam kondisi mampu mengerjakannya maka ia berdosa.
Allah SWT menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah" (QS. Ali Imran: 97).
Niat dan semangat harus terus dipupuk dengan cara tetap berikhtiar, melakukan upaya memenuhi syarat-syarat kemampuan dan setelah itu bertawakal kepada Allah karena Dia lah yang Maha Penentu Segala-galanya. Niat menjadi hal yang penting, karena banyak orang yang mampu, baik secara fisik, kesempatan maupun biaya, namun mereka belum tergerak hatinya untuk berhaji.
Selama kita mau berusaha, Insyaallah, Allah akan memberi jalan kemudahan. Kita harus optimis bahwa kita mampu berhaji karena kita yakin bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Pemurah kepada hamba-Nya yang bertakwa. Ketakwaan menjadi jalan keluar dari masalah dan membukakan pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu" (QS. At-Thalaq: 1-2).
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Ketika kita memiliki azam atau niat yang kuat untuk bisa berhaji, maka kita tentu harus berusaha melalui berbagai cara seperti mengawalinya dengan mendaftarkan diri agar mendapatkan nomor porsi haji dan kemudian kita bertawakal kepada Allah SWT. Allah berfirman:
فَإِذَاعَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya" (QS. Al Imran: 159).
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Semoga kita senantiasa diberi kekuatan oleh Allah dan ditakdirkan untuk dapat pergi haji ke Baitullah. Mudah-mudahan Allah SWT membukakan pintu rezeki selebar-lebarnya mulai dari dibukakan pintu niat, kemampuan, kesehatan, dan kesempatan sehingga kita bisa menikmati ibadah yang menjadi mimpi dan keinginan semua umat Islam.
Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Haji #5: Beberapa Nasihat dari Makna Ibadah Haji
Hadirin rahimakumullah,
Ibadah haji merupakan ibadah yang penuh perjuangan dan tantangan, terutama umat Islam yang jauh dari Jazirah Arab. Di Indonesia sendiri, ibadah yang diwajibkan seumur hidup sekali bagi yang mampu ini harus ditunggu bertahun-tahun, hingga mereka bisa berangkat, karena melihat kondisi, sosial dan geografis di tanah suci.
Ibadah haji juga menjadi penyempurna dari rukun Islam, sehingga barangsiapa telah mampu secara harta, fisik, dan mental untuk berhaji dan ia menunaikannya, maka ia telah menyempurnakan agama Islamnya. Pada musim haji inilah Allah SWT turunkan ayat pada surat Al-Maidah:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu" (QS. Al-Ma'idah: 3).
Hadirin rahimakumullah,
Sungguh di dalam ibadah haji terdapat banyak sekali keutamaan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Baik yang bermanfaat bagi kejiwaan kita maupun yang bermanfaat untuk perekonomian kita. Allah telah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 27-28:
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ
Artinya: "Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh. Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan oleh-Nya kepada mereka berupa hewan ternak. Maka, makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir (QS. Al-Hajj: 27-28).
Ketika kita berhaji, sudah sepantasnya menggunakan harta yang halal, tidak mengandung syubhat atau bahkan haram. Karena harta yang haram akan mengurangi keberkahan, bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa berhaji dengan harta yang haram akan membuat haji kita tidak sah sehingga tidak menggugurkan kewajiban.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Imam An-Nawawi RA, salah satu ulama bermazhab Syafi'i:
إذا حج بمال حرام، أوراكباً دابة مغصوبة أثم وصح حجه، وأجزأه عندنا، وبه قال أبو حنيفة ومالك والعبدري، وبه قال أكثر الفقهاء، وقال أحمد: لا يجزئه، ودليلنا أن الحج أفعال مخصوصة، والتحريم لمعنى خارج عنها
Artinya: "Orang yang berhaji dengan harta haram atau naik kendaraan hasil merampas, maka dia berdosa dan hajinya sah serta telah menggugurkan kewajiban menurut kami. Ini merupakan pendapat Abu Hanifah, Malik, Al-Abdari, dan pendapat mayoritas ulama. Sementara Imam Ahmad mengatakan, "Hajinya tidak sah." Alasan kami (Syafi'iyah), bahwa haji merupakan amalan khusus. Sementara haramnya harta, itu faktor luar (Al-Majmu' Syarh Muhadzab, 7: 62).
Selain menggunakan harta yang baik, orang yang berhaji juga dilarang untuk berkata kotor dan berbuat kefasikan. Karena ketika ia bisa menghindari dari keduanya, maka ia seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya: Siapa yang berhaji ke Ka'bah, lalu tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat kefasikan, maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya (HR. Bukhari No 1521).
Hadirin rahimakumullah,
Semoga kita semua diberikan kesehatan jasmani maupun rohani, serta ditakdirkan menjadi hamba yang juga menyempurnakan ibadah rukun Islam yang kelima, haji dan umrah.
Demikian tadi rangkuman contoh teks ceramah singkat tentang Haji beserta dalilnya yang dapat dijadikan referensi bagi kaum muslim. Semoga informasi ini membantu.
(cln/ams)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu