9 Fakta Ricuh Pelajar di Jogja Saat Konvoi Kelulusan

Round-Up

9 Fakta Ricuh Pelajar di Jogja Saat Konvoi Kelulusan

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 14 Mei 2024 07:00 WIB
Polisi mengamankan sejumlah pelajar yang diduga terlibat kericuhan di kawasan Kota Jogja ke Mapolresta Jogja, Senin (13/5/2024).
Polisi sempat mengamankan sejumlah pelajar ke Mapolresta Jogja seusai terjadi kericuhan di kawasan Kota Jogja, Senin (13/5/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Konvoi pelajar bermotor yang berbuntut ricuh terjadi di sejumlah kawasan Kota Jogja, kemarin. Polisi menyebut konvoi kelulusan itu melibatkan pelajar dari beberapa sekolah. Berikut sederet fakta yang dihimpun dari liputan tim detikJogja.

1. Berawal di Jalan Pramuka Umbulharjo

Kericuhan sekelompok pelajar itu berawal di Jalan Pramuka, Umbulharjo, hingga merembet ke sejumlah lokasi lain. Di titik awal ini, mereka sempat berhenti di depan sebuah sekolah dan melakukan provokasi.

"Saya juga masih minta keterangan apakah itu tawuran atau mungkin hanya provokasi, karena tadi yang saya lihat di monitor ATCS sekilas itu ada yang ngelempar mercon, jadi belum sempat terjadi seperti berantem atau apa itu belum sempat," kata Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma saat dihubungi wartawan, Senin (13/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mencegah kericuhan meluas, polisi langsung melakukan patroli dan sempat mengamankan sejumlah pelajar.

2. Goyang Pagar Sekolah-Lempar Petasan

Di kawasan Umbulharjo, Jogja, para pelajar itu disebut melakukan provokasi dengan menggoyang pagar salah satu sekolah dan melempar petasan juga batu.

ADVERTISEMENT

"Konvoi keliling-keliling kemudian pada di salah sekolah, SMK 3 Muhammadiyah, itu melakukan aksi provokasi dengan goyang-goyang pagar melempar petasan dan sejumlah batu," kata Kapolresta Jogja Kombes Aditya Surya Dharma saat ditemui di Mapolresta Jogja, Senin (13/5/2024).

Konvoi ini berawal dari acara kelulusan kelas XII. Ajakan ini pun tersebar di grup aplikasi WhatsApp para pelajar.

3. Detik-detik Ricuh di Umbulharjo

Kericuhan antarpelajar itu salah satunya terjadi di Jalan Pramuka Umbulharjo. Pemilik warmindo di sekitar lokasi kejadian, Mulya, menuturkan ricuh terjadi pada siang hari di depan SMK Muhammadiyah 3 Jogja.

"Kejadiannya jam 2 kalau nggak salah. Belum pada keluar sih anak-anak sekolah sini," kata dia saat ditemui detikJogja, Senin (13/5/2024).

Menurut Mulya, saat itu ada sekelompok pelajar dari sekolah lain yang datang membawa motor. Dia memperkirakan ada seratusan pelajar.

Kemudian, rombongan itu disebut merusak pagar sembari berteriak-teriak. "Terus anak-anak sekolah sini pada keluar," kata dia.

Mulya juga sempat mendengar suara petasan. "Lumayan keras suaranya. Kayaknya petasan biasa tapi agak gede," paparnya.

Dia bilang pagar SMK Muhammadiyah 3 Jogja rusak karena kericuhan itu. Meski demikian, para pelajar dari luar itu belum sampai masuk ke dalam sekolah.

"Warga sini mungkin langsung telpon polisi. Terus beberapa polisi langsung datang," tutur Mulya.

Mulya berkata, karena ricuh tersebut gerbang SMK Muhammadiyah 3 Jogja mengalami kerusakan. Kemudian pot dan juga gelas yang berada di warungnya.

"Pas lagi banyak yang di sini paling pada nemu gelas di sini pas ngambil drei (obeng) atau apa. Nggak tahu berapa biji yang diambil," jelas Mulya.

Kapolresta Jogja Kombes Aditya juga meluruskan kabar yang beredar di media sosial. "Iya, yang dor itu bunyi petasan, bukan (senjata api). Orang tua dan sekolah sudah kami panggil," jelas Aditya.

4. Ricuh Tak Hanya di Satu Lokasi

Hasil pemeriksaan polisi sementara menyebutkan bahwa kericuhan tak hanya terjadi di satu lokasi. Hal itu terbukti dengan adanya sejumlah video yang beredar di media sosial, berupa aksi provokatif di sejumlah sekolah lain di wilayah Kota Jogja.

"Tadi sih pengakuannya baru di SMK 3 Muhammadiyah itu saja. Masih kita dalami, masih kita laksanakan pemeriksaan awal apakah memang itu random atau tujuannya mengarah ke situ atau ada tujuan sekolah-sekolah lain," ujar Kapolresta Jogja, Kombes Aditya.

5. Siswa Nyebur Selokan-Dilempari

Dalam video yang beredar di media sosial, salah satunya diunggah di akun Instagram @terangmedia, terlihat ada pelajar yang nyemplung ke selokan. Dalam video itu tampak sejumlah pelajar berseragam putih abu-abu mengelilingi selokan.

"Satu orang yang konvoi yang sempat viral karena jatuh (sungai) itu kami interogasi, dia ada yang dorong dari warga kemudian dia bersembunyi di bawah tapi tidak ada patah tulang atau apa," kata Kapolresta Jogja, Kombes Aditya.

Kepada polisi, pelajar itu mengaku tidak ada kontak fisik tawuran.

"Kalau kontak fisik semacam tawuran tidak ada tadi hanya yang masuk ke sungai itu. Pengakuannya ditabrak ojek kemudian oleh salah satu warga didorong masuk sungai," ujar Aditya.

"Jadi dia bersembunyi di gorong-gorong tadi. Tadi saya tanya apakah ada luka ndak ada cuma lecet biasa," sambungnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

6. Polisi Sebut Hanya Aksi Provokasi

Polisi menyebut kericuhan yang terjadi di sejumlah kawasan di Kota Jogja kemarin siang belum bisa dikategorikan sebagai tawuran.

Kapolresta Jogja, Kombes Aditya mengatakan aksi tersebut hanya provokasi sepihak. Adapun pihak pelajar dari sekolah lain tidak melakukan aksi balasan.

Aditya menjelaskan kelompok konvoi kelulusan itu mengakui adanya provokasi dengan menggoyang pagar sekolah hingga melempari petasan. Tujuannya agar pelajar sekolah tersebut terpancing untuk melakukan hal serupa.

"Kalau mau disebut tawuran monggo, kalau kami sih belum menyebut tawuran hanya aksi provokasi. Belum sempat terjadi tawuran sudah bisa kita netralisir, kita pengamanan dan kita bubarkan dan beberapa tadi kita amankan," kata Aditya, kemarin.

7. Direncanakan Via Pesan Berantai

Menurut polisi, aksi ricuh itu telah disiapkan secara janjian melalui aplikasi WhatsApp, lalu disebarkan sebagai pesan berantai.

Polisi menuturkan, pesan berantai itu berisikan ajakan konvoi kelulusan untuk siswa kelas XII di salah satu sekolah setingkat SMA di Kota Jogja. Pesan berantai itu juga masuk ke grup WhatsApp siswa kelas XI.

"Sementara pengakuan tadi ajakan konvoi, tapi masih kita coba lihat di handphone-nya apakah ada ajakan ricuh juga," kata Kapolresta Jogja, Kombes Aditya.

"Kita mengimbau ke sekolah-sekolah untuk lebih menjaga siswanya, dan kita juga adakan patroli siber maupun secara terbuka untuk mengantisipasi aksi tandingan dari sekolah-sekolah lain," imbuh dia.

8. Sabuk Gir hingga Pil Koplo

Kapolresta Jogja Kombes Aditya menegaskan upaya provokasi pelajar saat konvoi kelulusan sudah jelas diperkuat dengan adanya beberapa bukti seperti sabuk gir, petasan, hingga tongkat pemukul. Polisi juga melakukan pendalaman terkait penemuan pil koplo dalam peristiwa itu.

Seluruh barang bukti didapatkan dari pelajar yang diamankan. Dari keterangan juga terungkap sebagai bentuk provokasi agar pelajar sekolah lain terpancing dan melakukan aksi balasan.

"Itu tadi diamankan ada pylox, bekas petasan, ada juga temukan gir, tongkat pemukul, ada obat berbahaya (pil koplo). Yang obat itu masih kami dalami, apa tujuan membawanya " jelasnya saat ditemui di Mapolresta Jogja, Senin (13/5/2024).

Polisi juga mengamankan sejumlah sepeda motor yang dipakai konvoi hingga berbuntut ricuh.

"Motor tadi 5 unit kalau petasan tadi ada 5 selongsong bekas yang kami amankan. Untuk pil ada dua butir," ujarnya.

Polisi kemudian memulangkan 23 pelajar yang sempat diamankan lantaran terbukti tidak terlibat dalam konvoi yang berakhir ricuh itu.

9. Pelajar Pelaku Ricuh Dipulangkan

Satreskrim Polresta Jogja menetapkan tujuh pelajar sebagai pelaku kericuhan dalam konvoi kelulusan yang berujung ricuh di sejumlah lokasi di Kota Jogja. Tujuh pelajar itu terdiri dari lima pelajar SMK Negeri di Kota Jogja dan dua pelajar SMK Swasta di Kota Jogja.

Kasi Humas Polresta Jogja, AKP Sujarwo mengatakan tujuh siswa itu ditangkap di sejumlah lokasi yang berbeda. Hasil pemeriksaan mengindikasikan seluruhnya berstatus pelaku dan anak berhadapan dengan hukum (ABH) berdasarkan usia. Hal ini dikuatkan oleh keterangan serta barang bukti yang diamankan polisi.

"Ketujuhnya diduga akan melakukan tawuran antar pelajar yang diawali dengan konvoi kelulusan dahulu, berputar-putar Kota Jogja," kata Sujarwo kepada wartawan, Senin (13/5/2024) malam.

Polsek Wirobrajan mengamankan dua pelajar inisial OR (18) dan RA (18). Dari kedua pelajar itu polisi menyita barang bukti berupa lima petasan, dua kaleng cat semprot, dan satu motor Yamaha Nmax.

Kemudian ada satu pelajar inisial PBRD (16) yang diamankan di wilayah Polsek Umbulharjo. Dia berasal dari salah satu SMK Negeri di Kota Jogja. Polisi juga mengamankan satu unit Honda Vario dari pelajar asal Pakuncen, Wirobrajan, Kota Jogja, ini.

"Ketiganya ini berstatus pelajar SMK Negeri di Kota Jogja. OR dan RA tercatat warga Kalasan Sleman, sementara PBRD warga Pakuncen Kota Jogja," ujar Sujarwo.

Lebih lanjut, Piket Satlantas Polresta Jogja berhasil mengamankan dua pelajar saat patroli. Dua pelajar itu inisial AHS (17) dari salah satu SMK swasta di Kota Jogja, dan RAD (18), pelajar salah satu SMK Negeri di Kota Jogja.

Polsek Gondokusuman juga mengamankan dua pelajar inisial HDU (17) dari SMK swasta di Kota Jogja dan RDY (19), pelajar SMK Negeri di Kota Jogja.

"Dari RDY ini kami berhasil amankan pil koplo dua butir. Untuk asal dan tujuan memiliki masih kami dalami. Lalu juga kami amankan Yamaha Nmax dan Honda Beat," ujarnya.

Para pelajar itu kemudian didata identitasnya, termasuk direkam sidik jarinya. Polisi juga telah berkomunikasi dengan orang tua mereka.

"Setelah kami periksa dan data, anak-anak dikembalikan kepada orang tua untuk dilakukan pembinaan," pungkas Sujarwo.

Halaman 2 dari 2
(dil/dil)

Hide Ads