Kumpulan Materi Ceramah Ramadhan Singkat Bertema Ikhlas dan Syukur

Kumpulan Materi Ceramah Ramadhan Singkat Bertema Ikhlas dan Syukur

Mutiara Zalsabilah Ridwan - detikJogja
Kamis, 21 Mar 2024 15:53 WIB
Ilustrasi Ceramah Agama.
Ilustrasi materi ceramat singkat. Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash
Jogja -

Dalam sebuah ceramah Ramadhan yang menginspirasi, konsep ikhlas dan syukur dalam setiap aspek kehidupan adalah materi yang sering dibahas. Kedua nilai tersebut seringkali menjadi pedoman kita dalam menjalani aktivitas sehari.

Ikhlas, sebagai sikap tulus dan ikhlas dalam menjalani setiap tugas dan ujian kehidupan, dipandang sebagai kunci utama untuk mengatasi berbagai tantangan dengan lapang dada. Sementara itu, sikap syukur yang menghargai nikmat dan berkat yang diberikan oleh Allah atau Tuhan menjadi pondasi yang kuat dalam memelihara rasa optimisme dan kepuasan diri.

Dalam konteks bulan Ramadhan, ceramah Ramadhan singkat menjadi media untuk merenungkan betapa pentingnya ikhlas dan bersyukur atas segala hal yang dimiliki. Berikut contoh ceramah Ramadhan singkat terkait rasa syukur dan ikhlas. Materi ceramah ini dapat disampaikan dalam berbagai jenis acara, seperti pengajian maupun untuk kultum tarawih dan kultum subuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Materi Ceramah Ramadhan Singkat tentang Ikhlas

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak sekali kenikmatan kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang insyaAllah mulia ini.

ADVERTISEMENT

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW. Di mana atas berkat perjuangan beliau dan para sahabatnya sehingga kita dapat merasakan indahnya islam seperti sekarang ini.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan ceramah singkat mengenai ikhlas. Dalam arti yang sering kita ketahui bahwa ikhlas merupakan segala sesuatu yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Arti ikhlas ini sudah benar namun kurang tepat. Dalam agama Islam, ikhlas berarti melakukan sesuatu karena Allah SWT.

Dalam hal ibadah, ikhlas berarti melakukan ibadah karena Allah SWT, bukan karena yang lain, bukan juga karena ingin dipuji, ingin terlihat sholeh, tetapi memang benar-benar karena Allah. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Bayyinah ayat 5 yang berarti bahwa "Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk mengikhlaskan agama untuk-Nya."

Ikhlas akan menjadi sangat penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan, sebab pada setiap amalan yang kita lakukan tanpa didasari dengan keikhlasan maka amalan tersebut dipandang tidak sah di hadapan Allah.

Ikhlas juga menjadi alat ukur pada setiap amalan yang kita lakukan, semakin kita ikhlas maka pahala yang akan kita dapatkan juga akan semakin besar. Semakin ikhlas seseorang dalam beramal, maka akan semakin besar pula balasan yang akan diterima.

Setelah anda memahami pentingnya ikhlas dalam kehidupan sehari-hari, maka latihlah hati untuk selalu ikhlas pada setiap hal. Saya rasa cukupkan sekian, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat. Kurang lebihnya mohon maaf. Terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari buku Ayo Mahir Berceramah SMA/MA oleh Indah Kumara Putri)

2. Materi Ceramah Ramadhan Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta berkah-Nya kepada kita, umat Islam. Shalawat dan salam kita curah limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan semua pengikutnya.

Hadirin rahimakumullah..

Syarat diterimanya ibadah adalah rasa ikhlas sebagaimana firman Allah SWT:

وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Artinya: "Sungguh, benar-benar telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang (para nabi) sebelummu, 'Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan gugurlah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi'." (QS Az-Zumar: 65)

Dengan ikhlas kita tidak akan tersesat ke jalan yang tidak diridhai Allah SWT, tidak akan menjadi orang yang riya atau sombong, karena sombong itu merupakan sifatnya setan.

Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil.

Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.

Tetapi banyak dari kita yang beribadah tidak berlandaskan rasa ikhlas kepada Allah SWT, melainkan dengan sikap riya atau sombong supaya mendapat pujian dari orang lain. Hal inilah yang dapat menyebabkan ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit." Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya."

Imam Syafi'i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya,"Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah SWT."

Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini, "Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat."

Dalam kesempatan lain ia juga berkata, "Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah SWT mencela orang-orang munafik."

Dari beberapa contoh hadits di atas menunjukkan bahwa ikhlas itu memang sangat penting bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridha dari Allah SWT ibadah kita tidak akan diterima oleh-Nya.

Lalu, bagaimana cara agar bisa beribadah dengan ikhlas? Cara agar kita dapat mencapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran di saat kita sedang beribadah kepada Allah SWT.

Kita hanya perlu memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan rasa riya atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita.

InsyaAllah, dengan cara di atas anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya,

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan, billahi taufiq wal hidayah.. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

(Dikutip dari laman jabar.kemenag.go.id).

3. Materi Ceramah Ramadhan Singkat tentang Rasa Syukur dalam Nikmat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Pada momentum ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan sekaligus senantiasa meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah subhanahu wata'ala yang telah menganugerahkan banyak nikmat kepada kita.

Saking banyaknya nikmat yang diberikan, terkadang kita lupa tidak merawat dan mensyukurinya. Di antara nikmat itu seperti nikmat sehat, sempat, dan juga yang paling penting adalah nikmat iman dan Islam.

Semua nikmat yang dianugerahkan kepada kita ini pasti tidak bisa kita hitung satu persatu. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wata'ala:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌرَحِيم

Artinya: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS An-Nahl:18).

Dalam mewujudkan rasa syukur kita, marilah kita senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" baik saat mendapat nikmat maupun saat kita ditimpa musibah. Karena perlu disadari, nikmat yang dianugerahkan Allah kepada kita lebih banyak dari masalah dan musibah yang kita hadapi dan rasakan.

Dengan syukur dalam berbagai kondisi apa pun, mudah-mudahan Allah akan selalu menyayangi kita dan nikmat dari-Nya akan terus mengalir dalam kehidupan kita. Allah pun telah menjanjikan dalam Al-Quran Surat Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيدٌ

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih'."

Semoga kita bukanlah hamba yang kufur akan nikmatnya sehingga kita bisa terhindar dari azab, musibah dan malapetaka dan kehidupan kita selamat di dunia dan akhirat. Amin.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam kehidupan ini, kita tidak akan pernah lepas dari nikmat dan begitu juga tak akan bisa lepas dari musibah dan cobaan. Saat mendapatkan nikmat dan saat menghadapi musibah, agama Islam telah memberikan panduan dengan senantiasa memegang dua prinsip, yakni: asy-syukru indan niam (bersyukur ketika mendapat nikmat) dan ash-shabru indal musibah (bersabar saat mendapatkan musibah).

Kedua hal ini pun bisa menjadi barometer (ukuran) keimanan seseorang yang akan menjadikannya kuat dan sabar dalam menjalani kehidupan yang terus mengalami perubahan ini.

Demikian ceramah singkat yang dapat saya sampaikan. Wassalamualaikum Wr. Wb.

(Dikutip dari laman NU Online)

Itulah contoh-contoh teks ceramah Ramadhan singkat tentang ikhlas dan rasa syukur. Semoga bermanfaat ya!

Artikel ini ditulis oleh Mutiara Zalsabilah Ridwan, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apl/dil)

Hide Ads