Lahan petani di Kalurahan Purwodadi, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul diserang monyet ekor panjang (MEP) dalam kurun lima tahun terakhir. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul buka suara terkait fenomena ini.
Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sulaksono menerangkan pihaknya sedang melakukan upaya pengembalian habitat monyet. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi konflik antara monyet dan petani.
Upaya tersebut dilakukan dalam jangka panjang bersama dengan pihak lainnya seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jogja. Salah satu bentuk restorasi ekosistem monyet ekor panjang yang bakal dilakukan ialah penanaman tanaman pangan monyet seperti pohon jambu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mengembalikan habitat yang harus kita lakukan adalah menyediakan sumber pakan dan juga tempat hidup mereka. Salah satunya itu tadi, jambu, tanaman yang mereka bisa makan," ujar Harry kepada detikJogja, Rabu (20/3/2024).
Oleh karena itu, Harry mengimbau masyarakat untuk tidak merusak tanaman pangan monyet tersebut. "Tanaman yang tidak produktif buat masyarakat itu jangan ditebang. Masyarakat juga harus komitmen," pintanya.
Upaya jangka pendeknya, Harry mengatakan pihaknya memberikan pangan kepada kawanan monyet ini. Rencananya pemberian pakan itu dilakukan selama 10 bulan di tahun 2024.
"Tapi ini kan tidak bisa semua (memberi pangan di wilayah yang terserang monyet di Gunungkidul). Ini hanya menangkal sementara gangguan monyet ekor panjang terhadap masyarakat. Spot di kawasan Tepus di empat kalurahan itu untuk percontohan di Purwodadi, Tepus, Sidoarjo dan Giripanggung," paparnya.
Di satu kalurahan DLH mengalokasikan pakan monyet selama empat kali dalam sepekan. Adapun pakan yang disuplai yakni pisang dan ketela.
Harry mengatakan gangguan monyet terjadi akibat habitatnya terganggu oleh aktivitas manusia. Penyebab lainnya yakni sumber pangan monyet tersebut sudah terbatas.
"Tempat hidup monyet ekor panjang itu kan terusik oleh aktivitas manusia. Oleh siapa? Kita tidak tahu yang melakukan usikan itu," terangnya.
Terpisah, Kepala Urusan (Kaur) Keuangan Kalurahan Purwodadi, Novianto, membenarkan jika DLH memberikan pakan untuk monyet ekor panjang. Pangan yang digelontorkan, Novianto menyebutkan sebanyak tiga karung.
Sejak diberi pakan, Novianto menerangkan gangguan monyet sudah mulai berkurang. "Sementara tenang (gangguan monyet mulai berkurang)," katanya.
Namun, Novianto merasa khawatir jika nantinya suplai makanan monyet tersebut tidak tersedia lagi. Ia khawatir tindakan tersebut akan menjadi bumerang.
"Tapi itu jadi bumerang juga. Ketika secara rutin dikasih ini (pakan), ketika tidak ada, nyerang lagi," ungkapnya.
Pantauan detikJogja di lokasi pada Rabu (20/3), warga sekitar bersama perangkat Kalurahan Purwodadi memberi pakan berupa pisang satu kardus. Pakan tersebut diletakkan di sarang monyet yang berada di lereng gunung pesisir pantai.
Mendaki gunung tersebut butuh perjalanan sekitar 200 meter dari bawah. Lalu pisang tersebut di sebar di sejumlah titik yang disinyalir menjadi sarang monyet ekor panjang.
(aku/cln)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa