Usai Anggrek, BPBD DIY Wanti-wanti Ada Siklon 99S Penyebab Puting Beliung

Usai Anggrek, BPBD DIY Wanti-wanti Ada Siklon 99S Penyebab Puting Beliung

Adji G Rinepta - detikJogja
Selasa, 06 Feb 2024 17:32 WIB
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad di kantornya, Selasa (6/2/2024).
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad di kantornya, Selasa (6/2/2024). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja.
Jogja -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengungkap ada siklon lain selain siklon Anggrek yang berpotensi menyebabkan bencana di DIY. Siklon tersebut bernama Siklon 99S.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengatakan munculnya siklon 99S usai siklon Anggrek yang bergeser ke arah selatan Indonesia atau menjauh dari Samudera Hindia. Menurutnya, siklon ini akan berlangsung hingga April mendatang.

"Siklon Anggrek itu sudah bergeser dari perairan hulu itu sudah bergeser ke selatan. Nah sekarang yang menimbulkan cuaca ekstrem di DIY adalah siklon 99S," ujar Noviar di kantornya, Selasa (6/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Noviar, beberapa bencana yang terjadi belakangan ini di DIY tak dipungkiri akibat adanya siklon Anggrek. Namun, ia bilang, tak hanya curah hujan tinggi, siklon 99S juga dapat menimbulkan potensi bahaya lainnya.

"(Siklon 99S) Juga mengakibatkan angin puting beliung, itu yang kita khawatirkan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Noviar menyebut angin puting beliung berbahaya karena tidak bisa diprediksi kemunculannya. Angin puting beliung akan muncul tiba-tiba dan hanya dalam waktu sepersekian detik.

"Itu bisa mengakibatkan rumah roboh seperti yang terjadi pada Jumat kemarin di Berbah, Kalasan, dan Prambanan, di mana ada empat rumah yang roboh, ada satu orang meninggal di daerah Berbah," paparnya.

Selain angin puting beliung, dijelaskan Noviar, curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan banjir. Menurutnya, DIY beruntung karena memiliki empat sungai besar yang membelah DIY, yaitu Sungai Gajah Wong, Sungai Winongo, Sungai Code, serta Sungai Progo.

"Jadi semua aliran yang meluap masuk semua ke kali-kali tersebut sehingga meminimalisir terjadinya banjir yang agak besar seperti di Jakarta," jelasnya.

Adapun banjir yang sempat terjadi dan masuk ke permukiman warga beberapa waktu lalu di Kota Jogja, menurut Noviar akibat adanya sumbatan sampah di sungai kecil.

"Banjir yang terjadi di beberapa tempat yang terjadi hari Jumat (2/2) kemarin itu diakibatkan karena curah hujan yang cukup tinggi kemudian sungai-sungai kecil yang mengarah ke kali besar itu tersumbat akibat buang sampah sembarangan," tuturnya.

"Tapi dalam hitungan jam, setelah dibersihkan itu bisa kembali normal. Jadi untuk banjir kemarin tidak menimbulkan dampak yang signifikan," pungkas Noviar.




(apl/ams)

Hide Ads