PSIM Jogja Lakukan Tradisi Ziarah Raja Mataram Jelang Super League

PSIM Jogja Lakukan Tradisi Ziarah Raja Mataram Jelang Super League

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Selasa, 22 Jul 2025 16:00 WIB
PSIM Jogja menggelar ziarah ke makam-makam raja Mataram di Kotagede dan Imogiri, Senin (21/7/2025).
PSIM Jogja menggelar ziarah ke makam-makam raja Mataram di Kotagede dan Imogiri, Senin (21/7/2025). Foto: Dok. PSIM Jogja.
Jogja -

PSIM Jogja menggelar tradisi ziarah makam raja-raja Mataram jelang berkompetisi di Super League 2025/2026. Tim ofisial dan pemain ziarah ke makam raja-raja di kawasan Kotagede dan Imogiri.

Ziarah makam digelar Senin (21/7) kemarin pukul 15.00 WIB. Hampir seluruh pemain turut hadir dalam kegiatan ziarah ini.

Ziarah ke Kotagede dan Imogiri merupakan agenda rutin PSIM, yang tak hanya berfungsi mempererat kebersamaan tim, tetapi juga menjadi medium refleksi dan pengenalan budaya serta sejarah di sekitar Jogja. Saat ziarah, para pemain mengenakan pakaian adat yang dikhususkan untuk kegiatan ziarah, menambah nuansa sakral dalam kegiatan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raka Cahyana, pemain yang baru pertama kali mengikuti tradisi ini, membagikan pengalamannya.

"Saya ada keturunan Jawa, tetapi baru kali ini, saya benar-benar melaksanakan budaya Jawa. Rasanya sangat antusias sekali," ungkap Raka dalam keterangan yang diterima detikJogja, Selasa (22/7/2025).

ADVERTISEMENT

"Rasanya khusyuk sekali ketika di dalam tadi. Kami diceritakan tentang sejarah makam-makam para raja di sini cukup detail, seperti kenapa kepala dan tubuh dimakamkan terpisah, dan banyak cerita yang lain," tuturnya.

Kegiatan di lokasi pertama tersebut selesai sekitar pukul 17.15 WIB. Sebelum lanjut ke makam raja-raja Imogiri, rombongan singgah sejenak untuk makan malam di daerah dekat lokasi kedua. Kemudian, tim PSIM sampai di makam raja-raja Imogiri tepat saat azan Maghrib berkumandang.

Suasana khidmat juga begitu terasa di Imogiri. Salah satu pemain muda PSIM asal Medan, Ikhsan Chan, mengungkapkan tentang hal ini.

"Di Imogiri, rasanya sama khidmatnya, seperti ketika di Kotagede. Bahkan, mungkin di sini rasanya lebih khusyuk dengan suasana sakralnya yang sangat mendukung," ujar Ikhsan.

Ikhsan memiliki pengalaman yang serupa dengan Raka. Dia merasa banyak mengambil pelajaran dari kegiatan ziarah ini.

"Saya jadi tahu dan belajar siapa saja raja yang dimakamkan di sini. Lalu, ceritanya dan kebiasaan hidupnya dulu seperti apa yang bisa kita contoh," kata Ikhsan.

Menurutnya, ziarah ini tujuan utamanya adalah untuk refleksi diri tentang mati dan amalan semasa hidup.

"Dari ziarah ini jadi pengingat kita bahwa semua orang akan mati, sehingga gimana caranya kita bisa beramal yang banyak selama hidup agar menjadi bekal kita ke depannya," pungkasnya.




(apl/apu)

Hide Ads