Fenomena angin puting beliung terjadi di perairan selatan Jembrana pada Sabtu (15/2/2025). Rekaman video pusaran angin besar di atas laut viral di media sosial (medsos).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kejadian ini dipicu oleh adanya siklon tropis (TC) Zelia di bagian selatan Indonesia. Cuaca ekstrem diprediksi masih terjadi hingga sepekan.
"TC Zelia menyebabkan belokan angin di atas Bali dan Nusa Tenggara, membentuk awan konvektif seperti Cumulonimbus yang berdampak pada cuaca ekstrem," ungkap Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi BMKG Bali Made Dwi Wiratmaja saat dikonfirmasi detikBali, Minggu (16/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awan Cumulonimbus ini juga memicu hujan deras, angin kencang, petir, hingga puting beliung. Dari pantauan radar cuaca BMKG, awan ini terlihat di perairan selatan Jembrana sejak Sabtu sore hingga malam.
BMKG mengimbau masyarakat Jembrana untuk tetap waspada karena kondisi ini berpotensi berlanjut hingga sepekan ke depan. "Wilayah Bali, khususnya Jembrana, masih berada dalam periode musim hujan dengan potensi hujan yang cukup tinggi," ujar Dwi.
Masyarakat pesisir juga diimbau tetap waspada terhadap angin kencang yang dapat memicu gelombang tinggi. Jika terpaksa melaut, nelayan disarankan menghindari awan gelap yang menjulang tinggi, karena berpotensi menyebabkan hujan deras dan angin kencang.
"Angin puting beliung sulit diprediksi, tapi kondisi yang mendukung kemunculannya masih bisa terjadi," imbuh Dwi.
Sementara, Kasat Polair Polres Jembrana, AKP I Putu Suparta, meminta nelayan lebih berhati-hati saat melaut. Angin kencang dan gelombang tinggi telah menyebabkan satu perahu fiber milik nelayan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, terbalik pada Sabtu petang.
Pemilik perahu bernama Sahidin sempat terombang-ambing di laut sebelum akhirnya diselamatkan nelayan lain yang melintas. Perahu fiber yang terbalik beserta mesin tempelnya juga berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Perikanan Pengambengan. Sahidin dalam kondisi selamat dan sudah kembali ke rumahnya.
"Kami imbau untuk para nelayan agar tetap waspada sebelum melaut, mengingat cuaca di laut saat ini ekstrem. Nelayan juga melengkapi diri dengan peralatan ke selatan diri seperti pelampung (life jaket)," papar Suparta.
(hsa/hsa)