Biografi Brigjen Katamso, Salah Satu Korban G30S PKI di Jogja

Biografi Brigjen Katamso, Salah Satu Korban G30S PKI di Jogja

Steffy Gracia - detikJogja
Jumat, 29 Sep 2023 15:04 WIB
Pengunjung mengabadikan lokasi penguburan dua pahlawan Revolusi Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiono di Museum Pahlawan Pancasila, Kentungan, Sleman, Yogyakarta, Rabu (30/9/2020).
Biografi Brigjen Katamso, Salah Satu Korban G30S PKI di Jogja. Foto ilustrasi: dok. detikJogja
Jogja -

Akhir bulan September menjadi salah satu waktu bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Hal ini berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September PKI.

Peristiwa tersebut menjadi salah satu peristiwa tragis yang memakan korban beberapa jenderal, salah satunya Brigjen Katamso. Jenderal kelahiran Sragen ini adalah korban dari G30S PKI yang terbunuh di Jogja.

Untuk mengenang sosoknya, berikut ini biografi Brigjen Katamso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biografi Brigjen Katamso

Dikutip dari laman resmi Dinas Perpustakaan dan Arsip Jogja, Brigjen Katamso lahir pada hari Senin, 5 Februari 1923 di Sragen. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang terbunuh dalam peristiwa G30S PKI di Jogja. Brigjen Katamso wafat pada 22 Oktober 1965.

Perjalanan Hidup Brigjen Katamso

Selama masa mudanya, beliau menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Kemudian, melanjutkan pendidikan tentara PETA di Bogor saat zaman Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, beliau mengikuti TKR yang kemudian berubah menjadi TNI. Selama masa agresi militer Belanda, pasukan yang beliau pimpin sering bertempur untuk mengusir Belanda dari Indonesia. Setelah pengakuan kedaulatan, beliau diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

Pada 1958, saat menjabat sebagai Komandan Batalyon "A" dalam Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin Kolonel Ahmad Yani, Brigjen Katamso menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yaitu pemberontakan PRRI/Permesta. Kemudian, pada tahun 1963, beliau mengepalai Komando Resort Militer (Korem) 072 Kodam VII/Diponegoro di Jogja. Di tengah menghadapi aktivitas Partai Komunis Indonesia (PKI) di daerah Solo, Brigjen Katamso juga aktif dalam pembinaan mahasiswa, dengan memberi mereka pelatihan militer.

Pada tanggal 1 Oktober 1965, ketika terjadi upaya kudeta oleh PKI dengan penculikan para jenderal di Jakarta, G30S PKI berhasil menguasai RRI Jogja, Markas Korem 072, dan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Sore hari itu, Komandan Korem 072, Kolonel Katamso, dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiono diculik dan dibawa ke daerah Kentungan.

Kedua perwira ini mengalami perlakuan kejam dan tubuh mereka dimasukkan ke dalam sebuah lubang yang telah disiapkan. Kedua jenazah mereka baru ditemukan pada tanggal 21 Oktober 1965 dalam kondisi yang rusak setelah pencarian besar-besaran.

Akhirnya, pada tanggal 22 Oktober 1965, Brigjen Katamso dimakamkan dengan penghormatan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Jogja. Sebagai pengakuan atas jasanya, Katamso Darmokusumo diangkat menjadi Pahlawan Revolusi pada 19 Oktober 1965 melalui Keppres No. 118/KOTI/1965. Pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Brigadir Jenderal Katamso yang meninggalkan seorang istri dan tujuh orang anaknya, juga memiliki 10 tanda kehormatan sebagai penghargaan terhadap tugas yang sudah dijalankan.

Riwayat Jabatan Brigjen Katamso

Berikut ini sederet riwayat jabatan Brigjen Katamso:

  • Shodanco Peta di Solo
  • Komandan Kompi di Klaten
  • Komandan Kompi Batalyon 28 Divisi IV
  • Komandan Batalyon "A" Komando Operasi 17 Agustus
  • Kepala Staf Resimen Team Pertempuran (RTP) II Diponegoro
  • Kepala Staf Resimen Riau Daratan Kodam III/17 Agustus
  • Komando Pendidikan dan Latihan (Koplat) merangkap Komandan Pusat
  • Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Bandung
  • Komandan Resor Militer Korem 072, Komando Daerah Militer (Kodam) VII Diponegoro di Yogyakarta.

Demikian informasi mengenai biografi Brigjen Katamso yang menjadi salah satu korban G30S PKI.

Artikel ini ditulis oleh Steffy Gracia peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dil/ahr)

Hide Ads