Asmuni: Dari Depot Legendaris hingga Jejak Kejayaan Srimulat

Asmuni: Dari Depot Legendaris hingga Jejak Kejayaan Srimulat

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 30 Mei 2022 15:30 WIB
Toto Asmuni yang menjadi sosok penting Aneka Ria Srimulat, menjadi dewa penyelamat ketika Srimulat sedang terpuruk.
Almarhum Asmuni/(Foto: Repro Dok Herry Gendut Janarto)
Surabaya -

Almarhum Toto Asmuni atau Asmuni adalah anggota grup lawak legendaris Aneka Ria Srimulat. Menyadari panggung lawak tak selamanya ditonton, Asmuni dan istrinya Antina membuka usaha rumah makan rujak cingur.

Dimulai dari membuka Warung Rujak Cingur'e Asmuni di kawasan Slipi, Jakarta Barat pada 1984, Asmuni dan Antina membuka rumah makan cabang bernama sama di Dusun/Desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto pada 1993 silam.

Kekhawatiran Asmuni itu benar adanya, grup lawak Aneka Ria Srimulat benar-benar tumbang. Tak hanya itu, krisis ekonomi memaksa Asmuni dan keluarganya menutup rumah makan di Slipi dan memusatkan seluruh usaha di Mojokerto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Depot Asmuni Warung Rujak Cingur'e Asmuni di Mojokerto yang sepi tergerus tolDepot Asmuni Warung Rujak Cingur'e Asmuni di Mojokerto yang sepi tergerus tol/(Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)

Seiring berjalannya waktu, Warung Rujak Cingur'e Asmuni di Mojokerto yang legendaris juga tergerus pembangunan jalan raya dan jalan tol. Sehingga lambat laun warung itu kehilangan pelanggannya hingga omzetnya sempat Rp 10 ribu/hari.

"Omzet sehari Rp 10 ribu saja sudah lumayan. Sampai orang pajak saya suruh nungguin di sini, karena mereka tanya, kok cuma segini? Kadang kosong. Rp 10 ribu itu yang beli pedagang pentol, kopi dua gelas, kadang makan siang," kata Astria, putri tunggal Asmuni-Antina yang meneruskan usaha keluarga.

ADVERTISEMENT

Hingga saat ini, hampir di sekujur tembok Warung Rujak Cingur itu terpajang sejumlah foto yang merekam jejak kejayaan Asmuni bersama grup Aneka Ria Srimulat, yang didirikan pasangan suami istri R A Sri Moelat bersama Teguh Slamet Rahardjo.

Jauh sebelum itu, pada 1950-an, Sri Moelat dan Teguh mengawali grup yang melakukan pertunjukan keliling ke berbagai daerah itu dengan konsep grup musik. Seiring berjalannya waktu, mereka menggabungkan musik dengan lawak.

Ketika Sri Moelat berpulang pada 1960-an, Teguh mengembangkan grup yang sudah mulai menetap di salah satu gedung di Kompleks THR Surabaya itu dengan mempertebal unsur lawak dalam setiap pertunjukannya.

Toto Asmuni yang menjadi sosok penting Aneka Ria Srimulat, menjadi dewa penyelamat ketika Srimulat sedang terpuruk.Toto Asmuni yang menjadi sosok penting Aneka Ria Srimulat, menjadi dewa penyelamat ketika Srimulat sedang terpuruk/Foto: Repro Dok Herry Gendut Janarto

Aneka Ria Srimulat yang terbentuk dan memulai pertunjukan keliling dari Solo hingga menetap dan populer di Surabaya, mulai membangun 'kerajaan komedi' di Solo, Semarang, hingga akhirnya di Ibu Kota Jakarta sejak 70-an hingga 80-an.

Di era 80-an, grup itu telah menjadi grup lawak terbesar dengan jumlah pelawak di 3 daerah mencapai lebih dari 70 orang, belum termasuk kru lain yang mengurus panggung hingga jalannya pertunjukan.

Namun, seiring semakin senjanya usia Teguh sebagai Sang Maestro pendiri grup tersebut, semakin surut pula kejayaan 'kerajaan' Srimulat di 3 daerah itu. Hingga pada 2004 di Surabaya, grup itu benar-benar bubar.

Kejayaan grup Aneka Ria Srimulat telah mewarnai dunia lawak di Tanah Air. Grup itu juga telah melahirkan sejumlah nama besar pelawak nasional termasuk Almarhum Asmuni.

Para pelawak Srimulat yang sempat mereguk manisnya dunia hiburan di Tanah Air dan hingga kini masih hidup adalah Toto Muryadi alias Tarzan, Kabul Basuki alias Tessy, Mubarak alias Kadir, juga Tri Retno Prayudati alias Nunung.

Para pelawak Aneka Ria Srimulat saat berfoto bersama Presiden Soeharto dan Ibu Tien SoehartoAsmuni saat menggantikan Teguh memimpin kegiatan 'penuangan' seluruh anggota Aneka Ria Srimulat Jakarta sebelum manggung/(Foto: Repro Dok Herry Gendut Janarto)

Tohir Jokasmo, anggota Srimulat kelahiran Surabaya yang lebih banyak berperan di balik layar dan sempat menjadi salah satu Drakula Srimulat, menyatakan bagaimana kerajaan Srimulat itu benar-benar runtuh pada 2004.

"Tahun 2004 itu semua kesenian pertunjukan di Surabaya itu sudah ditinggalkan penonton. Srimulat, Ludruk, Jaranan, Reog. Ya karena saat itu acara TV sudah banyak, jadi orang datang ke THR sudah malas," kata Tohir kepada detikJatim.

Berikut ini daftar berita seputar Depot Asmuni dan Kejayaan Srimulat:

1. Kisah Depot Legendaris Milik Pelawak Asmuni Sepi Pembeli karena Tergerus Tol

2. Meredupnya Depot Legendaris Milik Asmuni, Omzet Sehari Cuma Rp 10 Ribu

3. Hil yang Mustahal, Limbungnya Depot Asmuni Saat Terhantam Pandemi

4. Mengenang Asmuni Pelawak Penting Srimulat yang Ternyata Sangat Pendiam

5. Asmuni Sang Dewa Penyelamat Aneka Ria Srimulat Surabaya Era 70-an

6. Asmuni dan Tragedi Srimulat Sebelum Mengibarkan Panji di Jakarta

7. Mengintip Gaji 'Wah' Pelawak Asmuni-Gepeng pada Era Kejayaan Srimulat

8. Nama-Nama Pelawak Srimulat Asal Jatim, Mulai Asmuni hingga Tessy

9. Loyalitas Cak Tohir, Sang Drakula Serbabisa Srimulat Surabaya

10. Menengok Saksi Bisu Kejayaan Srimulat di Kompleks THR Surabaya

11. Mula-Mula Aneka Ria Srimulat Adalah Milik Masyarakat Surabaya




(dpe/sun)


Hide Ads