Meredupnya Depot Legendaris Milik Asmuni, Omzet Sehari Cuma Rp 10 Ribu

Meredupnya Depot Legendaris Milik Asmuni, Omzet Sehari Cuma Rp 10 Ribu

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 07 Mei 2022 12:20 WIB
Warung Cingure Asmuni
Warung Rujak Cingur'e Asmuni yang kini sepi pembeli (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Masyarakat mungkin masih ingat era kejayaan rumah makan milik anggota grup lawak legendaris, Toto Asmuni atau Asmuni di Trowulan, Mojokerto. Kini, kejayaan depot tersebut kian meredup. Bahkan, omzet yang dulunya mencapai jutaan rupiah per hari, kini tinggal Rp 10 ribu saja.

Warung Rujak Cingur'e Asmuni ini berlokasi di Dusun/Desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto. Warung ini pernah berjaya antara kurun waktu 1993 hingga tahun 2000-an. Meski masih eksis sampai saat ini, pamor depot tersebut redup karena sepi pembeli.

Depot ini didirikan istri Asmuni, Antina (82) pada 1993 silam. Nenek 3 cucu ini mengembangkan bisnisnya ke Bumi Majapahit setelah sukses dengan warung yang sama di Slipi, Jakbar sejak 1984.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain strategis karena di jalur arteri yang selalu ramai, lokasi ini dipilih karena terletak di antara tanah kelahiran Antina dan suaminya. Asmuni lahir di Desa/Kecamatan Diwek, Jombang 17 Juni 1932. Sedangkan Antina lahir di Desa Brangkal, Sooko, Mojokerto 82 tahun silam.

Rumah makan legendaris ini kian terpukul akibat pandemi COVID-19. Putri tunggal Asmuni, Astria yang kini mengelola rumah makan ini terpaksa mengurangi beberapa menu andalan.

ADVERTISEMENT

Sehingga saat ini ia hanya menyediakan ayam bumbu rujak, soto daging, rawon, krengsengan hati, krengsengan daging, rujak cingur, serta empal dan ayam penyet.

Kepada detikJatim, Astria mengaku dalam sehari omzetnya hanya mencapai Rp 10 ribu.

"Sekarang omzet sehari Rp 10 ribu saja sudah lumayan. Sampai orang pajak saya suruh nungguin di sini, karena mereka tanya, kok cuma segini, kadang kosong. Rp 10 ribu itu yang beli cuma pedagang pentol, kopi dua gelas, kadang makan siang," terang Astria, Sabtu (7/5/2022).

Warung Cingur'e AsmuniFoto Asmuni terpajang di depot miliknya Foto: Enggran Eko Budianto

Sebelumnya, Warung Rujak Cingur'e Asmuni di Mojokerto sempat mencapai kejayaannya karena nama besar Asmuni. Selain itu, rasa masakan juga nikmat dan disukai pelanggan. "Sebelum krisis moneter tahun 1998, omzet Rp 2 juta per hari itu paling sedikit," ungkap ibu tiga anak ini.

Namun, kejayaan ini tak bertahan lama. Pada tahun 2000, pamor Warung Rujak Cingur'e Asmuni perlahan redup. Menurut Astria, salah satunya karena pembangunan median jalan. Sehingga, kendaraan dari arah Jombang harus memutar balik sekitar 100 meter dari warungnya. Yakni di depan pusat perkulakan sepatu Trowulan (PPST). Posisi warungnya di sisi kiri jalan jika dari arah Surabaya.

Sementara Warung Rujak Cingur'e Asmuni di Jakarta malah gulung tikar lebih awal. Yaitu sekitar tahun 2006.

"Karena kontraknya setiap kami perpanjang minta naik terus. Awalnya Rp 1,5 juta dua tahun pertama. Terus naik sampai Rp 35 juta per tahun. Lama-lama tak laku, ya sudah tidak kami perpanjang," tandas Astria.




(hil/dte)


Hide Ads