Kompleks Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya yang dulu pernah ramai dengan berbagai kesenian tradisional kini seperti hutan belantara. Termasuk di antara gedung yang belum dibongkar adalah Gedung Srimulat.
Pantuan detikJatim hanya tersisa dua gedung di dalam kompleks THR di belakang Hi-Tech Mall, Jalan Kusuma Bangsa, Surabaya itu. Yakni kantor UPTD Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya dan Gedung Srimulat.
Sejumlah gedung lainnya seperti gedung Ketoprak dan Ludruk sudah lebih dulu dibongkar oleh Pemkot Surabaya. Sekarang, kondisi di sana terlihat seperti hutan. Banyak pohon-pohon tumbuh menjulang tinggi di tengah rimbunnya semak belukar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gedung yang cukup terawat ada di kantor UPTD THR Surabaya. Di lokasi itu kini sudah dipagar besi dan hanya menyisakan kurang lebih 1,5 meter untuk akses warga masuk ke Masjid At-Taufiq di kompleks tersebut.
Salah satu warga bernama Ismet (64) mengatakan, pagar yang dipasang mengelilingi area Taman Hiburan Rakyat itu sudah ada sejak 2019 lalu. Terutama setelah dua gedung kesenian dan beberapa bangunan lainnya dibongkar.
"Infonya sekitar tahun 2019. Dulu pernah menjadi karyawan di situ. Lalu saya pensiun 2016, pulang ke Batu. Kembali ke sini lagi, lhuk koyok alas ngene (seperti hutan begini)," ungkap Ismet kepada detikJatim, Jumat (27/5/2022).
Ismet memastikan, satu gedung kesenian yang belum dibongkar sampai sekarang ialah Gedung Srimulat. Namun, ujarnya, kondisi gedung itu juga sudah tidak layak digunakan.
"Iya itu (Gedung Srimulat). Dulu lengkap ada gedung Srimulat, Ketoprak, Ludruk terus Wayang Uwong (Wayang Orang). Tiga itu yang dibongkar. Bangunan Srimulat masih utuh tapi tidak layak," ujar Ismet.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah menghidupkan kembali Hi-Tech Mall. Selain pusat IT itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga akan menghidupkan lagi kompleks kesenian Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).
"Hi-Tech kemarin sudah ditata. Sama temen-temen dipindah ke bawah. Tapi yang ke depan memang kami kembalikan lagi. Hi-Tech ini juga ada gedung kesenian (THR), taman remaja," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Minggu 10 April lalu.
Maka, lanjut Eri, ketika membangun konsep bangunan terintegrasi itu Hi-Tech Mal akan hidup berdampingan dengan gedung kesenian THR dan juga TRS yang tidak bisa terpisah-pisah.
"Bagaimana konsep harus berbagi tempatnya. Bagaimana Hi-Tech ada, begitu juga dengan gedung kesenian. Masak Surabaya Kota besar enggak ada keseniannya? Surabaya ini, kan, ada ludruknya, tarian, dan sebagainya," ujarnya.
Menurutnya, Surabaya harus mempunyai gedung kesenian yang digabungkan dengan gedung Hi-Tech Mall.
"Sambil kami bangun taman remaja tetap menjadi tempat terbuka untuk pentas anak-anak SD, SMP seperti dulu. Karena ini sejarah. Jangan sampai dilupakan," tegasnya.
(dpe/dte)