Mula-mula Aneka Ria Srimulat Adalah Milik Masyarakat Surabaya

Mula-mula Aneka Ria Srimulat Adalah Milik Masyarakat Surabaya

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 02 Jun 2022 19:01 WIB
Gedung Srimulat di THR Surabaya
Gedung Srimulat di THR Surabaya. (Foto: Repro Dok Herry Gendut Janarto)
Surabaya -

Tidak bisa dimungkiri, kiprah Asmuni dan kejayaan grup lawak terbesar Aneka Ria Srimulat yang didirikan Raden Ayu Sri Moelat dan Teguh Slamet Rahardjo diawali di Surabaya. Di Kota Pahlawan inilah grup itu untuk pertama kalinya menetap.

Mulanya, Raden Ayu Sri Moelat dan suaminya Teguh Slamet Rahardjo mendirikan grup seni pertunjukan yang menjadi cikal bakal Aneka Ria Srimulat di Kota Solo pada 1950-an. Grup itu mengawali kiprahnya dengan berkeliling.

Rombongan grup itu seringkali berkeliling dari kota ke kota baik di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Selama kelilingan (manggung dari satu kota ke kota lain), rombongan berisi puluhan musisi dan pelawak itu kenyang dengan suka duka yang mereka alami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga suatu hari pada 1961 silam, Teguh yang prihatin dengan kondisi istrinya yang kerap sakit saat kelilingan menawarkan kepada Sri Moelat agar seluruh rombongan itu menetap di satu kota.

Gedung Srimulat di THR SurabayaTeguh Slamet Rahardjo di Gedung Srimulat THR Surabaya. (Foto: Repro Dok Herry Gendut Janarto)

Perbincangan pasangan suami istri itu direkam oleh Herry Gendut Janarto penulis dalam bukunya bertajuk Teguh Srimulat: Berpacu dalam Komedi dan Melodi (1990). Berikut cuplikan perbincangan itu.

ADVERTISEMENT

"Apa kita akan kelilingan begini terus, Yu?" tanya Teguh kepada Sri Moelat ketika rombongan Gema Malam Srimulat sedang berkemas hendak meninggalkan Cirebon.

"Lha, bagaimana sebaiknya, Mas?" desah Sri Moelat pelan, coba memahami maksud hati suaminya.

"Aku pikir, kalau kita kelilingan begini terus, kita tidak akan menjadi besar dan mapan. Selama ini, hidup kita sangat tergantung pada ada tidaknya pasar malam. Kita harus mulai berani menghimpun penggemar kita di suatu tempat dengan cara menetap," dengan hati-hati dan saksama Teguh mengemukakan gagasannya.

"Ya, kita coba," ucap Sri Moelat rada bersemangat.

"Meskipun kita sudah menetap di suatu kota, kita toh tetap bisa mengisi acara Maleman di Solo atau pasar malam mana pun kalau memungkinkan," ujar Teguh berupaya memperkuat alasan.

Sri Moelat mengangguk mengiyakan.

"Dan aku sendiri tidak tega selama kelilingan... kamu jadi sakit-sakitan terus, Yu," sambung Teguh serius.

"Ya, lalu sebaiknya kita ke mana?"

"Bukankah kita pernah mendapat tawaran masuk THR Surabaya, Yu?" kata Teguh kemudian, mengingatkan.

"Ya, ya, Surabaya...kita Coba!"

Begitulah, keputusan bersama Teguh-Sri Moelat itu disambut baik oleh seluruh rombongan. Proses negosiasi dengan pihak Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya pun berlangsung begitu cepat hingga muncul kesepakatan yang menggembirakan.

Pengelola THR saat itu memberi kehormatan khusus bagi seluruh rombongan Srimulat, memberi kesempatan mereka untuk mengisi panggung hiburan THR tepat di hari pembukaan THR secara resmi, yakni pada 19 Mei 1961.

Herry Gendut mencatat, rombongan Srimulat yang mula-mula bernama Gema Malam Srimulat dibolehkan memakai sebuah gedung pertunjukan di dalam THR berkat bantuan dari seorang pejabat Pemda Surabaya saat itu Hadi Winarso.

Rombongan mendapat berbagai kemudahan. Mulai dari perizinan, pemakaian sarana pendukung seperti listrik, juga dibolehkannya semua anggota Srimulat tinggal di area THR. Pihak Srimulat cukup membayar sewa gedung yang terbilang murah.

Mengawali debutnya manggung tetap, Teguh pun mengubah nama Gema Malam Srimulat. Perubahan nama grup yang tadinya tidak sepenuhnya menyuguhkan lawak di setiap pertunjukannya terjadi beberapa kali di THR Surabaya. Hingga masyarakat Surabaya begitu akrab dengan Aneka Ria Srimulat atau hanya menyebutnya Srimulat.

Para pelawak Aneka Ria Srimulat saat berfoto bersama Presiden Soeharto dan Ibu Tien SoehartoAsmuni saat menggantikan Teguh memimpin penuangan (briefing) sebelum pentas. (Foto: Repro Dok Herry Gendut Janarto)

Itulah kisah mula-mula Aneka Ria Srimulat mengawali kejayaannya di THR Surabaya. Kehadirannya untuk pertama kali itu disambut meriah oleh masyarakat Surabaya. Dalam perjalanannya, beberapa tahun kemudian Wali Kota Surabaya saat itu Soekotjo menyampaikan pengakuan secara langsung kepada Teguh. "Srimulat adalah milik masyarakat Surabaya."

Memang saat itu Toto Asmuni pelawak kelahiran Jombang, Jawa Timur tidak turut menikmati bagaimana gegap gempita penonton dan demam panggung yang muncul tiba-tiba ketika grup Srimulat pertama kali tampil di panggung THR. Baru sekitar 15 tahun kemudian, yakni pada 1976, Asmuni bergabung dengan Srimulat setelah meninggalkan Grup Sandiwara Lokaria.

Asmuni hadir ketika Srimulat sedang didera 'sakit keras' akibat masalah internal hingga sejumlah pelawak populer hengkang dan mendirikan grup lawak sendiri-sendiri. Ia dan rekan-rekannya dari Lokaria menjadi semacam formula baru yang membawa babak baru kejayaan Srimulat di era 70-an.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads