Pengacara Semarang, Yosep Parera ditangkap KPK terkait suap perkara di Mahkamah Agung (MA), Kamis (22/9) kemarin. Dalam keterangan di situs pribadinya, Yosep mengaku sebagai dosen Hukum Bisnis di STIE Widya Manggala Semarang.
detikJateng mencoba menelusuri informasi tersebut dengan mendatangi STIE Widya Manggala di Jalan Sriwijaya Kota Semarang. Pembantu Ketua 2 STIE Widya Manggala, Yeni Kuntari mengatakan Yosep memang mengajar di sana namun sebagai dosen praktisi, bukan dosen tetap karena di tempatnya tidak ada (program studi) Prodi Hukum.
"Kami tidak punya prodi hukum, jadi Pak Yosep Parera mengajar di sini mata kuliah hukum bisnis saja. Bukan sebagai dosen tetap. Tapi dosen praktisi," kata Yeni kepada detikJateng, Jumat (23/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan STIE Widya Manggala fokus pada mata kuliah Manajemen, Akuntansi dan Digital Bisnis. Namun dalam manajemen dan bisnis tetap harus paham hukum, maka pihaknya mendatangkan praktisi hukum untuk mengajar.
"Tapi kan yang di bisnis harus paham hukum makanya kita undang dosen yang punya kualifikasi. Biasanya kita undang praktisi," jelasnya.
Yeni mengaku cukup terkejut dengan kabar Yosep Parera yang ikut dijemput KPK bahkan nama STIE Widya Manggala. Selama tiga tahun dia sudah mengajar setiap semester genap. Yosep dikenal cukup mumpuni saat mengajar bahkan gajinya tidak pernah diambil.
"Cukup tertib saat mengajar. Gajinya itu tidak pernah diambil, yang kita tahu orangnya baik," katanya.
Yeni melanjutkan sebenarnya pihak STIE Widya Manggala memang sedang mencari dosen lain karena Yosep merupakan sosok yang sangat sibuk. Maka dengan adanya OTT KPK akan dicari penggantinya agar pada semester genap tetap ada pengajar untuk mengajar masalah hukum.
"Memang rencana mengganti karena Pak Yosep ini terlalu sibuk," ujarnya.
Diciduk KPK di Kantornya
Untuk diketahui, Yosep diciduk Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terkait suap perkara MA kemarin. Usai ditetapkan sebagai tersangka, Yosep Parera buka suara dan mengatakan dirinya jadi korban sistem serta menyebut setiap aspek di Indonesia memerlukan uang.
"Inilah sistem yang buruk di negara kita, di mana setiap aspek sampai tingkat atas harus mengeluarkan uang. Salah satu korbannya adalah kita," kata Yosep Parera di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, seperti dilansir detikNews, Jumat (23/9).
Yosep mengaku menyuap, simak di halaman selanjutnya...