104 Sapi di Boyolali Kena LSD Sejak Oktober, Disnakan: Penyebarannya Sporadis

104 Sapi di Boyolali Kena LSD Sejak Oktober, Disnakan: Penyebarannya Sporadis

Jarmaji - detikJateng
Kamis, 22 Des 2022 18:14 WIB
Sapi terjangkit virus LSD di Boyolali.
Sapi terjangkit virus LSD di Boyolali. Foto: Jarmaji/detikJateng.
Boyolali -

Sebanyak 104 ekor sapi di Boyolali terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) terhitung sejak Oktober 2022. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali melakukan penanganan sapi-sapi milik warga yang terjangkit virus LSD. Lima ekor sudah dinyatakan sembuh total, sisanya masih dalam pengobatan.

"Ditemukan pertama kali di Pakang, (Kecamatan) Andong. Ada empat ekor sapi yang terjangkit, tapi setelah diobati sekarang sudah sembuh semua," kata Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, kepada detikJateng Kamis (22/12/2022).

Kemudian ditemukan lagi satu ekor di Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro. Sapi itu juga sekarang ini sudah sembuh setelah dilakukan pengobatan. Termasuk benjol-benjol di kulit sapi itu telah hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita temukan, segera kita obati. Seminggu sudah membaik," jelasnya.

Dikemukakan Lusi, sejak akhir Oktober 2022 lalu hingga saat ini data sementara ditemukan 104 ekor sapi yang terpapar virus LSD ini. Seratusan ekor sapi itu tersebar di lima kecamatan, yaitu Andong, Wonosegoro, Mojosongo, Boyolali dan Nogosari. Namun jumlah pastinya kini masih terus diinventarisir.

ADVERTISEMENT

"Data sementara sampai saat ini ada 104 ekor sapi yang kena LSD. Lima di antaranya sudah sembuh total, termasuk benjol-benjolnya sudah hilang. Sedangkan lainnya masih dalam pengobatan," ungkap Lusi.

Ditanya mengenai jumlah data yang baru muncul dengan jumlah mencapai lebih dari 100 ekor, Lusi menyampaikan sebelumnya pihaknya masih proses pendataan. Sehingga belum bisa memastikan jumlahnya.

"Kemarin kan masih pendataan juga. belum bisa memastikan jumlah pastinya. Terus hari ini tak tanya lagi, bilang data sementara 104 di lima kecamatan itu dan lima (sapi) sudah sembuh. Lima ekor yang sudah sembuh itu yang sudah sembuh total, maksudnya termasuk yang benjol-benjol di tubuhnya sudah hilang semua," urainya.

Sedangkan, lanjut Lusi, lainnya masih pengobatan dan kondisinya sudah membaik, tapi benjolannya belum hilang seluruhnya. Dia mengatakan untuk kesembuhan benjolan itu memang butuh waktu sekitar 1 bulan

Penyebaran Sporadis

Lusi juga menjelaskan, penyebaran virus LSD melalui vector. Yaitu melalui gigitan serangga, seperti nyamuk, caplak dan lalat. Penyebarannya juga bersifat sporadis.

Menurut dia, meskipun sama-sama disebabkan virus, LSD berbeda dengan PMK. Jika dalam kasus PMK itu cepat menyebar, bahkan dalam satu kandang ada yang kena maka semua sapi di kandang itu bisa kena semua. Namun di kasus LSD ini tidak demikian.

"Saat ini (temuan kasus LSD) juga baru dilakukan kajian. Jadi kemarin itu dari para ahli Balai Veteriner (Wates, Yogyakarta) itu mengambil sampel lalat yang ada di sekitar sapi yang terjangkit. Baru mau diuji lab, hasilnya belum keluar," ujarnya.

Belum Ditemukan Kematian Sapi Akibat LSD

Lusi lebih lanjut menyatakan, sampai saat ini belum ditemukan kasus kematian sapi yang terpapar virus LSD. Sapi-sapi yang terjangkit, segera diobati dan dalam waktu seminggu sudah membaik. Hanya untuk benjol-benjol diperlukan waktu sekitar satu bulan hingga hilang semua.

Sapi yang terkena juga harus diobati. Sebab, jika tidak diobati maka ditakutkan akan menyebar dan meluas. Secara ekonomi, sapi yang terpapar dengan tubuh penuh benjolan itu jika dijual juga akan mempengaruhi harganya.

"Sebenarnya kita tangani (diobati) sembuh. Tapi dari segi ekonomi kalau tidak ditangani juga bahaya. Karena bisa menyebar. Kalau sapi yang mati sampai saat ini tidak ada. Tapi kalau tidak ditangani mesti berakibat seperti itu (bisa mati)," katanya lagi.

Selengkapnya baca di halaman berikutnya....

Selain memberikan pengobatan sapi yang terjangkit, lanjut dia, Disnakan juga memberikan vaksin LSD ke sapi-sapi di sekitar yang terpapar. Hingga saat ini Disnakan sudah memberikan vaksin LSD ke 617 ekor sapi.

"Kita dapat 3.700 dosis vaksis LSD, sudah terdistribusi 617," terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya,sebanyak 5 ekor sapi milik warga Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali terpapar virus LSD. Sapi yang terkena muncul benjolan diseluruh tubuh.Salah satunya milik Mahfud Effendi.

"Pertama ini muncul benjolan dibagian bawah. Hanya beberapa. Hari kedua kemudian rata benjolannya hampir seluruh badan," kata Mahfud Effendi, Rabu (21/12).

Benjolan di sapi miliknya itu pertama kali diketahui 4 hari lalu. Awalnya, benjolan ditemukan di sekitar alat kelaminnya dan baru beberapa saja.

"Awalnya cuma beberapa, terus besoknya langsung merata. Saya kira digigit serangga atau gimana. Terus saya panggil mantri hewan, suruh cek," jelasnya.


Dampak terkena LSD tersebut, kata dia, kaki sapi juga agak bengkak, berdiri agak sulit serta nafsu makan dan minum menurun. Sehingga bobot sapi langsung menurun.

"Ini sudah diobati, makannya sudah mulai pulih (banyak), tapi benjolannya (sembuhnya) katanya agak lama," imbuh dia.

Halaman 2 dari 2
(apl/ams)


Hide Ads