Tradisi unik digelar warga lereng sisi timur Gunung Merapi di Boyolali pada H+7 Lebaran ini. Mereka menggelar tradisi syawalan dengan mengarak sapi keliling kampung.
Tradisi ini dilaksanakan warga di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Diikuti oleh warga di lingkungan RW 04, Desa Sruni, melingkupi Dukuh Mlambong, Rejosari, Gedongsari, Tegalsari dan Wonodadi.
Ratusan ekor ternak warga, baik sapi maupun kambing, dikeluarkan dari kandangnya. Digembala atau diarak keliling kampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seribuan warga dari berbagai daerah pun tumplek blek menyaksikan tradisi yang berlangsung sekali dalam satu tahun ini. Bupati Boyolali, Agus Irawan, bersama sejumlah pejabat dan jajaran Forkopimcam Musuk juga turut hadir.
"Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun sejak jaman nenek moyang dulu dan sampai saat ini masih dilestarikan oleh warga di sini," kata tokoh masyarakat setempat yang juga Ketua RW 04 Desa Sruni, Jaman, disela-sela acara Senin (7/4/2025).
Tradisi diawali dengan kenduri ketupat yang diikuti warga di lingkungan RW 04. Semua warga membawa ketupat berbagai jenis berikut lauk pauknya. Setelah didoakan, kemudian warga makan bersama.
Para pengunjung pun juga dipersilahkan untuk ikut makan bersama. Mereka pun banyak yang ikut makan bersama.
![]() |
Setelah kenduri ketupat, warga kemudian pulang ke rumahnya masing-masing. Selanjutnya mereka mengeluarkan sapi untuk diarah keliling kampung. Sejumlah sapi pun tampak didandani, dengan diberi kalung ketupat dan diberi minyak wangi. Sapi-sapi juga diberi makan ketupat.
Tradisi angon sapi ini merupakan tradisi tahunan. Digelar di akhir perayaan Lebaran atau di H+7 Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan. Sehingga oleh masyarakat setempat juga biasa disebut bakdo kupat dan bakdo sapi.
Bakdo kupat karena hari ini warga juga menggelar kupatan, dan bakdo sapi karena pada tradisi ini warga membawa ternak sapinya keluar kandang digembala keliling kampung.
"Tradisi ini juga sebagai wujud syukur kepada Allah, yang telah melimpahkan rezeki kepada masyarakat disini melalui hewan-hewan ternak warga maupun hasil bumi," jelasnya.
Arak-arakan sapi dilepas langsung oleh Bupati Boyolali, Agus Irawan, dengan menyiramkan air kembang ke salah satu hewan ternak warga.
Ada satu gunungan hasil bumi dan ketupat berukuran besar dalam arak-arakan ini. Kemudian di belakangnya ada kesenian tari tradisional, baru kemudian diikuti ratusan ekor sapi dan kambing.
![]() |
Para pengunjung dari anak-anak hingga otang dewasa tampak menonton di pinggir jalan. Acara pun berlangsung meriah.
Bupati Boyolali, Agus Irawan, menyatakan mengapreasi terus dilaksanakannya tradisi ini. Dia berharap, tradisi ini terus diuri-uri dan dilaksanakan.
"Arak-arakan sapi ini sudah tradisi yang turun temurun, ini bisa berjalan dengan baik dan kita berharap di tahun depan akan lebih meriah lagi," kata Agus Irawan.
Agus menyatakan, akan terus menjaga tradisi ini tetap berjalan setiap tahun. Pihaknya juga berjanji dalam penyelenggaraan tahun depan Pemkab Boyolali dapat berkontribusi.
"Semoga dengan tradisi arak-arakan sapi ini bisa mendapat berkah barokahnya di peternakan dan pertaniannya. Hasilnya bisa melimpah, warganya bisa sejahtera," harap.dia.
Setelah arak-arakan, warga juga dihibur kesenian tarian tradisiomal oleh pemuda-pemudi setempat. Serta hiburan musik dangdut.
(afn/afn)