Jejak Misterius Harimau Jawa di Sukabumi

Jejak Misterius Harimau Jawa di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 16 Jun 2022 14:29 WIB
Ilustrasi hewan karnivora
Ilustrasi Harimau (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ondrej Prosicky)
Sukabumi -

Rifi Yanuar Fajar melajukan motornya melintasi jalan desa, Minggu 18 Agustus 2019. Malam itu cukup gelap, jarum jam pun menunjukkan pukul 23.00 WIB.

Ia tak sendiri, pemuda berusia 24 tahun itu diikuti oleh empat orang temannya yang menggunakan mobil. Melaju santai, membelah heningnya Hutan Rakyat Surade.

Perjalanan santai dari pusat kota ke daerah hutan itu tiba-tiba berubah menjadi kepanikan. Tiba-tiba, sesosok bayangan melompat dari kegelapan dan berdiri di depan motor Riri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadiannya malam, pulang main dari Surade, meong (harimau) itu melompat sosoknya terlihat kurang jelas jadi memang tidak tersorot lampu motor langsung, jadi hewan itu berada di area gelap. Warnanya masih samar," kata Riri -sapaan Rifi Yanuar- kepada detikJabar, Selasa (7/6/2022).

Meskipun gelap, kilatan cahaya motor dan mobil sempat menangkap warna dari hewan tersebut. Riri meyakini hewan itu adalah harimau dengan corak warna yang mengkilap terkena kilatan lampu.

ADVERTISEMENT

"Posisinya melompat dari leuweung (hutan) ke jalan, sekitar 1 menit dia berdiri dia diam di jalan sebentar setelah itu melompat lagi ke hutan. Warnanya sempat kelihatan kuning garis hitam," ucapnya.

A Bengal tiger reacts while cooling off in a pond inside a cage during a hot summer day at Alipore Zoological Garden in Kolkata on June 20, 2018. - The Bengal tiger was recovered injured from the Sundarbans area bordering Bangladesh and has since lost some of its teeth due to aging. Zoo authorities have taken different measures starting from different summer diets, provided fans or incresed the water sources in the cages to keep the animala cool in this season. (Photo by Dibyangshu SARKAR / AFP)Ilustrasi harimau (Photo by Dibyangshu SARKAR / AFP) Foto: Photo by Dibyangshu SARKAR/AFP

Riri dan ke empat temannya sempat terkesima, Riri bergerak perlahan melepas motornya dan mendekati teman-temannya yang berada di mobil.

"Begitu melihat harimau itu saya memberhentikan motor, motor saya tinggalkan lalu saya naik ke mobil, motor saya tinggalkan karena saat itu agak takut juga," tuturnya.

Riri juga mengklarifikasi kabar ia yang menemukan bulu diduga dari hewan tersebut. Menurutnya yang menemukan bulu tersebut adalah warga bernama Pak Kaldi.

"Yang menemukan bulu bukan saya tapi pak kaldi, kalau ada tapak (bekas) cakar memang saya melihat. Jadi Pak Kaldi itu menemukan bulu juga bukan bulu pasti bulu macan jenis harimau jawa jadi belum tentu itu bulu dari hewan tersebut," katanya.

Kisah tiga tahun yang lalu itu kembali muncul di beranda media sosial Facebook Dinas Kehutanan Jabar. Hewan dengan nama latin Panthera tigris sondaica itu disebut terlihat warga di kedusunan Cimandala , Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

Camat Surade Chairul Ichwan membenarkan unggahan tersebut. Ia menyebut penampakan pertama Harimau Jawa dilihat pada 18 Agustus 2019 oleh warga bernama Riri Yanuar Fajar. Kali kedua pada 27 September tahun yang sama, Riri dan empat temannya menemukan helai bulu dan bekas cakaran si raja hutan tersebut.

"Saya konfirmasi benar adanya, tanggal 18 Agustus kesaksian saudara Riri warga kedusunan Cimandala , Desa Cipendeuy, Kcamatan Surade menyaksikan penampakan harimau diduga harimau jawa," kata Chairul, Sabtu (4/6/2022).

"Pada 27 September 2019, karena penasaran saudara Riri kembali melakukan penelusuran dan menemukan sehelai buku dan cengkraman kuku di batu. Namun setelah penampakan dan temuan itu, tidak lagi ada kabar atau laporan lagi dari warga,"' katanya.

Rifi Yanuar Fajar (24) menunjukan lokasi ia berhadapan dengan hewan diduga Harimau Jawa di Hutan Sirade.Rifi Yanuar Fajar (24) menunjukan lokasi ia berhadapan dengan hewan diduga Harimau Jawa di Hutan Sirade. Foto: Istimewa

Pihak pemerintah menurut Chairul cukup senang dengan kabar tersebut meskipun belum dipastikan apakah harimau itu jenis harimau Jawa atau bukan.

"Kami khususnya pemerintah kecamatan dan desa, dengan adanya dugaan ini cukup bahagia. Kalaupun ini benar, bisa saja harimau Jawa itu masih ada, sementara hari ini kan sudah dinyatakan punah ya," ucapnya.

Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BKSD Jawa Barat, Halu Uleo membenarkan kabar tersebut. Pihaknya juga telah memasang camera trap di beberapa titik di lokasi yang diduga menjadi tempat munculnya harimau.

"Informasi terkait harimau, dari pemantauan teman-teman di lapangan dengan camera trap, yang didapat hanya macan tutul bukan harimau," kata Halu melalui sambungan telepon kepada detikJabar.

Terkait sampel yang ditemukan di lapangan, Halu mengatakan sampel tersebut masih dalam penelitian pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Kita sudah mengirim sample bulu di lapangan untuk mengecek apakah dari harimau itu atau bukan. Masih di Lab BRIN, Badan Riset. Masih tahap penelitian bulunya, sampai sejauh ini belum ada perkembangan. Menunggu hasil BRIN, masih mencari pembanding untuk samplenya," ujar Halu.

Lokasi jalan yang dilintasi warga yang melihat penampakan diduga harimau jawa di SuradeLokasi jalan yang dilintasi warga yang melihat penampakan diduga harimau jawa di Surade Foto: istimewa

Plt Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN Khoirul Himmi Setiawan mengatakan pihaknya telah berdiskusi karena mencuatnya kabar temuan hewan dengan nama latin Panthera tigris sondaica ini.

"Kemarin sore berlangsung diskusi dengan tim periset zoologi dari Pusat Riset Zoologi Terapan, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi serta Pusat Riset Biosistematika dan Evolusiyang meneliti sampel helai rambut suspect harimau jawa," kata Khoirul saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (8/6/2022).

Dari hasil diskusi itu, Khoirul menyatakan tim periset masih membutuhkan pendalaman lebih jauh mengenai kabar temuan harimau yang sudah dinyatakan punah tersebut.

"Informasi hasil analisa belum bisa di-share ke publik karena masih membutuhkan pendalaman lebih lanjut dan datanya akan dipublikasikan di jurnal ilmiah," ungkapnya.

Menurutnya, untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kabar kemunculan Harimau Jawa itu, Tim Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN dibantu BKSDA Jabar akan turun ke lokasi mencari bukti-bukti tambahan.

"Tim dari Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN akan bekerjasama dengan BKSDA Jabar untuk turun ke lapangan mengumpulkan bukti tambahan yang diperlukan. Hal itu dilakukan untuk memperkuat dan mengkonfirmasi kesimpulan awal yang ada," ujar Khoirul.

Soal jejak harimau Jawa di Sukabumi ini sedianya pernah tercatat dalam catatan Kolonial Belanda. Irman Firmansyah, Pakar Sejarah dari Yayasan Dapur Kipahare yang juga pengarang buku Soekaboemi the untold story menceritakan kepada detikJabar sejumlah kisah soal Harimau Jawa di era penjajahan Belanda dulu.

Ada ragam kisah menarik dan unik diceritakan oleh Irman terkait sang raja hutan tersebut.

"Harimau Jawa di Sukabumi pada masa kolonial masih cukup banyak dan dijadikan buruan sebagai olahraga maupun buruan warga karena mengganggu ternak, misalnya saja ketika Scipio dan Tanujiwa akan berkunjung ke Gunungguruh dan Pelabuhanratu tahun 1687 mereka menemukan bekas benteng Pajajaran yang sudah jadi hutan rimba dan dihuni harimau hingga anak buahnya ada yang dimangsa," kata Irman, mengawali kisahnya Minggu (12/6/2022).

Irman menjelaskan Scipio yang dimaksud adalah Pieter Scipio van Oostende adalah seorang penjelajah dan prajurit Belanda berpangkat Sersan di abad ke-17 M. Sementara Tanujiwa adalah seorang warga pribumi keturunan Pajajaran yang diangkat jadi letnan oleh Belanda namun bersekongkol dengan Prawatasari dari Jampang.

"Kemudian ketika Joseph Arnold mengunjungi Andries de Wilde pada 1829 di Sukabumi dia diceritakan bahwa jalan menuju gudang kopi seringkali dilintasi harimau dan pekerjanya ada beberapa yang dimangsa, gudang kopinya sendiri waktu itu disekitar jalan gudang kota sukabumi sekarang," papar Irman.

Irman Firmansyah, Pakar Sejarah dari Yayasan Dapur Kipahare.Irman Firmansyah, Pakar Sejarah dari Yayasan Dapur Kipahare. Foto: Istimewa

Irman menceritakan kisahnya berdasar pada referensi sejumlah buku sejarah diantaranya karangan F de Haan berjudul Priangan, kemudian buku Andries de Wilde berjudul Preanger Regentschappen.

Masih ada sejumlah berita menarik untuk diikuti terkait kabar penemuan harimau Jawa di hutan Sukabumi ini. Berikut link untuk melacak upaya pencarian sang raja hutan tersebut.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.




(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads