Kemunculan diduga Harimau Jawa membuat heboh masyarakat. Harimau Jawa ini muncul di wilayah Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Padahal harimau bernama latin panthera tigris sondaica ini sudah dinyatakan punah sejak puluhan tahun lalu. Berdasarkan catatan The International Union for Conservation of Nature (IUCN), Harimau Jawa Punah pada dekade 1970-an.
Di situs resminya, IUCN menyatakan jika spesies terakhir Harimau Jawa terlihat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada 1976. Penyebab kepunahan Harimau Jawa ini didasari oleh maraknya perburuan dan hilangnya habitat asli karena pembukaan lahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian berdasarkan penelusuran detikX pada 2017 lalu, Harimau Jawa pernah hidup di sejumlah hutan di Pulau Jawa, mulai ujung Banyuwangi di Jawa Timur sampai Ujung Kulon di Banten.
Pemerintah Indonesia saat ini hanya memiliki sisa bagian tubuh (spesimen) dari hewan karnivora itu. Pusat Penelitian Biologi LIPI, yang terletak di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyimpan dua spesimen kulit Harimau Jawa dan juga Harimau Bali.
Peneliti mamalia di Pusat Penelitian Biologi LIPI Profesor Gono Semiadi mengatakan dua spesimen harimau Jawa itu merupakan peninggalan Belanda tahun 1910 yang tersimpan dalam lemari khusus dan besar.
Baca juga: Jejak Misterius Harimau Jawa di Sukabumi |
Kulit harimau itu tergantung bersama dua kulit harimau Bali dan beberapa macan tutul atau macan kumbang. Juga terlihat sejumlah kerangka dan tengkorak kepala harimau.
"Inilah ruangan harta karun milik pemerintah Indonesia, yang satu-satunya menyimpan dua spesimen kulit harimau Jawa dan Bali. Ada 30 spesimen kulit harimau Jawa lainnya, tapi ada di luar negeri," ungkap Gono, Senin, 18 September 2017.
Selain karena hilangnya habitat asli, kepunahan Harimau Jawa menurut Gono juga disebabkan masuknya senjata api ke Indonesia pada zaman Belanda.
Memang kala itu, marak juga budaya seperti gladiator, Harimau Jawa atau macan tutul dilepas di tengah massa yang membawa tombak untuk membunuh binatang itu.
"Tapi, kalau hanya budaya, itu sebenarnya tidak sampai memusnahkan. Tapi dengan adanya bedil (senjata api) masuk yang dibawa Belanda itu lebih signifikan," jelas Gono.
Ramainya kabar kemunculan diduga Harimau Jawa ini berawal dari cerita yang diungkapkan Rifi Yanuar Fajar. Ia pertama kali melihat diduga Harimau Jawa pada 18 Agustus 2019.
Rifi yang saat itu sedang melintasi kawasan hutan di Surade melihat seekor harimau melompat di depan sepeda motornya.
"Kejadiannya malam, pulang main dari Surade, meong (harimau) itu melompat sosoknya terlihat kurang jelas jadi memang tidak tersorot lampu motor langsung, jadi hewan itu berada di area gelap. Warnanya masih samar," kata Riri -sapaan Rifi Yanuar- kepada detikJabar, Selasa (7/6/2022).
Meskipun gelap, kilatan cahaya motor dan mobil sempat menangkap warna dari hewan tersebut. Riri meyakini hewan itu adalah harimau dengan corak warna yang mengkilap terkena kilatan lampu.
"Posisinya melompat dari leuweung (hutan) ke jalan, sekitar 1 menit dia berdiri dia diam di jalan sebentar setelah itu melompat lagi ke hutan. Warnanya sempat kelihatan kuning garis hitam," ucapnya.
Riri dan ke empat temannya sempat terkesima, Riri bergerak perlahan melepas motornya dan mendekati teman-temannya yang berada di mobil.
"Begitu melihat harimau itu saya memberhentikan motor, motor saya tinggalkan lalu saya naik ke mobil, motor saya tinggalkan karena saat itu agak takut juga," tuturnya.
Kisah tiga tahun yang lalu itu kembali muncul di beranda media sosial Facebook Dinas Kehutanan Jabar. Hewan dengan nama latin Panthera tigris sondaica itu disebut terlihat warga di kedusunan Cimandala , Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BKSD Jawa Barat Halu Uleo membenarkan kabar tersebut. Pihaknya juga telah memasang camera trap di beberapa titik di lokasi yang diduga menjadi tempat munculnya harimau.
"Informasi terkait harimau, dari pemantauan teman-teman di lapangan dengan camera trap, yang didapat hanya macan tutul bukan harimau," kata Halu melalui sambungan telepon.
Terkait sampel yang ditemukan di lapangan, Halu mengatakan sampel tersebut masih dalam penelitian pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Kita sudah mengirim sample bulu di lapangan untuk mengecek apakah dari harimau itu atau bukan. Masih di Lab BRIN, Badan Riset. Masih tahap penelitian bulunya, sampai sejauh ini belum ada perkembangan. Menunggu hasil BRIN, masih mencari pembanding untuk samplenya," ujar Halu.
Sementara itu Plt Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN Khoirul Himmi Setiawan mengatakan pihaknya telah berdiskusi karena mencuatnya kabar temuan hewan dengan nama latin Panthera tigris sondaica ini.
"Kemarin sore berlangsung diskusi dengan tim periset zoologi dari Pusat Riset Zoologi Terapan, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi serta Pusat Riset Biosistematika dan Evolusiyang meneliti sampel helai rambut suspect harimau jawa," kata Khoirul saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (8/6/2022).
Dari hasil diskusi itu, Khoirul menyatakan tim periset masih membutuhkan pendalaman lebih jauh mengenai kabar temuan harimau yang sudah dinyatakan punah tersebut.
Menurutnya, untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kabar kemunculan Harimau Jawa itu, Tim Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN dibantu BKSDA Jabar akan turun ke lokasi mencari bukti-bukti tambahan.
"Tim dari Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN akan bekerjasama dengan BKSDA Jabar untuk turun ke lapangan mengumpulkan bukti tambahan yang diperlukan. Hal itu dilakukan untuk memperkuat dan mengkonfirmasi kesimpulan awal yang ada," ujar Khoirul.