Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) masih terus melakukan pendalaman terkait kabar temuan Harimau Jawa di wilayah hutan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Khoirul Himmi Setiawan, Plt Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, BRIN mengatakan pihaknya telah berdiskusi karena mencuatnya kabar temuan hewan dengan nama latin Panthera tigris sondaica ini.
"Kemarin sore berlangsung diskusi dengan tim periset zoologi dari Pusat Riset Zoologi Terapan, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi serta Pusat Riset Biosistematika dan Evolusiyang meneliti sampel helai rambut 'suspect harimau jawa," kata Khoirul saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (8/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil diskusi itu, Khoirul menyatakan tim periset masih membutuhkan pendalaman lebih jauh mengenai kabar temuan harimau yang sudah dinyatakan punah itu.
"Informasi hasil analisa belum bisa dishare ke publik karena masih membutuhkan pendalaman lebih lanjut dan datanya akan dipublikasikan di jurnal ilmiah," ungkapnya.
Menurutnya untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kabar kemunculan Harimau Jawa itu, Tim Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN dibantu BKSDA Jabar akan turun ke lokasi mencari bukti-bukti tambahan.
"Tim dari Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN akan bekerjasama dengan BKSDA Jabar untuk turun ke lapangan mengumpulkan bukti tambahan yang diperlukan. Hal itu dilakukan untuk memperkuat dan mengkonfirmasi kesimpulan awal yang ada," ujar Khoirul.
Diberitakan sebelumnya, kabar kemunculan Harimau Jawa di Sukabumi tertulis di beranda media sosial Facebook Dinas Kehutanan Jabar. Hewan ini terlihat warga di kedusunan Cimandala , Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Camat Surade Chairul Ichwan membenarkan unggahan tersebut. Ia menyebut penampakan pertama Harimau Jawa dilihat pada 18 Agustus 2019 oleh warga bernama Riri Yanuar Fajar. Kali kedua pada 27 September tahun yang sama, Riri dan empat temannya menemukan helai bulu dan bekas cakaran si raja hutan tersebut.
"Saya konfirmasi benar adanya, tanggal 18 Agustus kesaksian saudara Riri warga kedusunan Cimandala , Desa Cipendeuy, Kcamatan Surade menyaksikan penampakan harimau diduga harimau jawa," kata Chairul, Sabtu (4/6/2022).
"Pada 27 September 2019, karena penasaran saudara Riri kembali melakukan penelusuran dan menemukan sehelai buku dan cengkraman kuku di batu. Namun setelah penampakan dan temuan itu, tidak lagi ada kabar atau laporan lagi dari warga," sambungnya.
Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BKSD Jawa Barat, Halu Uleo membenarkan kabar tersebut. Pihaknya juga telah memasang camera trap di beberapa titik di lokasi yang diduga menjadi tempat munculnya harimau.
"Informasi terkait harimau, dari pemantauan teman-teman di lapangan dengan camera trap, yang didapat hanya macan tutul bukan harimau," kata Halu melalui sambungan telepon kepada detikJabar.
Terkait sampel yang ditemukan di lapangan, Halu mengatakan sampel tersebut masih dalam penelitian pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Kita sudah mengirim sample bulu di lapangan untuk mengecek apakah dari harimau itu atau bukan. Masih di Lab BRIN, Badan Riset. Masih tahap penelitian bulunya, sampai sejauh ini belum ada perkembangan. Menunggu hasil BRIN, masih mencari pembanding untuk samplenya," ucap Halu.
(bba/mso)