Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Ramadhan

Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Ramadhan

Indah Fitrah - detikHikmah
Sabtu, 08 Feb 2025 07:00 WIB
Niat Puasa Senin Kamis dan Mengganti Puasa Ramadhan Lengkap Doa Berbuka
Ilustrasi Niat Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Ramadhan. Foto: Freepik/freepik
Jakarta -

Setiap bulan dalam kalender Hijriah memiliki keutamaannya masing-masing, dan Syaban adalah salah satu yang istimewa. Di pertengahan bulan ini, terdapat malam Nisfu Syaban yang diyakini penuh rahmat dan ampunan.

Niat Puasa Nisfu Syaban

Salah satu amalan yang dianjurkan untuk menyambut malam Nisfu Syaban adalah puasa sunnah Nisfu Syaban. Puasa ini tidak hanya menjadi bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga kesempatan untuk membersihkan diri dan memperbanyak amal ibadah.

Tata cara pelaksanaannya serupa dengan puasa lainnya, hanya saja terdapat niat khusus yang diucapkan sebelum berpuasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Meraih Surga dengan Puasa karya H. Herdiansyah Achmad, Lc., puasa Nisfu Syaban menjadi salah satu ibadah yang dianjurkan untuk meraih ampunan dan keberkahan.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ADVERTISEMENT

"Jika datang malam Nisfu Syaban, sholatlah dan puasalah pada siang harinya, karena Allah akan menurunkan ampunan-Nya di malam itu, mulai dari terbenamnya matahari hingga pagi hari. Kemudian Allah berfirman, 'Ingatlah, Aku akan mengampuni orang yang meminta ampunan dari-Ku. Ingatlah, Aku akan memberikan rezeki kepada orang yang meminta rezeki kepada-Ku. Ingatlah, Aku akan mengabulkan permintaan orang yang meminta kesehatan kepada-Ku. Dan ingatlah, Aku akan mengabulkan segala permintaan siapa pun yang memohon kepada-Ku hingga fajar menyingsing.'" (HR. Ibnu Majah)

Berikut adalah niat puasa sunah Nisfu Syaban:

نَوَيْتُ صَوْمَ الشَّهْرِ الشَّعْبَانِ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma-sy-syahri-sy-Syabani sunnata-lillâhi ta'ala.

Artinya: Saya berniat puasa pada bulan Syaban sunnah karena Allah Ta'ala.

Niat Qadha Puasa Ramadhan

Puasa yang diwajibkan umat Islam adalah puasa Ramadhan. Jika seseorang yang meninggalkannya karena alasan syar'i, wajib baginya mengganti di luar bulan Ramadhan. Puasa ganti ini dikenal dengan qadha Ramadhan.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Seri Fiqih Kehidupan karya Ahmad Sarwat, puasa qadha wajib dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab atas puasa yang ditinggalkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 185,

وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ...

Arab latin: wa man kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar(a),

Artinya: ...Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain...

Dalam buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa yang disusun oleh Nur Solikhin, disebutkan bahwa niat puasa qadha tidak jauh berbeda dengan niat puasa Ramadhan. Waktunya pun sama, yaitu bisa dilakukan sejak Maghrib hingga sebelum Subuh. Yang membedakan hanyalah lafalnya.

Meskipun tidak ada aturan baku dalam fikih mengenai redaksi niat puasa qadha Ramadhan, berikut ini adalah lafal yang sering digunakan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaai fardhi ramadhaana lillahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Ramadhan

Keinginan untuk menjalankan puasa sunnah Nisfu Syaban sering kali muncul di tengah kewajiban lain, seperti mengganti puasa Ramadhan yang belum sempat ditunaikan.

Namun, keterbatasan waktu membuat sebagian orang bertanya-tanya, apakah boleh menggabungkan niat puasa Nisfu Syaban dengan puasa qadha Ramadhan?

Wahbah az-Zuhaili menerangkan dalam kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu edisi Indonesia terbitan Gema Insani, ada dua pendapat di kalangan ulama terkait boleh tidaknya menggabung puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah.

Pendapat pertama menyebut menggabungkan ibadah yang hukumnya wajib dengan yang sunnah maka yang sah adalah niat ibadah wajib, sedangkan niat ibadah sunnah tidak sah. Ini merupakan pendapat Abu Yusuf. Sebagian ulama lain berpandangan puasa wajib Ramadhan tidak boleh diqadha bersamaan dengan puasa sunnah.

Pendapat kedua, menggabungkan dua ibadah (wajib dan sunnah) diperbolehkan dan pahala keduanya sama-sama diperoleh. Pendapat ini disampaikan Syaikh Ibnu Hajar al-Haitami. Imam Ramli dalam Bughyatul Mustarsyidin turut memperkuat pendapat ini dan menyatakan pahala ibadah-ibadah wajib dan sunnah dapat diperoleh meskipun tidak ada niat dari pelakunya.

Dalam kitab Fathul Mu'in, dilansir NU Jatim, Syeikh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibary juga menjelaskan jika seseorang menggabungkan niat puasa sunnah dengan puasa fardhu, keduanya tetap berpahala.

Untuk itu, bila ingin menggabungkan keduanya, cukup menggunakan niat puasa qadha Ramadhan seperti di atas.

Mengacu pendapat tersebut, ini menjadi kesempatan yang baik bagi siapa saja yang ingin melunasi kewajiban sekaligus meraih keutamaan puasa sunnah Nisfu Syaban.




(inf/kri)
Amalan Nisfu Syaban

Amalan Nisfu Syaban

80 konten
Nisfu Syaban adalah waktu pertengahan bulan Syaban yang jatuh pada 15 Syaban dalam kalender Hijriah. Rasulullah SAW dalam haditsnya menganjurkan muslim untuk memperbanyak ibadah pada momen tersebut.

Hide Ads