Niat Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan dan Hukum Menggabungkannya

Niat Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan dan Hukum Menggabungkannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 29 Mei 2025 11:45 WIB
Ilustrasi berniat puasa.
Ilustrasi puasa. Foto: Freepik/Freepik
Solo - Pada hari-hari awal bulan Dzulhijjah, banyak umat Islam yang mengerjakan puasa sunnah seperti anjuran Rasulullah SAW. Di saat yang sama, ada sebagian umat lain yang masih belum sempat mengganti utang puasa Ramadhan, sehingga memilih menggabungkan niat puasa Dzulhijjah sekaligus qadha Ramadhan.

Qadha Ramadhan sendiri hukumnya wajib, sementara puasa Dzulhijjah adalah sunnah yang juga memiliki keutamaan. Dalam buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya, Khalifa Zain Nasrullah menjelaskan sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah waktu yang sangat dicintai Allah untuk melakukan amal saleh, berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad.

Rasulullah menegaskan bahwa amal saleh di sepuluh hari ini bahkan lebih utama dari jihad di jalan Allah, kecuali jihad dengan pengorbanan total yang tidak kembali. Salah satu puncak keutamaannya adalah puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang menurut hadits riwayat Muslim dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Bagi umat Islam yang ingin menjalankan puasa Dzulhijjah sekaligus mengganti atau mengqadha puasa Ramadhan, bacaan niatnya dapat disimak di bawah ini!

Niat Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan

Disadur dari laman resmi Nahdlatul Ulama Online Jawa Timur, redaksi niat puasa Dzulhijjah yang digabung dengan qadha puasa Ramadhan akan menjadi seperti di bawah ini.

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ غَدٍ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ω‚ΩŽΨΆΩŽΨ§Ψ‘Ω ΩΩŽΨ±Ω’ΨΆΩ Ψ΄ΩŽΩ‡Ω’Ψ±Ω Ψ±ΩŽΩ…ΩŽΨΆΩŽΨ§Ω†ΩŽ ΩˆΩŽΨ³ΩΩ†ΩŽΩ‘Ψ©Ω Ψ΄ΩŽΩ‡Ω’Ψ±Ω ذُو Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩΨ¬ΩŽΩ‘Ψ©Ω Ω„ΩΩ„ΩŽΩ‘Ω‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰
Nawaitu shauma ghadin 'an qadhai fardhi syahri Ramadhana wa sunnati syahri Dzulhijjah lillahi ta'ala.
Artinya: Saya berniat berpuasa besok untuk mengqadha kewajiban puasa bulan Ramadhan dan puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Taala.

Sementara itu, niat puasa Dzulhijjah sendiri jika tidak digabung dengan qadha Ramadhan adalah sebagai berikut:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ Ψ΄ΩŽΩ‡Ω’Ψ±Ω ذُو Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩΨ¬ΩŽΨ©ΩŒ Ψ³ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ©ΩŒ Ω„ΩΩ„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰
Nawaitu shauma syahru dzulhijjah sunnatan lillaahi ta'aala.
Artinya: Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Taala.

Begitu pula dengan niat puasa qadha Ramadhan jika dilaksanakan terpisah dengan puasa sunnah adalah seperti di bawah ini:

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ Ω‚ΩŽΨΆΩŽΨ§Ψ‘Ω Ψ±ΩŽΩ…ΩŽΨΆΩŽΨ§Ω† َ
Nawaitu shauma qadhā'i Ramadhāna.
Artinya: Aku berniat untuk menqadha puasa Ramadhan.

Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan?

Dalam Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, ditegaskan bahwa puasa qadha semestinya disegerakan pelaksanaannya, apalagi jika tertunda tanpa alasan yang dibenarkan. Bahkan disebutkan bahwa hukum menjalankan puasa sunnah sebelum menyelesaikan puasa qadha bisa dianggap tidak dibenarkan. Oleh sebab itu, mendahulukan tanggung jawab puasa wajib menjadi prioritas dalam menjalankan ibadah.

Namun dalam praktiknya, ada ulama yang memberikan kelonggaran. Dalam buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar dijelaskan bahwa sebagian ulama memperbolehkan penggabungan niat puasa qadha dengan puasa sunnah, termasuk Dzulhijjah. Pendapat ini hadir sebagai bentuk solusi bagi umat Islam yang merasa khawatir tidak mampu melaksanakan keduanya secara terpisah karena keterbatasan waktu atau kondisi tertentu.

Meski begitu, penting untuk dipahami bahwa sebagian ulama lainnya menekankan bahwa keutamaan puasa Dzulhijjah hanya bisa diperoleh secara penuh jika dikerjakan secara khusus tanpa digabungkan dengan puasa wajib. Oleh karena itu, bagi umat Islam yang ingin mengejar keutamaan penuh dari puasa Dzulhijjah disarankan untuk terlebih dahulu menyelesaikan puasa qadha Ramadhan sebelum memasuki hari-hari utama bulan tersebut.

Sementara itu, penjelasan lain yang cukup moderat datang dari NU Online. Dalam keterangan yang merujuk pada pandangan ulama seperti Syekh Zakariya Al-Anshari dan Sayyid Bakri dalam kitab Asnal Mathalib dan I'anatut Thalibin disebutkan bahwa mengqadha puasa Ramadhan di hari-hari yang dianjurkan untuk puasa sunnah seperti hari Arafah atau tarwiyah tetap membuat pelakunya mendapatkan keutamaan puasa hari tersebut meskipun niatnya hanya untuk qadha. Ini memberi jalan tengah bahwa puasa qadha yang dilakukan di hari istimewa tetap membawa keberkahan meskipun tidak disertai niat puasa sunnah.

Dengan demikian, menggabungkan niat puasa Dzulhijjah dengan qadha Ramadhan diperbolehkan menurut sebagian ulama. Namun tetap lebih utama jika keduanya dilakukan secara terpisah agar bisa memperoleh keutamaan masing-masing secara maksimal. Bila waktu atau keadaan tidak memungkinkan, maka penggabungan niat bisa menjadi pilihan yang sah dan tetap mendatangkan pahala.

Itulah pemaparan lengkap mengenai niat puasa Dzulhijjah sekaligus qadha Ramadhan beserta hukumnya menurut syariat Islam. Semoga bermanfaat!


(par/ahr)


Hide Ads