Cara Menjawab Adzan Sesuai Sunnah yang Benar

Cara Menjawab Adzan Sesuai Sunnah yang Benar

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Jumat, 13 Sep 2024 11:45 WIB
adzan
Ilustrasi adzan. Foto: Getty Images/Tamer Soliman
Jakarta -

Menjawab adzan adalah amalan yang dianjurkan muslim ketika adzan berkumandang. Setelah adzan berkumandang juga dianjurkan untuk memanjatkan doa.

Keutamaan menjawab adzan pernah dijelaskan dalam riwayat hadits dari Abu Hurairah RA. Saat itu, Bilal sedang bangkit berdiri untuk mengumandangkan adzan.

Lalu, Rasulullah SAW yang sedang berkumpul dengan sahabat berkata, "Siapa yang mengucapkan seperti ucapannya muazin disertai dengan keyakinan niscaya ia pasti akan masuk surga." (HR An Nasa'i)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayyid Sabiq menjelaskan dalam buku Fikih Sunnah 5 Jilid Lengkap Edisi Indonesia terbitan Cakrawala, adzan adalah kumandang untuk memberitahukan masuknya waktu salat dengan lafal-lafal tertentu. Adzan juga berfungsi sebagai ajakan untuk melaksanakan shalat berjamaah, menampakkan syiar Islam.

Dijelaskan dari segi lafaz adzan, mencerminkan beberapa aspek akidah. Adzan dimulai dengan takbir yang mengandung pengakuan terhadap adanya Allah SWT, menyatakan kesempurnaan-Nya, memuji keesaan-Nya, meniadakan sekutu-Nya, dan menegaskan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

ADVERTISEMENT

Cara Menjawab Adzan dan Bacaannya

Imam al-Ghazali dalam buku Cara Memperoleh Hidayah Allah Kitab Bidayatul Hidayah Edisi Indonesia terbitan Pustaka Media menjelaskan, muslim dianjurkan untuk mengikuti ucapan sebagaimana yang diucapkan muazin sebagai cara menjawab adzan.

Jika muazin mengumandangkan kalimat takbir, "Allahu Akbar" maka hendaknya dijawab dengan kalimat yang sama. Begitu juga dengan kalimat-kalimat yang lainnya.

Namun, hal itu dikecualikan untuk lafaz, "Hayya alas shalaah" dan "Hayya alas falaah." Cara menjawab adzannya dengan bacaan berikut ini:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ

Arab latin: Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi

Artinya: Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah SWT.

Khusus pada adzan Subuh, terdapat sedikit perbedaan lafaz dalam adzan. Muazin menambahkan lafaz, "Ash-shalaatu khairum minan-naum" sebanyak dua kali setelah bacaan, "Hayya 'ala al-falah."

Muslim yang mendengarnya hendaklah menjawab dengan bacaan berikut:

صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ وَأَنَا عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ.

Arab latin: Ṣadaqta wabararta wa-anā ʿalā dhālika min ash-shāhidīn.

Artinya: Benar engkau dan aku menjadi saksi atas semua itu.

Doa setelah Adzan

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan, muslim juga disarankan untuk membaca doa setelah adzan selesai. Dikutip dari Terjemahan Ihya' Ulumuddin dari Imam Al-Ghazali oleh Ismail Yakub, berikut bacaan doanya:

للَّهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ، اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Arab latin: Allaahumma rabba haadzihid da'-watit taammati wash- shalaatil qaa-imati, aati Muhammadanil wasiilata wal fadliilata wad darajatar rafii-'ata wab-'atshul maqaamal mahmuudal ladzii wa 'adtahu, innaka laa tukhliful mii-'aad.

Artinya: Ya Allah, ya Tuhanku, yang memiliki doa ini yang sempurna, dan salat yang berdiri tegak! Berikanlah kepada Nabi Muhammad SAW jalan, kelebihan dan derajat tinggi! Dan bangkitkanlah dia pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan! Sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji.

Adab Mendengar Adzan

Merangkum dari sumber sebelumnya, dijelaskan bahwa orang yang mendengar adzan sebaiknya mengikuti kalimat yang diucapkan oleh muazin tanpa memandang keadaan mereka.

Namun, menurut Imam Syafi'i anjuran ini tidak berlaku bagi mereka yang sedang melaksanakan salat, berada di kamar kecil (WC), atau sedang bersetubuh. Setelah keluar dari WC, sebaiknya segera mengikuti ucapan muazin.

Hal ini berdasarkan pada hadits yang berasal dari Abdullah bin Umar, bahwasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَدِّنَ، فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ إِلَيَّ الْوَسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَتَّبَعَيَّ إِلا لِعَبْدِ مَنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُوْ أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ اللَّهُ لِي الْوَسِيلَةَ، حَلَّتْ لَهُ
شفاعتي

Artinya: "Jika kalian mendengar muazin (mengumandangkan adzan), hendaknya kalian mengucapkan sebagaimana yang dia ucapkan. Setelah itu, bersholawatlah kalian kepadaku, sebab siapa yang membaca sholawat untuk satu kali, maka Allah SWT membacakan sholawat untuknya sepuluh kali. Lantas, hendaknya meminta kepada Allah SWT dengan wasilah padaku, karena dalam surga terdapat suatu tempat yang tidak boleh dimasuki kecuali seorang hamba dari hamba Allah SWT. Dan aku berharap, orang yang dimaksud adalah aku. Dan barangsiapa yang meminta untukku wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafaatku." (HR Muslim)

Demikianlah bacaan untuk menjawab adzan hingga adab yang dapat dilakukan saat mendengarnya. Semoga kita senantiasa bisa mengamalkannya.




(rah/rah)

Hide Ads