Sejarah Siaran Azan di TV, Kenapa Hanya Maghrib dan Subuh?

Sejarah Siaran Azan di TV, Kenapa Hanya Maghrib dan Subuh?

Kristina - detikHikmah
Rabu, 04 Sep 2024 18:29 WIB
adzan
Ilustrasi azan. Foto: Getty Images/iStockphoto/leolintang
Jakarta -

Tayangan azan menjadi salah satu program TV Indonesia yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Program ini dipelopori oleh TVRI.

Menurut buku Sejarah Departemen Penerangan RI yang diterbitkan Departemen Penerangan RI pada 1986, TVRI memulai siaran percobaan pertama kalinya tepat pada 17 Agustus yang merupakan siaran langsung dari Istana Merdeka lewat saluran 5 berkekuatan 100 watt.

Selanjutnya, pada 24 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran langsung dari Stadion Olahraga Senayan Jakarta meliput penyelenggaraan Asian Games IV. Ini menjadi siaran langsung pertama TVRI dan secara resmi menjadi tanggal berdirinya TVRI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perjalanannya, TVRI memiliki fungsi menyelenggarakan pembangunan di bidang mental, spiritual, dan jasmaniah dalam rangka 'nation building' dan pembentukan manusia sosialis Indonesia. Fungsi ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1963.

Dari tahun 1962-1963, TVRI melakukan siaran rata-rata 1 atau 2 jam sehari. Program tayangan TVRI terus berkembang. Acara keagamaan Islam menjadi salah satu program unggulan TVRI. Beberapa di antaranya Serambi Islami, Jejak Islam, dan Satukan Shaf Indonesia. TVRI juga menayangkan sejumlah program tambahan lain selama bulan Ramadan.

ADVERTISEMENT

Dalam sejumlah dokumentasi yang dibagikan di YouTube, TVRI menyiarkan azan Maghrib sejak tahun 1980-an. Siaran azan juga masih berlanjut pada 1990-an.

Menurut data Dokumentasi LPP TVRI Riau, pada 1999, TVRI SP Pekanbaru memulai siaran lokal perdananya dengan menayangkan azan Maghrib. Tayangan azan Magrib ini bertepatan dengan 1 Ramadan 1419 Hijriah.

Seiring berjalannya waktu, TVRI juga menyiarkan azan Subuh. Dalam program acara TVRI Nasional yang disusun Seksi Operasional Siaran LPP TVRI, pada Jumat, 9 November 2018 TVRI menayangkan azan Subuh pukul 04.06-04.09 dan azan Maghrib pukul 17.50-17.54.

Hingga saat ini, azan Maghrib dan Subuh disiarkan di banyak TV nasional. Azan Subuh umumnya menjadi program khusus selama Ramadan, sementara azan Maghrib biasa disiarkan pada hari-hari biasa.

Kenapa Hanya Azan Maghrib dan Subuh yang Disiarkan?

Menurut penelitian yang terbit dalam Jurnal Dakwah dan Komunikasi: ORASI Vol 9 edisi Juli 2018 berjudul Pengaruh Tayangan Adzan Maghrib terhadap Ketepatan Waktu Sholat terhadap Ibu-ibu Masyarakat Dukuh Bojong Desa Kalibuntu Kec Losari Kab Brebes yang ditulis Sri Mega Dimiyati dan Abdul Basith, ada beberapa faktor yang membuat televisi hanya menayangkan azan Maghrib dan Subuh, sementara tiga waktu salat lainnya tidak disiarkan.

Dikatakan, TV hanya menayangkan azan Maghrib dan Subuh karena waktu salat keduanya hanya sebentar. Selain itu, untuk meminimalisir pemotongan waktu tayang, maka hanya dua azan salat saja yang ditayangkan di TV.

Tayangan azan Maghrib dan Subuh di TV tak hanya menjadi pengingat waktu salat. Dalam perkembangannya, tayangan azan dikemas dalam bentuk visualisasi film yang menarik.

Setiap saluran TV memiliki konsep sendiri dalam mengemas tayangan azan. Mulai dari menampilkan arsitektur masjid-masjid yang ada di Indonesia hingga semangat ibadah umat Islam dari berbagai kalangan.

Sejumlah penelitian mengulas konsep tayangan azan dari masing-masing stasiun TV. Mayoritas para peneliti menggunakan analisis semiotika Rolands Barthes. Salah satu hasil penelitian menyebut, program tayangan azan mengandung nilai-nilai keislaman yang di dalamnya terkandung nilai-nilai akhlak.




(kri/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads