- Apakah Boleh Sholat Tarawih Tanpa Witir?
- Anjuran Sholat Witir sebagai Penutup Sholat Malam
- Niat Sholat Tarawih
- Niat Sholat Witir Niat Sholat Witir 2 Rakaat Munfarid Niat Sholat Witir 1 Rakaat Munfarid Niat Sholat Witir 2 Rakaat untuk Imam Niat Sholat Witir 2 Rakaat untuk Makmum Niat Sholat Witir 1 Rakaat untuk Imam Niat Sholat Witir 1 Rakaat untuk Makmum
Memasuki bulan Ramadhan sebagian besar kaum muslim akan mengerjakan ibadah sholat Tarawih yang biasanya dilanjutkan dengan sholat Witir. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang menyimpan rasa penasaran mengenai boleh atau tidaknya sholat Tarawih tanpa Witir, sehingga berikut akan dipaparkan penjelasannya.
Mengacu dari buku 'Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah' karya Zezen Zainal Alim, bahwa sholat Tarawih merupakan sholat sunnah yang dikerjakan di malam hari, tepatnya setelah sholat Isya. Sholat sunnah yang satu ini hanya bisa dikerjakan selama bulan Ramadhan.
Terkait dengan anjuran mengerjakan sholat Tarawih telah diterangkan dalam sebuah hadits. Perlu dipahami bahwa sholat Tarawih termasuk sebagai ibadah qiyam atau sholat di malam hari. Anjuran untuk memperbanyak sholat malam di bulan Ramadhan disampaikan dalam sebuah hadist yang meriwayatkan:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang mengerjakan qiyam (shalat malam) pada bulan Ramadhan dengan hati penuh iman dan mengharap ridho dari Allah SWT maka diampuni baginya dosa yang telah lewat," (HR. Bukhari).
Sementara itu, di dalam buku 'Buku Pintar Shalat' karya M Khalilurrahman Al Mahfani, sholat Witir didefinisikan sebagai sholat sunnah yang memiliki jumlah rakaat ganjil. Sholat ini termasuk sholat malam yang biasanya dikerjakan setelah sholat Tarawih maupun sholat Tahajud.
Adapun anjuran untuk mengerjakan sholat Witir juga telah disampaikan dalam sebuah riwayat hadits. Syamsul Rijal Hamid dalam bukunya 'Ensiklopedia Hadits Ibadah Shalat Sunnah dan Perkara Lain Mengenai Shalat' menerangkan adanya sebuah riwayat dari Ibnu Umar r.a. yang menceritakan adanya seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai sholat malam. Kemudian Rasulullah SAW menyampaikan sabda:
"Sholat malam itu dua-dua rakaat. Apabila kamu takut Subuh segera datang, sholatlah satu rakaat untuk Witir (mengganjilkan) jumlah sholat sunnah yang telah kamu kerjakan," (HR. Muslim).
Mengingat sholat Tarawih dan sholat Witir menjadi amalan sunnah yang sangat dianjurkan di dalam Islam, tidak sedikit kaum muslim yang mengerjakannya secara beriringan. Namun demikian, mungkin ada sebagian di antara umat Islam yang justru ingin mengetahui apakah boleh sholat Tarawih tanpa sholat Witir? Berikut penjelasannya.
Apakah Boleh Sholat Tarawih Tanpa Witir?
Sejatinya, tidak ada ketentuan khusus di dalam dalil maupun hadits yang menjelaskan tentang keharusan sholat Witir setelah sholat Tarawih. Sebaliknya, terdapat kesunnahan bagi setiap muslim untuk mengerjakan sholat Witir setelah sholat Tarawih.
Salah satunya, terdapat riwayat hadits yang berisikan anjuran untuk mengerjakan sholat Witir dari waktu setelah sholat Isya hingga fajar. Artinya, waktu tersebut termasuk dikerjakannya sholat Tarawih di bulan Ramadhan. Masih merujuk dari buku yang sama, diriwayatkan dari Amr bin 'Ash yang mendapatkan cerita dari Abu Basrah r.a. mengenai Rasulullah SAW yang bersabda:
"Sungguh, Allah memberi tambahan kepadamu sholat, yaitu Witir. Kerjakanlah sholat itu dalam waktu antara usia sholat Isya sampai menjelang sholat fajar," (HR. Ahmad).
Lebih lanjut diterangkan dalam riwayat lainnya bahwa waktu utama mengerjakan sholat Witir adalah pada permulaan malam. Sebagaimana diriwayatkan bahwa terdapat sabda dari Rasulullah SAW bahwa:
"Barang siapa merasa tidak bisa bangun pada akhir malam, sebaiknya Witir pada permulaan malam. Namun, jika merasa bisa bangun akhir malam, sebaiknya Witir pada akhir malam. Sholat pada akhir malam itu lebih utama, sebab dihadiri dan disaksikan oleh malaikat," (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Jabir r.a.).
Kemudian sunnahnya sholat Witir yang mengiringi sholat Tarawih juga dijelaskan dalam buku 'Panduan Sholat Rasulullah 2' karya Imam Abu Wafa, bahwa terdapat berbagai pandangan ulama yang menerangkan tentang keutamaan sholat qiyam atau sholat malam di bulan Ramadhan. Sebagian di antara ulama sepakat bahwa sholat malam diiringi dengan sholat Witir.
Adapun sholat malam yang dimaksud adalah sholat Tarawih. Sebagaimana diterangkan dalam fatwa Lajnah Daimah bahwa:
"Dan sholat yang paling utama pada sholat malam sebanyak sebelas rakaat, ia salam tiap dua rakaat," (Fatwa Lajnah Daimah al-Majmu'ah Tsaniyah, 6/59).
Jumlah rakaat yang dimaksudkan adalah delapan rakaat untuk sholat malam atau sholat Tarawih dan tiga rakaat sholat Witir. Namun demikian, terdapat pendapat lainnya yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah. Pandangan tersebut menyatakan sholat Tarawih dilakukan dua puluh rakaat tanpa witir. Sebagaimana dikatakan bahwa:
"Dan pendapat yang dipilih oleh Abu Abdillah rahimahullah ada dua puluh rakaat, demikian juga dikatakan oleh at-Tsauri, Abu Hanifah, dan as-Syafi'i," (al-Mughni, 1/456).
Artinya, pandangan tersebut meyakini sholat Tarawih dapat dilakukan dalam dua puluh rakaat saja dengan tanpa diiringi sholat Witir. Hal ini menunjukkan tidak ada keharusan untuk mengerjakan sholat Witir setelah sholat Tarawih. Belum ada juga dalil atau hadits yang berisikan larangan melewatkan sholat Witir setelah sholat Tarawih, sehingga pengerjaan ibadah ini dapat dikembalikan sesuai keyakinan masing-masing muslim. Wallahu'alam.
Anjuran Sholat Witir sebagai Penutup Sholat Malam
Meskipun terdapat perbedaan pandangan terkait pengerjaan sholat Tarawih yang biasanya diiringi dengan sholat Witir, tetapi terdapat anjuran yang menerangkan kesunnahan mengerjakan sholat Witir sebagai penutup sholat malam. Seperti dijelaskan dalam buku 'Tuntunan Sholat Sunnah Tarawih' karya Shabri Shaleh Anwar, bahwa sholat Witir dikenal juga sebagai penutup sholat malam yang dilakukan dalam jumlah rakaat ganjil. Mengenai pengerjaan sholat Witir dalam jumlah ganjil sejalan dengan sebuah hadits yang meriwayatkan:
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْوِتْرُ حَقٌّ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُوتِرُ بِخَمْسٍ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُوتِرُ بِثَلَاثٍ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُوتِرْ بواحدة
Artinya: "Dari Abu Ayub Al Anshari, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Sholat Witir itu hak, barangsiapa yang ingin melakukannya, maka sholat Witirlah lima rakaat; dan barangsiapa yang ingin, maka sholat Wtirlah tiga rakaat; dan barangsiapa yang ingin melaksanakannya, maka sholat Witirlah satu rakaat," Shahih, Al Misykah (1265). Shalat At-Tarawih. Shahih Abu Daud (1279).
Lebih lanjut dijelaskan dalam buku yang sama, meski sering kali disebut-sebut sebagai sholat penutup qiyamul lail, bukan berarti sholat Witir wajib dikerjakan setiap malamnya. Sebaliknya, sholat yang bersifat sunnah ini sangat dianjurkan karena dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan bahwa:
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبِ إِنَّ الْوِتْرَ لَيْسَ بِحَثْمٍ وَلَا كَصَلَاتِكُمُ الْمَكْتُوبَةِ وَلَكِنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْتَرَ ثُمَّ قَالَ يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ
Artinya: "Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, 'Sesungguhnya Witir bukanlah sholat penutup, dan tidak seperti sholat wajib kalian, tetapi Rasulullah SAW melakukan Witir, kemudian beliau bersabda, 'Wahai Ahli Al Qur'an, lakukan sholat Witir, sesungguhnya Allah itu Witir dan mencintai orang yang melaksanakan sholat Witir. Shahih, Shahih Abu Daud (1274). Shahih Ar-Raghiib (590, 593). Ta'liq 'ala Ibnu Khuzaimah (1067). Takhrij Al Mukhtarah (479-486). Pada riwayat Muttafaq 'alaih dibubuhi kalimat, 'Innallaha Witrun',".
Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Sehat ala Rasulullah' oleh Muyassaroh, bahwa terdapat sebuah riwayat hadits yang menerangkan anjuran sholat Witir sebagai salah satu wasiat dari Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yang berkata:
"Kekasihku (yaitu Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasihat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati, pertama berpuasa tiga hari setiap bulannya, kedua mengerjakan sholat Dhuha, ketiga mengerjakan sholat Witir sebelum tidur," (HR. Bukhari).
Merujuk dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa sholat Witir merupakan sebuah ibadah yang sangat dianjurkan di dalam Islam. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi setiap muslim untuk mengerjakannya, baik di bulan Ramadhan maupun hari-hari lainnya.
Niat Sholat Tarawih
Sebelum mengerjakan sholat Tarawih di bulan Ramadhan, hendaknya bagi setiap muslim untuk mengawalinya dengan bacaan niat terlebih dahulu. Mengacu dari buku 'Panduan Terlengkap Ibadah Muslim "Sehari-Hari"' oleh KH Muhammad Habibillah, berikut bacaan niat sholat Tarawih untuk diamalkan setelah sholat Isya:
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ (إِمَامًا مَأْمُوْمًا) لِلَّهِ تَعَالَى.
Ushallii sunnatat taraawiihi rak'ataini (imaaman/makmuuman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat sholat sunnah Tarawih (imaaman/makmuuman) karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Witir
Terkait dengan niat sholat Witir, terdapat perbedaan yang perlu dilafalkan oleh setiap muslim. Perbedaan tersebut merujuk pada jumlah rakaat dan cara pengerjaannya, yaitu sendiri-sendiri atau berjamaah. Dikutip dari buku 'Panduan Shalat Praktis & Lengkap' karya Ust Syaifurrahman El-Fati, berikut bacaan niat sholat Witir untuk sendiri-sendiri atau munfarid:
Niat Sholat Witir 2 Rakaat Munfarid
أَصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكَعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushallii sunatal witri rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah Witir dua rakaat karena Allah Yang Maha Tinggi"
Niat Sholat Witir 1 Rakaat Munfarid
أصَلِّي سُنَةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Ushallii sunatal witri rak'atan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah Witir satu rakaat karena Allah Yang Maha Tinggi."
Sementara itu, bagi kaum muslim yang berniat mengerjakan sholat Witir berjamaah setelah sholat Tarawih, terdapat bacaan niat tersendiri untuk diamalkan. Dirangkum melalui buku 'Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII' oleh Dini Harwanti, berikut bacaan niatnya secara lengkap:
Niat Sholat Witir 2 Rakaat untuk Imam
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushallii sunatal witri rak'atani imamman lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Saya berniat shalat Witir dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta'ala.
Niat Sholat Witir 2 Rakaat untuk Makmum
أَصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَ
Ushallii sunatal witri rak'atani makmuman lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Saya berniat sholat Witir dua rakaat menjadi makmum karena Allah Ta'ala.
Niat Sholat Witir 1 Rakaat untuk Imam
أصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushallii sunatal witri rak'atan imamman lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Saya berniat sholat satu rakaat Witir menjadi imam karena Allah Ta'ala.
Niat Sholat Witir 1 Rakaat untuk Makmum
أُصَلِّي سُنَّةُ الْوِتْرِ رَكْعَةَ مَأْمُوْمًا لِللَّهِ تَعَالَى
Ushallii sunatal witri rak'atan makmuman lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Saya berniat sholat satu rakaat Witir menjadi makmum karena Allah Ta'ala.
Demikian tadi penjelasan mengenai boleh atau tidaknya sholat Tarawih tanpa sholat Witir beserta dengan bacaan niat yang bisa diamalkan. Semoga membantu.
(par/rih)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu