Beraktivitas sebelum Mandi Junub, Bagaimana Hukumnya?

Beraktivitas sebelum Mandi Junub, Bagaimana Hukumnya?

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 26 Okt 2023 17:45 WIB
shower with flowing water and steam, closeup view
Ilustrasi mandi junub (Foto: Getty Images/iStockphoto/nikkytok)
Jakarta -

Salah satu syarat untuk menjalankan ibadah adalah menjaga kesucian dari hadats besar dan hadats kecil. Hadats kecil dapat dihilangkan dengan melakukan wudhu, sedangkan hadats besar dapat dihilangkan dengan mandi junub.

Lalu bagaimana jika seseorang yang sedang berhadats besar melakukan aktivitas lain, seperti memasak atau bekerja, sebelum melakukan mandi junub? Berikut hukumnya menurut Islam.

Mengutip laman Kemenag, Menunda mandi junub dan memprioritaskan aktivitas lain, seperti memasak dan lainnya, adalah diperbolehkan dalam hukum agama. Seseorang yang berada dalam keadaan junub dapat dengan aman melakukan tugas-tugas rumah tangga terlebih dahulu sebelum mandi junub, seperti memasak, menyapu, mencuci, dan sebagainya.

Salah satu dasar kebolehan memasak dan melakukan aktivitas lainnya sebelum mandi junub adalah berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, yang berkisah:

لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا جُنُبٌ، فَأَخَذَ بِيَدِي، فَمَشَيْتُ مَعَهُ حَتَّى قَعَدَ، فَانْسَلَلْتُ، فَأَتَيْتُ الرَّحْلَ، فَاغْتَسَلْتُ ثُمَّ جِئْتُ وَهُوَ قَاعِدٌ، فَقَالَ: أَيْنَ كُنْتَ يَا أَبَا هِرٍّ، فَقُلْتُ لَهُ، فَقَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ يَا أَبَا هِرٍّ إِنَّ المُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ

"Aku pernah bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan junub. Beliau kemudian menggandeng tanganku, dan aku berjalan bersamanya hingga beliau duduk. Kemudian aku pergi sebentar menemui seseorang dan aku mandi, dan kemudian kembali menemui beliau saat beliau masih duduk. Ia lalu berkata: 'Kemana saja kamu wahai Abu Hir?' Aku berkata kepada beliau (bahwa aku tadi junub). Lalu, beliau bersabda, 'Subhanallah, wahai Abu Hir, sesungguhnya seorang mukmin tidak najis.'"

Dalam kitab Fathul Al-Bari, Al-Hafidz Ibnu Hajar menggunakan hadis ini sebagai dasar untuk mengizinkan seseorang menunda mandi junub dan juga melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, pergi ke pasar, dan sebagainya. Beliau menyatakan sebagai berikut:

"Hadis ini menjadi bukti kebolehan menunda mandi junub dari waktu awalnya dan juga mengizinkan seseorang yang dalam keadaan junub untuk melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhannya."

Namun, meskipun memasak sebelum mandi besar diperbolehkan, jika seseorang berencana untuk makan atau minum setelah memasak, maka disarankan untuk melakukan wudhu terlebih dahulu. Para ulama menganggapnya sebagai tindakan yang lebih baik, karena menurut pandangan mereka, makan dan minum dalam keadaan junub tanpa wudhu dianggap sebagai makruh.

Dasar ini ditemukan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sayidah Aisyah, yang menyatakan:

"Ketika Rasulullah SAW dalam keadaan junub dan ingin makan atau tidur, beliau melakukan wudhu sebagaimana yang dilakukan saat akan melaksanakan salat."

Wallahu a'lam.




(hnh/lus)

Hide Ads