Waktu Mandi Rasulullah SAW ketika Keadaan Junub

Waktu Mandi Rasulullah SAW ketika Keadaan Junub

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Minggu, 22 Okt 2023 20:02 WIB
Fresh shower behind wet glass window with water drops splashing. Water running from shower head and faucet in modern bathroom.
Ilustrasi mandi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ben-bryant)
Jakarta -

Rasulullah SAW diketahui melakukan mandi dalam keadaan junub pada waktu-waktu tertentu. Mandi yang dilakukan beliau merupakan bagian dari menjaga kebersihan sesuai dengan perintah Allah SWT.

Perintah untuk menyucikan diri atau mandi banyak dituangkan dalam Al-Qur'an. Salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 222 yang berbunyi,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ٢٢٢

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah suatu kotoran.") Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.

Waktu Mandi Rasulullah SAW saat Junub

Waktu mandi Rasulullah SAW ketika junub biasa dilakukan ketika awal malam atau di akhir malam. Hal ini sesuai dengan hadits shahih riwayat Muslim yang diambil dari Sunan An-Nasai Jilid 1 yang disusun oleh Abu Abdurrahman Ahmad.

ADVERTISEMENT

۲۲۳ - (صَحِيحٌ) أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَرَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ بُرْدٍ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ نُسَيِّ، عَنْ غُضَيْفِ بْن الْحَارِثِ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ في فَسَأَلْتُهَا، قُلْتُ : أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَغْتَسِلُ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ أَوْ مِنْ آخِرِهِ؟ قَالَتْ: كُلَّ ذَلِكَ؛ رُبَّمَا اغْتَسَلَ مِنْ أَوَّلِهِ ، وَرُبَّمَا اغْتَسَلَ مِنْ آخِرِهِ، قُلْتُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي الأمْر سَعَةً [م أَنْظُرُ مَا قَبْلَهُ]

Artinya: (Shahih) Yahya bin Habib bin Arabiy mengabarkan bahwa Hammad dari Burdin dari Ubadah bin Nusaiy dari Ghudaif bin Harits yang berkata, "Saya datang menemui Aisyah RA lalu bertanya kepadanya, 'Apakah Rasulullah mandi pada permulaan malam atau akhir malam?' Aisyah RA menjawab, 'Pada kedua waktu itu. Terkadang beliau mandi di permulaan malam dan terkadang di akhir malam. Saya lalu berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kelonggaran dalam masalah ini.'" (HR Muslim)

Waktu mandi Rasulullah SAW setelah junub atau berhadats besar juga pernah dilakukan ketika fajar tiba.

Malam itu beliau mencampuri salah seorang istrinya sehingga tidur hingga waktu fajar tiba. Setelah itu beliau langsung mandi junub dan melanjutkan puasanya. Hal ini dijelaskan dalam buku Mukhtasar Shahih al-Bukhari karya Imam Zainuddin az-Zubaidi.

٩٤١ - عَنْ عَائِشَةَ وَأَمَّ سَلَمَةَ : أَنَّ رَسُولَ الله ولا كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

Artinya: Dari 'Aisyah dan Ummu Salamah RA: Suatu ketika, Rasulullah SAW bangun di pagi hari dalam ke adaan junub setelah mencampuri istrinya. Sesudah itu, Nabi SAW mandi dan berpuasa. (HR Muslim)

Mandi junub disebut juga dengan mandi besar, mandi janabat, mandi wajib, atau mandi janabah. Pada dasarnya, mandi junub adalah salah satu cara bersuci dengan mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat mengangkat hadas besar.

Seseorang diwajibkan untuk melakukan mandi junub jika ia mengeluarkan mani dengan syahwat, habis melakukan hubungan suami istri, setelah haid, selesai nifas, menjadi mualaf, dan meninggal (dimandikan).

Selain mandi junub, ada mandi sunnah atau mandi yang dianjurkan untuk dikerjakan sebelum melakukan sesuatu. Dinukil dari buku Sehari Semalam Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam oleh Daeng Naja, mandi sunah di antaranya adalah mandi dua hari raya, mandi ihram dan mandi memasuki kota Makkah, mandi bangun dari pingsan, mandi mengulang jima', mandi setelah memandikan jenazah, dan mandi Jumat.

Dikutip dari buku Fiqih Praktis I karya Muhammad Bagir, berkaitan dengan salat Jumat dan hari raya, waktu mandi yang disunnahkan adalah antara waktu fajar sampai waktu salat hari Jumat atau salat hari raya. Adapun waktu yang paling utama untuk mandi adalah sebelum berangkat menuju masjid atau area salat.




(rah/rah)

Hide Ads