Doa Iftitah Muhammadiyah, Dibaca saat Awal Salat

Doa Iftitah Muhammadiyah, Dibaca saat Awal Salat

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Kamis, 13 Jul 2023 11:00 WIB
Ilustrasi salat
Ilustrasi. Ini bacaan iftitah Muhammadiyah. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Fatanfilm)
Jakarta -

Doa iftitah adalah doa pembuka yang dibaca dalam salat. Untuk doa iftitah Muhammadiyah, dapat diambil dari kesepakatan Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Perlu diketahui bahwa hukum membaca doa iftitah ini adalah sunnah. Pendapat mayoritas imam besar Mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Hambali juga mendukung hal ini.

Dalam Kitab Sholat Empat Mazhab karya Syaikh Aburrahman Al-Jaziri, dijelaskan sebagai berikut, "Bagi makmum, tidak disunnahkan untuk membaca doa iftitah setelah imam memulai bacaan dalam setiap rakaat."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari buku Tuntunan Ibadah Sesuai HPT Muhammadiyah & Kesalahan-kesalahan dalam Shalat tulisan Yoandi Putra Harahap, dijelaskan bahwa doa iftitah umumnya dibaca oleh seseorang ketika mereka melakukan salat, setelah melakukan takbiratul ihram pertama.

Terdapat beberapa variasi redaksi doa iftitah Muhammadiyah tersebut. Beberapa di antaranya adalah bacaan yang diawali dengan "Wajjahtu wajhiya..." dan "Allahumma ba'id..."

ADVERTISEMENT

Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, dua lafal doa tersebut memiliki argumentasi atau dalil yang kuat. Berikut ini adalah teks bacaan doa iftitah yang dimaksud secara lengkap.

Doa Iftitah Muhammadiyah dan Artinya

1. Doa Iftitah Muhammadiyah Versi Pertama

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نقِنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالتَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab Latin: "Allahumma baa'id baini wabaina khathoo yaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribi Allahumma nagginii minal khathooyaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi. Allahummaghshil khathaayaaya bil maa'i wats tsalji wal baradi." (HR Bukhari dan Muslim)

Artinya: "Ya Allah, jauhkan aku dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat, putih dari noda, ya Allah, bersihkan dosa-dosaku dengan air, salju, dan hujan es."

2. Doa Iftitah Muhammadiyah Versi Kedua

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ)، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لا إلَهَ لِي إِلا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَكْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنتَ وَاهْدِنِي لأَحْسَنِ الأَخْلاقِ لا يَهْدِى لَأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لا يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالخَيْرُ كُله في يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab Latin: "Wajjahtu wajhiya lilladzi fathoros samaawaati wal ardh, hanifan musliman wama ana minal musyrikiin, inna sholaati wanusukii wamahyaaya wamamaati lillahi robbil 'alamin. Laa syarikalahu wabidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin [wa anaa minal muslimiin]. Allahumma antal malik. Laa ilaaha illa anta. Anta robbii wa ana 'abduka. Zholamtu nafzi wa'taroftu bidzanbi, faghfirlii dzunubii jami'aa. La yaghfirudz dzunuba illaa anta. Wahdini liahsanil akhlaqi, laa yahdi li ahsanihaa illaa anta. Washrif 'annii sayyi'ahaa la yashrifu 'annii sayyi'ahaa illa anta. Labbaika wa sa'daika, wal khoiru kulluhuu fii yadaika. Wasy syarru laisa ilaika anaa bika wa ilaika. Tabaarokta wa ta'aalaita, astaghfiruka wa atuubu ilatik." (HR Muslim)

Artinya: "Aku menghadapkan wajahku kepada Dia Yang menciptakan langit dan bumi, tegak dan Muslim, dan aku bukan dari orang-orang musyrik. Aku mati demi Allah, Tuhan semesta alam, Dia tidak memiliki pasangan, dan dengan itu aku telah diperintahkan, dan Aku yang pertama dari umat Islam (dan aku dari umat Islam), ya Allah, Engkau adalah Raja, aku tidak memiliki Tuhan selain Engkau, Engkau adalah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Ampunilah aku semua dosaku, tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau , dan tuntunlah aku dengan perilaku terbaik, tidak ada yang membimbing mereka kecuali Engkau, dan jauhkan kejahatan dariku. Oh, tidak ada yang bisa menjauhkan kejahatannya dariku kecuali Anda siap melayani Anda dan bahagia, dan semua kebaikan adalah di tangan Anda, dan kejahatan bukan untuk Anda, saya di dalam Anda dan untuk Anda saya bertobat. Saya meminta maaf dan bertobat kepada Anda"

Lebih lanjut, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjelaskan bahwa mereka telah melakukan mudarasah dan ijtihad kolektif dalam memilih kedua alternatif doa iftitah tersebut secara hierarkis. Maksudnya, mereka memberikan tingkatan atau urutan keutamaan untuk kedua alternatif tersebut.

Alternatif pertama yakni, "Allahumma ba'id baini..." dianggap lebih sahih dalam kualitas periwayatannya. Hal ini didasarkan pada hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan lainnya melalui Abu Hurairah. Selain itu, redaksi pertama tersebut dianggap lebih praktis atau ringkas dibandingkan alternatif lainnya.

Sementara itu, doa iftitah yang diawali dengan "Wajjahtu wajhiya..." juga dianggap sebagai alternatif yang valid. Dalil yang digunakan untuk doa ini termasuk hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya. Demikianlah keputusan yang diambil oleh Muhammadiyah dalam musyawarah nasional Tarjih.

Oleh karena itu, kedua alternatif doa iftitah tersebut dianggap sebagai pilihan resmi persyarikatan. Pendapat mengenai doa iftitah tersebut dapat dijadikan pedoman warga Muhammadiyah tanpa menafikan adanya alternatif lain yang juga shahih.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads