- Keistimewaan Bulan Rajab 1. Bulan Penuh Berkah dan Pahala 2. Bulan yang Mulia dalam Islam 3. Terkabulnya Doa di Bulan Rajab 4. Terjadinya Peristiwa Isra Miraj Rasulullah SAW 5. Diampuni Segala Dosa
- Amalan-amalan Sunnah di Bulan Rajab 1. Membaca Doa Ketika Masuk Bulan Rajab 2. Berpuasa di Bulan Rajab 3. Memperbanyak Bacaan Tasbih 4. Doa Pagi dan Sore Hari 5. Memperbanyak Berzikir 6. Memperbanyak Istighfar 7. Memperbanyak Salat Sunnah
Bulan Rajab termasuk salah satu bulan mulia dalam Islam. Pada bulan ini, pahala kebaikan terasa lebih istimewa. Tidak heran jika Rajab punya banyak keutamaan yang sayang untuk dilewatkan.
Dalam kalender Hijriah, Rajab berada di urutan ketujuh, setelah Jumadil Akhir dan sebelum Sya'ban. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan lebih rajin beribadah dan memperbanyak amal saleh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rajab juga menjadi waktu yang pas untuk pelan-pelan meninggalkan kebiasaan kurang baik dan memperbaiki diri. Berikut penjelasan tentang keistimewaan bulan Rajab serta amalan sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan.
Keistimewaan Bulan Rajab
Bulan Rajab memiliki banyak keistimewaan. Berikut beberapa keistimewaan bulan Rajab lengkap dengan dalilnya.
1. Bulan Penuh Berkah dan Pahala
Bulan Rajab dikenal sebagai salah satu bulan istimewa dan penuh berkah. Disebutkan dalam buku Memburu Syurga di Bulan Istimewa karya Miftah Fauzi, salah satu keistimewaan bulan Rajab adalah pahala yang berlipat saat umat Islam memperbanyak ibadah, termasuk puasa sunnah di bulan ini.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan di bulan Rajab. Anjuran ini juga terlihat dalam beberapa riwayat.
Dalam atsar yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dari Mujibah Al-Bahiliyah, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam berpuasa pada sebagian hari di bulan-bulan haram. Dalam hadits tersebut, beliau mengulang anjuran itu sebanyak tiga kali. Selain itu, Ibnu Majah juga meriwayatkan sabda Rasulullah SAW, "Berpuasalah pada bulan-bulan haram."
2. Bulan yang Mulia dalam Islam
Selain penuh pahala, bulan Rajab juga termasuk bulan yang sangat mulia. Mengutip buku sebelumnya, Rasulullah SAW menyambut datangnya bulan ini dengan penuh suka cita dan doa. Beliau berdoa agar Allah SWT memberi keberkahan dan Panjang umur hingga bisa bertemu bulan Ramadan.
Dalam Islam, Rajab termasuk bagian dari Asyhurul Hurum, yaitu empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT. Hal ini disebutkan dalam surah At-Taubah ayat 36,
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."
Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, mengacu pada riwayat Imam Ahmad, empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Bulan-bulan ini disebut bulan haram karena pada waktu tersebut umat Islam dilarang melakukan peperangan. Hal ini juga ditegaskan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya, zaman berotasi sesuai dengan porosnya saat Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam satu tahun ada dua belas bulan. Empat darinya adalah bulan haram (dinamakan sebagai bulan haram karena perang diharamkan di dalamnya). Ketiga bulan itu datang secara berurutan, yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, yang merupakan bulan yang berada di antara Jumadil Akhir dan Syakban." (HR Bukhari dan Muslim)
3. Terkabulnya Doa di Bulan Rajab
Sejumlah ulama menjelaskan bahwa bulan Rajab memiliki keistimewaan yang berbeda dibanding bulan lainnya. Salah satu keutamaannya adalah doa yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan.
Dalam buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa'adah dijelaskan bahwa pada malam pertama bulan Rajab menjadi waktu yang istimewa, karena doa-doa yang dipanjatkan berpeluang besar dikabulkan Allah SWT. Karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Hal ini juga diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dari Abi Umamah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Ada lima malam, doa-doa di situ tidak tertolak: malam pertama di bulan Rajab, malam nisfu Syakban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha." (HR Imam Al-Baihaqi)
Namun, menurut penelusuran detikHikmah, hadits tersebut dinilai lemah.
4. Terjadinya Peristiwa Isra Miraj Rasulullah SAW
Mengutip sumber sebelumnya, peristiwa Isra Miraj merupakan peristiwa besar dan bersejarah yang diyakini terjadi pada 27 Rajab. Pada waktu tersebut, Allah SWT menetapkan kewajiban salat lima waktu bagi umat Islam.
Dalam peristiwa Isra Miraj, Allah SWT memperjalankan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu mengangkat beliau hingga Sidratul Muntaha. Semua itu terjadi dalam waktu yang sangat singkat sebagai bukti kekuasaan Allah SWT. Kisah agung ini juga dijelaskan dalam surah Al-Isra' ayat 1,
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
5. Diampuni Segala Dosa
Salah satu keutamaan bulan Rajab adalah besarnya rahmat Allah SWT dalam mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk lebih sering membaca istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT. Berikut bacaan istighfar yang dapat diamalkan selama bulan Rajab,
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتطَعْتُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allaahumma anta rabbi, laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wawa'dika mastatha'tu, wa a'uudzubika min syarri maa shana'tu wa abu-u laka binikmatika 'alayya wa abuu-u bidzambii faghfirlii fa-innahuu laa yanghfirudz dzunuba illaa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau-lah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu dan aku dalam genggaman Mu. Aku dalam perjanjian-Mu (beriman dan taat) kepada-Mu sekadar kemampuan yang ada padaku. Aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang aku lakukan. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosaku. Karena itu, aku memohon ampunan-Mu, dan sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa seseorang, kecuali Engkau, ya Allah."
Amalan-amalan Sunnah di Bulan Rajab
Selain memiliki banyak keutamaan, bulan Rajab juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan kebaikan. Mengutip buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, ada beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan agar pahala semakin bertambah.
1. Membaca Doa Ketika Masuk Bulan Rajab
Saat memasuki bulan Rajab, umat Islam dianjurkan memperbanyak doa. Amalan ini juga dicontohkan oleh para ulama terdahulu. Dengan berdoa, muslim memohon kebaikan dan keberkahan di bulan Rajab. Berikut doa yang dapat dibaca saat bulan Rajab tiba,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma baariklanaa fii rajab wa sya'baan, wa ballighnaa ramadhaan.
Artinya: "Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikan kami di bulan Ramadan."
2. Berpuasa di Bulan Rajab
Amalan sunnah yang kedua adalah berpuasa. Tidak ada dalil yang melarang puasa di bulan ini. Pada dasarnya, puasa Rajab sama seperti puasa sunnah di bulan lain, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, maupun puasa Daud.
Meski begitu, sebagian ulama menyebut puasa di bulan Rajab memiliki keutamaan tersendiri. Salah satunya, Allah SWT menjanjikan kenikmatan khusus di surga bagi orang yang berpuasa sehari di bulan Rajab. Dalam hadits dikatakan:
"Bahwasanya di surga ada sebuah sungai Rajab, airnya putih melebihi susu, manis melebihi madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab, pasti Allah memberinya minum dari sungai (bengawan) tersebut." (HR Bukhari dan Muslim)
3. Memperbanyak Bacaan Tasbih
Amalan sunnah lainnya pada bulan Rajab adalah memperbanyak bacaan tasbih. Bagi yang belum mampu menjalankan puasa, membaca tasbih sebanyak 100 kali setiap hari dianjurkan agar tetap mendapatkan pahala puasa. Berikut bacaan tasbih yang dapat diamalkan,
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنْبَغِيْ التَّسْبِيْحُ إِلَّا لَهُ، سُبْحَانَ لَا عَزَّ الْكِرَامِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَهُوَ لَهُ أَهْلٌ
Subhaana man laa yanbaghiit tasbiihu illaa lahuu, subhaana laa 'azzal-akraam, subhaana man labisal 'izza wahuwa lahu ahlun.
Artinya: "Maha Suci Dzat yang hanya kepada-Nya tasbih dipanjatkan. Maha Suci Dzat Yang Perkasa lagi Mulia. Maha Suci Dzat yang menyandang keperkasaan, dan hanya Dia-lah yang memang pantas menyandangnya."
4. Doa Pagi dan Sore Hari
Pada bulan Rajab, muslim juga dianjurkan mengamalkan doa pagi dan sore hari. Keterangan mengenai bacaan ini disebutkan dalam kitab Al-Jami' karya Imam Suyuti.
Diriwayatkan dari Ibnu Asakir dari Abi Umamah bahwa Wahab bin Munabbih menuturkan,
"Aku membaca dalam kitab Allah yang diturunkan sebelum al-Qur'an bertuliskan bahwa barang siapa beristighfar di bulan Rajab di pagi dan sore hari dengan mengangkat kedua tangannya seraya berkata, 'Rabbighfirlii warhamnii watub 'alayya' 70 kali, maka kulitnya tidak akan disentuh oleh api neraka."
Adapun bacaan doanya yaitu:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ
Rabbighfirlii warhamnii watub 'alayya.
Artinya: "Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, dan terimalah taubatku."
5. Memperbanyak Berzikir
Di bulan Rajab, umat Islam dianjurkan untuk lebih sering berzikir. Bacaan zikir ini terbagi menjadi tiga waktu, yaitu sepuluh hari pertama (1-10 Rajab), sepuluh hari kedua (11-20 Rajab), dan sepuluh hari terakhir (21-30 Rajab).
6. Memperbanyak Istighfar
Selain zikir, memperbanyak istighfar juga sangat dianjurkan di bulan Rajab. Sejumlah ulama menyebutkan bahwa memohon ampun kepada Allah SWT di bulan ini menjadi amalan sunnah yang penuh kebaikan. Berikut bacaan istighfar yang umum diamalkan,
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ وَأَعُوْذُبِكَ مِن شَرِّمَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allaahumma anta rabbi, laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wawa'dika mastatha'tu, wa a'uudzubika min syarri maa shana'tu wa abu-u laka binikmatika 'alayya wa abuu-u bidzambii faghfirlii fa-innahuu laa yanghfirudz dzunuba illaa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau-lah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu dan aku dalam genggaman- Mu. Aku dalam perjanjian-Mu (beriman dan taat) kepada-Mu sekadar kemampuan yang ada padaku. Aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang aku lakukan. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosaku. Karena itu, aku memohon ampunan-Mu, dan sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa seseorang, kecuali Engkau, ya Allah."
7. Memperbanyak Salat Sunnah
Di bulan Rajab, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak salat sunnah. Anjuran ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa salat sunnah di malam bulan Rajab sesudah salat Maghrib, setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Ikhlash, maka ia dan keluarga serta orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya akan dipelihara dari malapetaka dunia dan siksa akhirat."
Namun, menurut penelusuran detikHikmah, hadits tentang amalan tersebut dinilai maudhu atau palsu.
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
Sosok Pria Muslim Hentikan Penembakan Massal Yahudi di Pantai Bondi
Benarkah Malaikat Tidak Masuk Rumah yang Ada Anjingnya? Ini Penjelasan Ulama
Ditjen PHU Pamit dari Kemenag setelah 75 Tahun Tangani Haji Indonesia