Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan di setiap tanggal 13, 14, dan 15 di bulan Qomariyah (bulan pada kalender Hijriyah). Puasa ini dicontohkan Rasulullah SAW semasa hidup dan dianjurkan dilakukan umat muslim.
Dalam buku Rahasia Puasa Sunah yang ditulis oleh Ahmad Syahirul Alim dijelaskan bahwa Ayyamul Bidh adalah pertengahan bulan di saat lingkaran cahaya bulan terlihat sempurna atau yang disebut dengan bulan purnama. Dengan demikian, puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dikerjakan setiap pertengahan bulan.
Pada bulan Maret 2023 yang bertepatan dengan bulan Syaban 1444 H, puasa Ayyamul Bidh bisa dikerjakan pada tanggal 6-8 Maret 2023.
Anjuran Rasulullah SAW
Imam an-Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 mengungkapkan Rasulullah SAW menganjurkan pada para sahabatnya untuk berpuasa di ketiga hari tersebut.
Bahkan, hukum puasa Ayyamul Bidh adalah sunnah muakkad. Sunnah muakkad yakni sunnah yang selalu dikerjakan Rasulullah dan jarang ditinggalkannya.
Sebagaimana yang terkandung dalam hadits berikut ini:
Dari Ibnu 'Abbas RA, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ
"Rasulullah SAW biasa berpuasa pada Ayyamul Bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar." (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Adapun Rasulullah juga senantiasa mengingatkan para sahabat dan umatnya untuk mengamalkan puasa sunnah apabila memang mampu dan memenuhi syarat. Hal ini tercermin dari hadits berikut.
Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda kepadanya,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Artinya: "Wahai Abu Dzar, jika engkau mau puasa tiga hari dari satu bulan maka berpuasalah pada hari tiga belas, empat belas, dan lima belas." (HR Ahmad dan At Tirmidzi)
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
1. Wasiat dari Rasulullah SAW
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Artinya: "Kekasihku (Rasulullah SAW) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara, aku tidak akan meninggalkannya selama aku hidup; berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dua rakaat dhuha, dan tidak tidur sampai aku sholat witir." (HR Bukhari dari Abu Darda)
2. Pahalanya sama dengan berpuasa setahun
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
"Barangsiapa yang berpuasa setiap bulan sebanyak tiga hari, itulah siyamud dahr (puasa sepanjang tahun)." (HR. Bukhari no. 1979)
Hadits tersebut menjelaskan jika seseorang rutin menjalankan puasa Ayyamul Bidh maka seakan ia telah berpuasa sepanjang tahun. Demikian itu terjadi karena setiap amal kebaikan setara dengan sepuluh kali lipat amalan di sisi Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-An'am ayat 160:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
"Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)."
3. Dijanjikan Surga Ar-Rayyan
Dari Sahl bin Sa'ad, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
"Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang disebut "ar rayyan". Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, "Mana orang yang berpuasa." Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya" (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
Demikian penjelasan dari keutamaan-keutamaan puasa Ayyamul Bidh. Semoga menjadikan kita umat muslim yang istiqomah menjalani puasa Ayyamul Bidh.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana