Salah satu ibadah sunah yang dianjurkan bagi umat Islam setiap bulan adalah puasa Ayyamul Bidh. Pada bulan Syaban 2025, puasa ini jatuh pada tanggal 12, 13, dan 14 Februari. Apa saja niat, tata cara, dan keutamaannya? Berikut penjelasan yang dikutip dari NU Online serta buku "Rahasia Puasa Sunah" karya Ahmad Syahirul Alim.
Pengertian Ayyamul Bidh
Secara etimologis, Ayyamul Bidh berarti "hari-hari cerah," yaitu hari-hari di mana malam sebelumnya bulan bersinar terang. Oleh karena itu, ketika malam-malam tersebut terang, umat Islam dianjurkan untuk mengisi siang harinya dengan ibadah, termasuk berpuasa.
Puasa Ayyamul Bidh merupakan ibadah sunah yang dilakukan pada pertengahan bulan Qamariah, yakni setiap tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender Hijriyah. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Qatadah bin Milhan RA, amalan ini memiliki keutamaan besar dan menjadi salah satu kebiasaan yang dianjurkan dalam Islam.وَعَنْ قَتَادَةَ بْنِ مِلْحَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِصِيَامِ أَيَّامِ الْبِيْضِ ثَلاثَ عَشْرَةَ ،وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ. (رواه أَبُو داود )
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan ra, ia berkata: 'Rasulullah SAW telah memerintahkan kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15'." (HR Abu Dawud). ((An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, h. 81).
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Syaban 2025 bisa dilafalkan sebagai berikut,
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta'âlâ.
Artinya:
"Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang cerah), sunnah karena Allah ta'ala."
Niat disunahkan untuk diucapkan secara lisan. Niat puasa Ayyamul Bidh bisa mulai dilafalkan sejak malam hari.
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh: Pahala Setara Puasa Sepanjang Tahun
Puasa Ayyamul Bidh merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan karena pahalanya setara dengan berpuasa sepanjang tahun. Seseorang yang rutin menjalankan puasa Ayyamul Bidh selama tiga hari setiap bulan akan memperoleh keutamaan besar, sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:
Dari Abu Dzar RA, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَة أَيَّام، فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ، فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي كِتَابهِ الْكَرِيم: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَة فَلهُ عشر أَمْثَالهَا [الأنعام: 160]. اَلْيَوْمُ بِعشْرَةِ أَيَّامٍ (رَوَاهُ ابْن ماجة وَالتِّرْمِذِيّ. وَقَالَ: حسن .وَصَححهُ ابْن حبَان من حَدِيث أبي هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْه)
Artinya: "Siapa saja yang berpuasa tiga hari setiap bulan, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya dalam kitab suci-Nya sebagai pembenaran: 'Siapa saja yang melakukan satu kebaikan, maka baginya pahala 10 kali lipatnya' (QS Al-An'am: 160). Satu hari puasa setara dengan 10 hari." (HR Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Hadits ini menunjukkan bahwa dengan berpuasa tiga hari dalam sebulan, seseorang mendapatkan pahala seperti berpuasa penuh sepanjang tahun. Hal ini karena setiap kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat oleh Allah SWT. Oleh karena itu, menjalankan puasa Ayyamul Bidh menjadi salah satu cara mudah untuk meraih pahala besar dalam Islam.
Anjuran Puasa di Bulan Syaban
Puasa di bulan Sya'ban memiliki dasar kuat dalam hadis-hadis sahih. Salah satu riwayat berasal dari Usamah bin Zaid, yang bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai kebiasaan beliau sering berpuasa di bulan Sya'ban. Rasulullah SAW menjelaskan:
"Bulan Sya'ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia, terletak di antara Rajab dan Ramadan. Pada bulan ini, berbagai amalan diangkat kepada Allah, Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku senang berpuasa ketika amalanku sedang dinaikkan." (HR. An-Nasa'i, dinilai hasan oleh Al-Albani).
Selain itu, dalam riwayat Aisyah RA disebutkan:
"Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa penuh dalam satu bulan kecuali di bulan Ramadan. Namun, aku juga tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa dibandingkan saat bulan Sya'ban." (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 782).
Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Sya'ban adalah ibadah sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan bukan merupakan amalan yang diada-adakan (bid'ah).
Bolehkah Puasa Ayyamul Bidh Dilakukan Hanya 1 atau 2 Hari?
Para ulama berpendapat bahwa puasa Ayyamul Bidh boleh dilakukan hanya 1 atau 2 hari jika terdapat kendala atau kesulitan untuk menyempurnakannya selama 3 hari penuh. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam laman NU Online, bahwa Islam memberikan kemudahan dalam menjalankan ibadah sunah, terutama bagi mereka yang memiliki uzur tertentu.
Ustaz Dzulqarnain Sunusi dalam ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube Dzulqarnain MS juga menyatakan bahwa menjalankan puasa Ayyamul Bidh selama dua hari tetap diperbolehkan. Selain itu, jika seseorang tidak dapat menyelesaikan puasa ini selama tiga hari karena adanya uzur, maka tidak ada kewajiban untuk menggantinya (qadha) setelahnya, karena waktu pelaksanaannya telah berlalu.
Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh
1. Niat
Niat puasa Ayyamul Bidh dianjurkan untuk diucapkan secara lisan. Niat ini dapat dibaca pada malam hari sebelum berpuasa atau saat sahur.
2. Makan Sahur
Disunnahkan untuk makan sahur sebelum memulai puasa. Waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang subuh, sebelum waktu imsak tiba.
3. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Selama berpuasa, wajib menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa hingga matahari terbenam.
4. Menjaga Akhlak dan Perilaku
Selain menahan lapar dan haus, puasa juga mengajarkan untuk menjaga diri dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa, seperti berkata kasar, bergunjing, atau melakukan perbuatan dosa lainnya.
5. Menyegerakan Berbuka
Disunnahkan untuk segera berbuka puasa ketika waktu magrib tiba. Berbuka tepat waktu termasuk salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam.
(nkm/nkm)