Islam memandang kebenaran adalah apa saja yang datang dari Tuhan (alhaqqu mirrabbik) dan dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 144-147. Dalam konteks perbuatan atau tindakan, kebenaran dalam Islam mencakup beberapa corak dan ragam yang berbeda. Dilansir dalam buku Interkoneksi Islam dan Kesejahteraan Sosial oleh Arif Maftuhin, dkk disebutkan kebenaran meliputi berkata, benar dalam niat dan berkehendak, benar dalam bera'azzam, benar dalam melakukan 'azzam dan benar dalam perbuatan.
Kebenaran juga bisa didasarkan dari sifat jujur. Dalam buku Jujur Kunci Hidup Makmur oleh Izzal Afifir Rahman, sifat jujur merupakan sifat yang wajib dimiliki oleh seorang muslim.
Allah berfirman tentang kejujuran dalam Al-Quran pada surah Al Maidah ayat 199 yang berbunyi:
قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّٰتٌ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Allah berfirman, "ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar."" (QS. Al-Maidah: 199)
Dalam Islam, sifat jujur terdiri dari berbagai jenis. Melansir pada buku Proyek Kehidupan oleh Aziz Amnan yang mengutip pernyataan pada Drs. Yunahar Ilyas, M.Ag. yang menjelaskan terkait jenis-jenis jujur tersebut, yakni:
1. Benar dalam Perkataan (Shidqul Hadis)
Perkataan yang benar diistilahkan oleh Rasulullah SAW dengan perkataan yang baik.
2. Benar dalam Pergaulan (Shidqul Mu'amalah)
Benar dalam pergaulan yaitu sesama manusia perlu berakhlak baik dan tidak menipu maupun berkhianat.
3. Benar dalam Keinginan (Shidqul Azam)
Benar dalam keinginan merupakan upaya mencegah dalam bertindak. Sehingga dalam melakukan sebuah tindakan, seorang muslim perlu memikirkan hal tersebut matang-matang.
4. Benar dalam Janji (Shidqul Wa'ad)
Shidqul Wa'ad merupakan sifat jujur yang menerapkan penepatan janji.
5. Benar dalam Kenyataan (Shidqul Haal)
Benar dalam kenyataan adalah memperlihatkan apa adanya dan mengatakan sesuatu sesuai kenyataan yang ada.
Hikmah dalam Bersikap Jujur
Melansir pada buku Jujur Kunci Hidup oleh Izzal Afifir Rahman, jujur memiliki manfaat seperti menyelamatkan manusia ke sisi yang positif. Sebagaimana dalam firman Allah pada Surah Maryam ayat 41 yaitu,
وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِبْرَٰهِيمَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا
Artinya: "Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab (Al-Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi." (QS. Maryam: 41)
Selain itu, Allah SWT akan membalas dengan surga kepada orang-orang yang melakukan kebenaran. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 24 yang berbunyi:
لِّيَجْزِىَ ٱللَّهُ ٱلصَّٰدِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ ٱلْمُنَٰفِقِينَ إِن شَآءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya: "Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab ayat 24)
Sifat jujur dan berkata benar bukan secara khusus hanya dimiliki oleh para rasul maupun nabi, melainkan para muslim perlu menanamkan dan membiasakan sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari yang berkaca dan mencontoh kisah teladan kejujuran dari para nabi dan rasul. Maka dari itu, marilah kita biasakan hidup dengan kejujuran.
Baca juga: Qulil Haqqa Walau Kana Murran, Apa Artinya? |
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim