Apa Itu Asperger dan Apa Bedanya dengan Autisme? Ini Penjelasannya

Apa Itu Asperger dan Apa Bedanya dengan Autisme? Ini Penjelasannya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Sabtu, 26 Apr 2025 13:16 WIB
Kaka Belajar Masak: Orangtua Asal Indonesia dengan Anak Autisme Jalani Lockdown di Melbourne
Ilustrasi asperger. (Foto: ABC Australia)
Solo -

Asperger dan autisme adalah dua istilah yang kadang kala membingungkan. Bahkan sampai sekarang masih banyak orang yang salah mengartikan keduanya. Sebenarnya apa itu asperger? Apa bedanya dengan autisme?

Disadur dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, asperger diartikan sebagai penderita autisme dengan spektrum lebih luas atau gejalanya lebih ringan. Sementara itu, menurut keterangan dari Health Direct, asperger adalah disabilitas tumbuh kembang yang memengaruhi cara seseorang berperilaku, melihat, dan memahami dunia.

Dari definisi KBBI di atas, asperger tampaknya sama saja dengan autisme. Memangnya, apa yang berbeda? Guna menjawab pertanyaan tersebut, detikers perlu membaca pembahasan lengkap yang telah detikJateng siapkan di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Asperger dengan Autisme

Menurut penjelasan dari laman Medical News Today, dalam sejarah asperger's syndrome dan autisme memang didiagnosa sebagai kondisi yang berbeda. Namun sejak 2013, keduanya digabungkan dalam payung besar ASD (Autism Spectrum Disorder).

Peleburan asperger ke dalam spektrum luas autisme terjadi ketika The American Psychiatric Association merilis panduan bagi para praktisi terkait diagnosa kondisi kesehatan mental. Nah, dalam panduan terbaru, yakni versi ke 5 DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), asperger sudah dimasukkan ke dalam diagnosa ASD.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, para praktisi dan ahli kesehatan mental tidak lagi menggunakan diagnosa asperger terhadap pasien. Alih-alih, mereka akan melakukan diagnosa ASD yang sudah mencakup Asperger's Syndrome (AS) di dalamnya.

Contoh mudahnya, praktisi akan menulis 'Pasien A didiagnosis ASD level 1...' alih-alih menuliskan 'Pasien A didiagnosis asperger' sebagaimana dilakukan sebelum terbitnya DSM 5.

Agar tidak membingungkan, di bawah ini beberapa macam atau tipe disorder yang dahulu digunakan sebelum adanya DSM-5, dilansir WebMD:

  1. Asperger's Syndrome: Merupakan salah satu spektrum autisme yang ringan.
  2. Pervasive Developmental Disorder, Not Otherwise Specified (PDD-NOS): Lebih parah dibanding asperger, tetapi tidak separah gangguan autistik.
  3. Autistic Disorder: Merupakan tingkatan gangguan yang lebih parah dibanding asperger dan PDD-NOS.
  4. Childhood Disintegrative Disorder: Merupakan gangguan yang paling parah dan langka dalam spektrum ASD.

Lalu, setelah DSM-5 muncul, jenis-jenis disorder di atas tergabung dalam lingkup ASD. Sekarang, perbedaannya hanya didasarkan tingkat keparahan, seperti ASD level 1, 2, dan seterusnya. Meski begitu, pemakaian istilah asperger masih kerap dipergunakan.

Jadi, asperger dan autisme tidak punya perbedaan sama sekali? Dirujuk dari laman resmi Drake Institute of Neurophysical Medicine, pasien asperger secara umum punya gejala yang kurang parah dan fungsi lebih tinggi dibanding autisme secara keseluruhan. Sehingga definisi dari KBBI di atas mendapatkan argumen penguat.

Perbedaan paling umum dari asperger dan autisme adalah pasien kondisi pertama tidak mengalami keterlambatan pemahaman bahasa. Bahkan, pasien asperger mungkin punya kemampuan berbahasa dan berbicara yang mumpuni. Hanya saja, penguasaan bahasa pragmatis mereka kurang baik alias susah memahami konteks sosial.

Tidak hanya segi bahasa, seseorang dengan AS sering kali punya IQ normal sampai tinggi. Sementara itu, penderita spektrum autisme yang begitu luas bisa jadi sangat bervariasi mulai dari rendah, sedang, sampai tinggi.

Gejala Asperger

Dirujuk dari NationWide Children's Hospital, beberapa gejala umum asperger adalah:

  1. Sulit berinteraksi sosial.
  2. Tidak memahami emosi dengan baik. Bisa juga dengan memiliki ekspresi wajah yang lebih sedikit dibanding orang lain.
  3. Percakapan hanya berkisar pada diri sendiri atau topik tertentu.
  4. Tidak memakai atau memahami komunikasi nonverbal, seperti gerak tubuh.
  5. Ucapan tidak terdengar normal, seperti datar, bernada tinggi, atau justru terputus-putus.
  6. Tingkah laku unik atau perilaku berulang.
  7. Menghafal informasi dan fakta yang disukai dengan mudah.
  8. Punya obsesi terhadap satu atau dua subjek spesifik.
  9. Menjadi kesal karena perubahan kecil dalam rutinitas.
  10. Tidak memahami perasaan atau sudut pandang orang lain.
  11. Hipersensitivitas terhadap cahaya, suara, dan tekstur.
  12. Sulit mengelola emosi sehingga terkadang menyebabkan 'ledakan' verbal atau perilaku.
  13. Gerakan canggung dan tidak terkoordinasi.

Penanganan Asperger

Sampai sekarang belum ada 'obat' untuk mengatasi asperger. Perawatan sindrom satu ini biasanya meliputi:

  1. Dukungan keterampilan adaptif.
  2. Terapi bicara bahasa.
  3. Terapi okupasi.
  4. Terapi perilaku kognitif.
  5. Pelatihan keterampilan sosial.
  6. Pengaturan emosi/dukungan perilaku.
  7. Pendidikan dan pelatihan pengasuh.
  8. Dukungan pendidikan khusus.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai asperger, sebuah sindrom yang kini dimasukkan di bawah naungan Autism Spectrum Disorder. Semoga bisa membuat detikers lebih paham, ya!




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads