Wa Adzin Finnasi bil Hajji, Seruan Haji dalam Surah Al Hajj: 27

Wa Adzin Finnasi bil Hajji, Seruan Haji dalam Surah Al Hajj: 27

Kristina - detikHikmah
Minggu, 25 Jun 2023 08:02 WIB
Photo of open Holy Book Koran on table by hourglass.  No people are seen in frame. Shot indoor with a full frame mirrorless camera.
Ilustrasi seruan haji dalam surah Al Hajj ayat 27. Foto: Getty Images/iStockphoto/selimaksan
Jakarta -

Haji adalah rukun Islam kelima. Dalam salah satu firman-Nya, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS agar menyeru manusia untuk mengerjakan haji dengan lafaz wa adzin finnaasi bil hajji.

Seruan ini termaktub dalam surah Al Hajj ayat 27. Allah SWT berfirman,

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ ٢٧

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wa adzin finnaasi bil hajji yaatuuka rijaalanw wa 'alaa kulli daamiriny yaatiina min kulli fajjin 'amiiq

Artinya: "(Wahai Ibrahim), serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh."

ADVERTISEMENT

Tafsir Surah Al Hajj Ayat 27

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, ayat tersebut (bersama dengan surah Al Hajj ayat 26) mengandung makna yang mengecam dan mencela orang-orang yang menyembah selain Allah SWT dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain dari kalangan Quraisy. Terlebih hal tersebut justru dilakukan di negeri yang mulanya dibangun dengan tujuan mengesakan Allah SWT dan menyembah-Nya, serta tiada sekutu bagi-Nya.

Pada lafaz 'wa adzin finnaasi bil hajji' (dan serulah manusia untuk mengerjakan haji) maksudnya Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim AS agar menyeru kepada manusia untuk mengerjakan haji ke Baitullah, tempat yang dibangun Nabi Ibrahim AS atas perintah Allah SWT.

Ibnu Katsir melanjutkan, menurut suatu pendapat, Nabi Ibrahim AS berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimanakah saya menyampaikan seruan itu kepada manusia, sedangkan suara saya tidak dapat mencapai mereka?" Allah SWT berfirman, "Berserulah kamu, dan Akulah yang menyampaikannya." Maka Ibrahim AS berdiri di maqamnya.

Menurut pendapat lain, Nabi Ibrahim AS berdiri di atas sebuah batu. Ada pula yang berpendapat, di atas Bukit Safa dan menurut pendapat yang lainnya lagi, bahwa Ibrahim menaiki bukit Abu Qubais, lalu berseru, "Hai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian telah membuat sebuah rumah (Baitullah), maka berhajilah (berziarahlah) kalian kepadanya."

Setelah Nabi Ibrahim AS mengumandangkan seruan itu, semua bukit dan gunung merendahkan dirinya, sehingga suaranya mencapai seluruh permukaan bumi. Bayi-bayi yang masih berada di dalam rahim dan tulang sulbi dapat mendengar seruan itu dan segala sesuatu yang mendengar suaranya ikut menjawabnya. Demikian penjelasan Ibnu Katsir yang bersandar pada riwayat Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, dan Sa'id ibnu Jubair serta lainnya.

Lalu, firman Allah SWT,

يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

Artinya: "Niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." (bagian akhir dari surah Al Hajj: 27)

Menurut Ibnu Katsir, sebagian ulama menjadikan ayat tersebut sebagai dalil untuk mengatakan bahwa ibadah haji dengan berjalan kaki bagi orang yang mampu melakukannya adalah lebih utama daripada berkendaraan. Sebab, sebutan jalan kaki menempati posisi pertama (disebutkan lebih dulu) dalam ayat ini.

"Hal ini menunjukkan perhatian Allah yang sangat besar kepada mereka, juga menunjukkan kekuatan tekad serta kerasnya kemauan mereka," jelas Ibnu Katsir.

Namun demikian, para ulama berpendapat bahwa melakukan ibadah haji dengan berkendara adalah lebih utama karena mengikuti perbuatan Rasulullah SAW. Dikatakan, beliau melakukan ibadah hajinya dengan kendaraan padahal kondisi fisik beliau sangat prima.




(kri/nwk)

Hide Ads