Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam sejatinya juga difungsikan sebagai pusat kegiatan masyarakat. Tempat untuk belajar ilmu agama dan bermusyawarah untuk kemaslahatan lingkungan.
Oleh sebab itu, setiap muslim diharapkan untuk senantiasa memakmurkan masjid setiap saat.
Berikut ini contoh teks khutbah Jumat dengan tema memakmurkan masjid, yang dikutip dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Jum'at Aktual yang diterbitkan oleh Direktorat Penerangan Agama Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khutbah Jumat Tema: Memakmurkan Masjid
KHUTBAH PERTAMA
إِ ﱠن اﻟْﺣَﻣْدَ ِ ﱠِ ﻧَﺣْﻣَدُهُ وَﻧَﺳْﺗَﻌِﯾْﻧُﮫُ وَﻧَﺳْﺗَﻐْﻔِرُهُ، وَﻧَﻌُوذُ ﺑِﺎِ ﻣِنْ ﺷُرُوْرِ أَﻧْﻔُﺳِﻧَﺎ وَﻣِنْ ﺳَ ﱢﯾﺋَﺎتِ أَﻋْﻣَﺎﻟِﻧَﺎ، ﻣَنْ ﯾَﮭْدِ ُﷲ ﻓَﻼَ ﻣُﺿِ ﱠل ﻟَﮫُ وَﻣَنْ ﯾُﺿْﻠِلْ ﻓَﻼَ ھَﺎدِيَ ﻟَﮫُ. أَﺷْﮭَدُ أَ ﱠن ﻻَ إِﻟَﮫَ إِﻻﱠ ُﷲ وَﺣْدَهُ ﻻَ ﺷَرِﯾْكَ ﻟَﮫُ وَأَﺷْﮭَدُ أَ ﱠن ﻣُﺣَ ﱠﻣدًا ﻋَﺑْدُهُ وَرَﺳُوْﻟُﮫُ
اَﻟﻠﱠﮭُ ﱠم ﺻَ ﱢل وَﺳَﻠﱢمْ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺑِ ﱢﯾﻧَﺎ وَرَﺳُوْﻟِﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدٍ ﺻَﻠﱠﻰ ا ُ ﻋَﻠَﯾْﮫِ وَﺳَﻠﱠمَ وَﻋَﻠَﻰ آﻟِﮫِ وَأَﺻْﺣَﺎﺑِﮫِ وَﻣَنْ ﺗَﺑِﻌَﮭُمْ ﺑِﺈِﺣْﺳَﺎنٍ إِﻟَﻰ ﯾَوْمِ اﻟ ﱢدﯾْنِ
ﯾَﺎ أَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟ ﱠﻧﺎسُ ا ﱠﺗﻘُوا رَ ﱠﺑﻛُمْ اﻟﱠذِي ﺧَﻠَﻘَﻛُمْ ﻣِنْ ﻧَﻔْسٍ وَاﺣِدَةٍ وَﺧَﻠَقَ ﻣِﻧْﮭَﺎ زَوْﺟَﮭَﺎ وَﺑَ ﱠث ﻣِﻧْﮭُﻣَﺎ رِﺟَﺎﻻً ﻛَﺛِﯾراً وَﻧِﺳَﺎءً وَاﺗ ﱠﺗﻘُوا ﱠَﷲ اﻟﱠذِي ﺗَﺗَﺳَﺎءَﻟُونَ ﺑِﮫِ وَاﻷَرْﺣَﺎمَ إِ ﱠن ﱠَﷲ ﻛَﺎنَ ﻋَﻠَﯾْﻛُمْ رَﻗِﯾﺑﺎً
ﯾَﺎ أَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟﱠذِﯾنَ آَﻣَﻧُوا ا ﱠﺗﻘُوا ﱠَﷲ ﺣَ ﱠق ﺗُﻘَﺎﺗِﮫِ وَﻻَ ﺗَﻣُوﺗُ ﱠن إِ ﱠﻻ وَأَﻧْﺗُمْ ﻣُﺳْﻠِﻣُونَ
ﯾَﺎ أَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟﱠذِﯾنَ آَﻣَﻧُوا ا ﱠﺗﻘُوا ﱠَﷲ وَﻗُوﻟُوا ﻗَوْﻻً ﺳَدِﯾدًا ، ﯾُﺻْﻠِﺢْ ﻟَﻛُمْ أَﻋْﻣَﺎﻟَﻛُمْ وَﯾَﻐْﻔِرْ ﻟَﻛُمْ ذُﻧُوﺑَﻛُمْ وَﻣَنْ ﯾُطِﻊِ ﱠَﷲ وَرَﺳُوﻟَﮫُ ﻓَﻘَدْ ﻓَﺎزَ ﻓَوْزًا ﻋَظِﯾﻣًﺎ
أَ ﱠﻣﺎ ﺑَﻌْدُ
Innal-ḥamda lillāhi, naḥmaduhu wa nastaʿīnuḥu wa nastaghfiruhu,
wa naʿūdhu billāhi min shurūri anfusinā, wa min sayyi'āti aʿmālinā.
Man yahdillāhu fa-lā muḍilla lah, wa man yuḍlil fa-lā hādiya lah.
Ashhadu allā ilāha illallāh waḥdahū lā sharīka lah,
wa ashhadu anna Muḥammadan ʿabduhū wa rasūluh.
Allāhumma ṣalli wa sallim ʿalā nabiyyinā wa rasūlinā Muḥammad,
ṣallallāhu ʿalayhi wa sallam, wa ʿalā ālihi wa aṣḥābih,
wa man tabiʿahum bi-iḥsānin ilā yawmi ad-dīn.
Yā ayyuhan-nāsu ittaqū rabbakumu alladhī khalaqakum min nafsin wāḥidah,
wa khalaqa minhā zawjahā, wa baththa minhumā rijālan kathsīran wa nisāʾā.
Wattaqūllāha alladhī tasāʾalūna bihi wa al-arḥām.
Inna Allāha kāna ʿalaykum raqībā.
Yā ayyuhalladhīna āmanū ittaqūllāha ḥaqqa tuqātih,
wa lā tamūtunna illā wa antum muslimūn.
Yā ayyuhalladhīna āmanū ittaqūllāha wa qūlū qawlan sadīdā,
yuṣliḥ lakum aʿmālakum wa yaghfir lakum dhunūbakum,
wa man yuṭiʿillāha wa rasūlahū faqad fāza fawzan ʿaẓīmā.
Amma baʿd.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
Melalui momentum sholat Jumat ini, marilah kita jadikan kesempatan untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subḥānahu wa Taʿālā. Yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ketakwaan adalah sebaik-baik bekal untuk kehidupan dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah Taʿālā dalam Al-Qur'an surah Al-Aḥzāb ayat 70-71:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (٧٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki amal-amal kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah memperoleh kemenangan yang agung."
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah dalam perjalanan hijrah dari Makkah, program pertama yang dilakukan adalah mendirikan Masjid. Hal itu menggambarkan bahwa masjid adalah lembaga risalah yang memiliki fungsi utama dalam membangun umat.
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam yang pertama dibangun oleh Rasulullah SAW pada saat hijrah ke Madinah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surah At-Taubah ayat 18:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Arab-Latin: Innamā ya'muru masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāh(a), fa 'asā ulā'ika ay yakūnū minal-muhtadīn(a).
Artinya: Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah.
Kehidupan Islam berpangkal di Masjid dan berujung di masjid. Dikatakan demikian, karena penghulu menikahkan seorang muslim dalam masjid, dan jenazah muslim pada umumnya juga bertolak dari Masjid ke pemakaman.
Masjid secara etimologis berarti "tempat sujud", sedangkan dari segi istilah masjid mengandung arti dan fungsi sebagai tempat umat Islam melaksanakan shalat berjama'ah, mengikuti khutbah jum'at, serta Masjid juga sebagai tempat umat islam melaksanakan ibadah sunnah i'tikaf di bulan Ramadhan.
Dari arti dan fungsi yang dikemukakan di atas tergambar bahwa masjid dalam islam bukan hanya sekedar tempat untuk sujud kepada Allah SWT. Masjid mempunyai fungsi yang lebih luas dari itu. Sebagaimana kita ketahui pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya, masjid merupakan satu-satunya pusat aktifitas umat islam ketika itu.
Rasulullah SAW memulai membina para sahabat yang menjadi kader terbaik
umat Islam generasi awal untuk memimpin, memelihara dan mewariskan ajaran-ajaran agama dan peradaban islam bermulai dari masjid.
Keberadaan masjid yang disebut sebagai "Rumah Allah", selain melambangkan eksistensi umat islam, juga melambangkan kesatuan pengabdian dan ketaatan manusia kepada Allah SWT. Kesatuan dalam akidah maupun kesatuan dalam menjalankan prinsip-prinsip muamalat.
Sepanjang sejarah Islam sejak masa Rasulullah SAW dan para sahabat, masjid berfungsi antara lain sebagai berikut:
- Tempat kaum muslimin melaksanakan ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Tempat beri'tikaf dan membina kesadaran ruhaniah sehingga selalu dapat menjaga keseimbangan jiwa, keluhuran akhlak dan keutuhan pribadi.
- Tempat menggali ilmu pengetahuan (baik ilmu agama maupun ilmu umum).
- Tempat umat Islam memperoleh pencerahan dan pemecahan dari berbagai masalah keumatan.
- Tempat membina kader dan pimpinan umat.
- Tempat mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, infaq, sedekah dan lain-lain.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
Dalam perjalanan sejarah dunia Islam, masjid yang berdiri di tengah-tengah umat pada kurun waktu berabad-abad yang silam umat Islam di Timur tengah, Asia tengah, AsiaSelatan sampai Asia Tenggara telah memanfaatkan masjid sebagai tempat pendidikan.
Pada masa itu banyak mukminin yang menuntut ilmu di masjid-masjid terpenting di Saudi Arabia (Mekah dan Madinah), Cairo, Baghdad (Irak),
Cordova(Spanyol), dan lain-lain, dan setelah itu mereka kembali ke tanah air masing-masing sebagai agen perubahan, reformasi Islam dan pejuang kemerdekaan bagi bangsanya.
Di Indonesia sebagai negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia, sejak berdirinya pesantren sebagai akar pendidikan Islam yang dibina oleh para ulama adalah bermula dari masjid.
Dalam perjalanan waktu selanjutnya, maka kemajuan dan kesejahteraan Umat Islam seharusnya tetap berbasis di masjid. Jama'ah masjid adalah sumber daya umat yang secara terus menerus harus ditingkatkan kualitasnya, baik kualitas keilmuan, akhlak moral, kecerdasan maupun tingkat kesejahteraan sebagai Khairu ummat (umat terbaik) yang semestinya menjadi contoh ideal di tengah masyarakat.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
Dalam era informasi dan komunikasi dewasa ini, masjid sebagai pusat jama'ah dan aktivitas umat Islam tetap dibutuhkan dan perannya tidak dapat tergantikan sampai kapan pun. Sejauh ini pemanfaatan fasilitas bangunan di lingkungan masjid di luar fungsi utamanya sebagai tempat peribadatan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat.
Pada prinsipnya umat Islam memerlukan masjid yang fungsional ditengah masyarakat, dan semua problem umat bisa diupayakan solusinya melalui masjid sebagai sarananya. Untuk itulah, peran dan fungsi masjid yang multi-dimensional perlu ditumbuhkembangkan oleh umat Islam.
Pengembangan peran masjid sebagai sarana informasi berkaitan dengan kegiatan dakwah yang berlangsung di masjid, seperti Khutbah Jum'at, taklim/ceramah agama dan lain-lain.
Dari mimbar masjid, para ulama dan mubaligh secara terus menerus selalu menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan kemasyarakatan yang relevan dan aktual kepada jamaah masjid.
Pengalaman selama ini membuktikan bahwa mimbar masjid merupakan media yang efektif untuk menyampaikan informasi dan penerangan menyangkut berbagai hal yang terkait dengan kemaslahatan umat dalam arti luas.
Selanjutnya, pengembangan selama ini membuktikan bahwa mimbar masjid merupakan media yang efektif untuk menyampaikan informasi dan penerangan menyangkut berbagai hal yang terkait dengan kemaslahatan umat dalam arti luas.
Selanjutnya, pengembangan peran masjid dalam kaitannya dengan pendidikan formal, telah dicontohkan oleh sejumlah masjid di tanah air kita terutama di perkotaan. Masjid-masjid tersebut dibangun diatas tanah wakaf telah dikembangkan pemanfaatannya dengan membangun Lembaga pendidikan formal berciri khas Islam mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Dari sekilas gambaran di atas, jelas bahwa masjid memiliki peran yang tidak dapat diabaikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sarana pendidikan formal yang dibangun secara swadaya oleh umat Islam di lingkungan masjid memberikan kontribusi yang nyata untuk pembangunan bangsa. Sedangkan peranan masjid dalam pembangunan ekonomi sosial masyarakat erat kaitannya dengan pemberdayaan zakat, infaq, sedekah dan wakaf.
Masjid memiliki peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi tidak begitu sulit penggambarannya, karena jama'ah masjid mencerminkan keragaman kondisi ekonomi sosial masyarakat di lingkungan mana masjid itu berada. Untuk itulah sosialisasi konsep masjid sebagai pusat pembangunan umat perlu ditingkatkan. Umat Islam memang secara terus menerus harus memberikan perhatian pada perwujudan peran dan fungsi masjid sebagaimana mestinya.
Umat Islam perlu memandang masjid sebagai lembaga keagamaan yang menyimpan potensi besar bukan hanya di masa lalu, tapi juga di masa kini dan masa depan.
KHUTBAH KEDUA
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
Demikianlah khutbah Jum' at yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم
بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم
تلاوته إنه هو السميع العليم. أقول قولي هذا
وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين
والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه
هو الغفور الرحيم.
Bārakallāhu lī wa lakum fī al-Qur'āni al-'aẓīm, wa nafaʿanī wa iyyākum bimā fīhi mina al-āyāti wa adh-dhikri al-ḥakīm, wa taqabbala minnī wa minkum tilāwatah, innahu huwa as-samīʿu al-ʿalīm.
Aqūlu qawlī hādhā wa astaghfirullāha al-ʿaẓīma lī wa lakum wa lisā'iri al-muslimīn wa al-muslimāt wa al-mu'minīn wa al-mu'mināt, fastaghfirūh, innahu huwa al-ghafūru ar-raḥīm.
Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dalam Al-Qur'an yang agung, dan memberi manfaat kepadaku dan kalian dari ayat-ayat dan dzikir yang penuh hikmah, serta menerima tilawahku dan kalian. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Aku menyampaikan perkataanku ini dan memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung untukku dan untuk kalian, serta untuk seluruh kaum Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat. Maka mohonlah ampun kepada-Nya. Sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(inf/erd)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi