Polisi Sebar Foto Telanjang Tahanan, Siswa Merokok Pukul Guru

Terpopuler Sepekan

Polisi Sebar Foto Telanjang Tahanan, Siswa Merokok Pukul Guru

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 12 Nov 2023 16:02 WIB
Mediang Manya Ello saat masih dirawat akibat rabies di Puskesmas Niki-Niki, TTS, NTT. (Dok Puskesmas Niki-Niki).
Foto: Mediang Manya Ello saat masih dirawat akibat rabies di Puskesmas Niki-Niki, TTS, NTT. (Dok Puskesmas Niki-Niki
Mataram -

Sederet peristiwa yang terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menarik perhatian pembaca detikBali selama sepekan terakhir.

Salah satu peristiwa yang menjadi sorotan masyarakat luas adalah kasus tersebarnya foto telanjang tahanan di Manggarai Barat. Penyebarnya ternyata salah seorang anggota polisi.

Berikutnya, ada kasus rabies yang kembali memakan korban jiwa di Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS). Terakhir, seorang pemuda meninggal di rumahnya setelah keluarga meminta pulang paksa dari Puskesmas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus siswa memukul gurunya di Bima, NTB, juga cukup populer. Siswa SMK itu tega memukul gurunya lantaran tidak terima ditegur merokok.

Kemudian, ada soal Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram yang dituding tidak menghargai pahlawan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) gegara tak memajang foto. Berikut rangkumannya.

ADVERTISEMENT

1. Penyebar Foto Telanjang Tahanan Ternyata Polisi

Kasus foto telanjang tahanan Polres Mangarai Barat, RDL, yang tersebar mulai menemui titik terang. Foto tahanan telanjang itu ternyata dikirim oleh seorang polisi kepada pemilik Hotel Loccal Collection Labuan Bajo, Ngadiman.

Adapun polisi yang mengirim foto ke Ngadiman itu adalah personel Polres Manggarai Barat berinisial ISN. Pada perjalanannya, Ngadiman kemudian menyebarkan foto itu di grup WhatsApp internal hotel.

RDL adalah mantan karyawan Hotel Loccal Collection yang sebelumnya dilaporkan ke Polres Manggarai Barat oleh Ngadiman atas dugaan penggelapan uang perusahaan hingga ditetapkan menjadi tersangka pada 16 September 2023.

ISN mengeklaim mengirim foto-foto telanjang RDL yang hanya menyisakan celana dalam di tubuhnya bukan atas permintaan Ngadiman, tetapi inisiatifnya sendiri untuk meyakinkan Ngadiman bahwa RDL sudah masuk sel tahanan Mapolres Manggarai Barat.

ISN, yang pada hari mengirim foto-foto telanjang itu ke Ngadiman, bertugas piket tahanan Polres Manggarai Barat. Ia menjelaskan pada hari RDL ditetapkan tersangka dan ditahan pada 16 September 2023, Ngadiman menelpon ISN, menanyakan apakah RDL sudah masuk sel.

Dua kali Ngadiman menelepon ISN pada hari itu, yakni sekitar pukul 14.00 Wita dan 15.00 Wita. Tujuan teleponnya sama, menanyakan RDL apakah sudah masuk sel tahanan Polres Manggarai Barat.

Menjawab panggilan telepon kedua, ISN menyampaikan bahwa RDL sudah masuk sel tahanan. Untuk meyakinkan Ngadiman, ia mengirimkan foto RDL.

"Saya kirim sudah foto itu. Tapi saya salah kirim dengan foto laporan saya (foto-foto telanjang RDL)," ungkap ISN, Rabu (8/11/2023).

Dia menegaskan foto telanjang itu seharusnya untuk dikirim ke atasannya sebagai laporan. Namun, foto-foto itu malah terkirim kepada Ngadiman.

"Karena untuk kepercayaan saya kirim foto dengan penyidik tapi terkirim dengan foto yang laporan saya yang lain (foto telanjang RDL)," imbuhnya.

ISN mengaku memotret RDL di tahanan dalam kondisi telanjang menyisakan celana dalam di tubuh merupakan bagian dari SOP untuk kepentingan internal kepolisian. Foto telanjang itu tidak boleh tersebar ke pihak di luar kepolisian.

"Itu SOP untuk kami wajib cek kondisi tubuh tahanan jangan sampai mungkin ada luka di bagian yang kita tidak lihat," jelas ISN.

Ia mengaku baru menyadari salah mengirim foto ke Ngadiman satu jam kemudian. Ia pun menelepon Ngadiman untuk tidak menyebarkan foto-foto telanjang RDL. Ia kemudian menarik foto-foto yang terkirim ke Ngadiman di aplikasi WhatsApp.

2. Siswa Pukul Guru gegara Ditegur Merokok

Siswa SMK di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), berinisial MH (16) dilaporkan ke polisi setelah nekat memukul gurunya berinisial MS karena tak terima ditegur lantaran merokok. Siswa tersebut kemudian dibina di Polsek Woha, Bima, NTB.

"Sudah damai di Polsek. Dengan catatan siswa dibina di Polsek Woha selama 2 minggu," kata Muhammad Sofyan, Rabu.

Sang guru langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Woha setelah dipukul siswa tersebut serta telah dimintai keterangan. Kemudian, orang tua siswa tersebut juga telah menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada korban.

"Kemarin datang orang tua laki-lakinya (ayah siswa) dan sampaikan maaf ke saya atas perbuatan anaknya," ujarnya.

Dugaan pemukulan siswa kepada guru ini viral setelah diunggah di media sosial. Kejadian itu berawal ketika MS hendak mengajar. Dia hendak masuk kelas dan mendapati 5-6 siswa merokok.

Siswa yang ditegur lantas naik pitam dan memukulnya. Akibatnya, wajah MS mengalami lebam.

3. Pemkot Mataram Dituding Tak Hargai Pahlawan NTB

Pemkot Mataram dinilai tidak menghargai keberadaan pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat (NTB) TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Pasalnya, Pemkot Mataram memajang foto ucapan peringatan Hari Pahlawan di Lapangan Sangkareang di dekat Kantor Wali Kota Mataram tanpa menyertakan foto TGKH Zainuddin Abdul Madjid.

Dalam baliho ucapan tersebut, tampak sejumlah foto pahlawan nasional. Namun, tak ada foto TGKH Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan putra asli NTB.

Baliho tersebut kini ramai menjadi perbincangan publik di NTB. Sejumlah pihak menuding Pemkot Mataram tidak menghargai pahlawan nasional asal NTB.

"Apa karena lupa ditaruh atau memang ada unsur kesengajaan untuk tidak ditaruh foto pahlawan nasional sang pendiri organisasi Islam terbesar di NTB itu," kata Sekretaris Pengurus Wilayah Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH) NTB Abdul Mukmin saat dihubungi pada Kamis (9/11/2023).

Ia mengaku apa yang diperlihatkan Pemkot Mataram ini bentuk tidak menganggap ada pahlawan nasional asal NTB, padahal sejumlah foto pahlawan nasional dari berbagai daerah ditaruh dan dipampang.

"Ini sama artinya tidak menghargai pahlawan nasional dari daerah sendiri. Miris sekali kita lihat kalau memang ada sentimen, karena gara-gara pahlawan nasional asal NTB pendiri organisasi NW," tegasnya.

4. Pasien Rabies Paksa Pulang Meninggal

Pasien suspek rabies bernama Manya Ello asal RT 08, RW 03, Kelurahan Niki-Niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten TTS, NTT, dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (11/11/2023) sekitar pukul 15.25 Wita. Manya merupakan pasien ke-10 yang tewas akibat terinfeksi penyakit anjing gila.

"Ya. Sudah meninggal dunia di rumahnya," ujar Kepala Dinas Kesehatan TTS Ria Tahun kepada detikBali, Sabtu sore.

Ria menerangkan sebelumnya pria berusia 22 tahun itu sempat menjalani perawatan medis di Puskesmas Niki-Niki pada Selasa 7 November 2023 dengan gejala takut air dan angin. Namun, keesok harinya pasien itu meminta dipulangkan ke rumahnya.

"Pasien pulang paksa pada Rabu sore itu," terangnya.

Ria menjelaskan awalnya Manya digigit di bagian punggung tangan kanan hingga meninggalkan luka gores. Kejadian itu pada awal Juni 2023.

Namun, pasien tidak melaporkan ke tim medis dan juga tidak mencuci luka gigitan. Sehingga tidak dapat vaksin anti rabies (VAR).

Belakangan, Manya merasakan gejala khas rabies. Keluhan itu mulai dirasakan sejak empat hari sebelum diantar ke Puskesmas Niki-Niki. Saat di puskesmas, dia langsung diberikan cairan infus.

Selanjutnya,Manya diberikan obat penenang atas permintaan keluarganya. Setelah itu, keluarga meminta untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Hasilnya dalam batas normal.

Walhasil, setelah dokter memberikan penjelasan terkait hasil laboratorium, keluarga justru meminta agar membawa pulang Manya ke rumahnya. Mereka kemudian dibuatkan surat penolakan perawatan di depan Camat Amanuban Tengah.

"Saat itu, pasien pulang dalam kondisi yang belum stabil," pungkas Ria.




(hsa/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads