Salah satu korban kekerasan seksual di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berstatus sebagai saksi mengaku diberikan minuman aneh saat berada di rumah pelaku.
Korban G bercerita awal mula mengenal pelaku. G mengaku kenal pelaku yang berusia 65 tahun ini dari korban A. Korban A mengenalkannya ke pelaku pada pekan ketiga bulan Februari 2022 lalu.
"Jadi waktu itu setelah saya KKN, ada teman namanya A, telepon saya pas pulang KKN. Nah kami kan mau skripsi-an, dia juga mau skripsi. Dia bilang, ayo sini ke rumah kakek saya (di salah satu perumahan di Kota Mataram, red)," kata G kepada detikBali, Selasa (5/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari ajakan korban A, kata G, pelaku yang belakangan diketahui sebagai dosen gadungan ini mengaku bisa membantu para korban menyelesaikan skripsi. "Jadi, korban A ini ajak kami bersama si korban B dan C, bilang kalau kami mau dibantu skripsi sama pelaku. Saya mau kan. Karena ini kan kakek teman saya," tutur G.
Dari pengakuan korban A, ujar G, pelaku memiliki ikatan keluarga dengan korban A. Bahkan korban A menganggap pelaku merupakan kakek yang baik dan bisa membantu melancarkan urusan akademik di kampus.
"Waktu itu seingat saya lagi hujan. Selesai hujan saya ke rumah pelaku karena ajakan A. Saya masuk dan kenalan. Pelaku tanya nama, siapa, dari mana, jurusan apa dan konsen di mana. Saya jawab konsen di bisnis," kata G.
Setelah mendengar keterangan dari korban G, pelaku pun membantu korban membuat judul skripsi dengan menelepon salah satu dosen yang cukup berpengaruh di kampus. Pelaku sempat menelepon ke salah satu dosen meminta judul skripsi yang berhubungan dengan bisnis untuk diberikan kepada korban G.
"Jadi dosen yang pelaku telepon ini dosen yang sangat berpengaruh di kampus. Jadinya kami kaget. Kok pelaku bisa kenal dosen. Dosen ini juga takut, saya dengar. Nah, dibuatkan judul sama pelaku," kata G.
Setelah memberikan judul skripsi, korban G pun diajak ngobrol hal yang sangat sensitif. Bahkan kata G, pelaku menanyakan korban dalam kondisi perawan atau tidak. "Jadi saya merasa aneh. Kamu masih perawan atau tidak. Bahkan sampai ke pertanyaan intinya. Iya, saya jawab apa adanya," kata G.
Pada hari itu juga korban A dan G diminta tinggal di rumah pelaku. Kata G bersaksi, pelaku sempat menanyakan rekan G dan A yang butuh bimbingan skripsi. "Begini kata pelaku, mana lagi temannya yang butuh bimbingan skripsi, nanti saya bantu. Hari itu saya pulang," kata G.
Keesokan harinya, korban G pun sedikit kaget melihat korban A membawa korban B dan C. Selain itu, korban D membawa dua rekannya, korban E dan korban F. Awalnya korban A mengajak B untuk melakukan bimbingan skripsi ke pelaku. Korban B pun mengajak korban C dan G untuk kepentingan yang sama. Korban D mengajak korban E dan F saat korban G sudah tinggal di rumah pelaku.