Minta Masyarakat Stop 'Panic Buying', Pertamina : Stok BBM Aman

Minta Masyarakat Stop 'Panic Buying', Pertamina : Stok BBM Aman

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 09 Apr 2022 16:03 WIB
SPBU di Bali
Suasana SPBU di Denpasar. (dok PT. Pertamina)
Denpasar -

Terjadinya kelangkaan bahan bakar jenis pertalite di beberapa SPBU di Bali sejak beberapa hari terakhir dipastikan bukan karena pasokan yang berkurang. PT. Pertamina (Persero) mengklaim adanya panic buying di masyarakat yang menyebabkan stok BBM bersubsidi menjadi cepat habis.

Panic buying merupakan perilaku membeli kebutuhan secara berlebihan akibat kekhawatiran atas sesuatu hal. Kekhawatiran masyarakat atas langkanya pasokan BBM diduga membuat sebagian besar masyarakat menaikkan volume pembelian BBM di atas kebutuhan normalnya.Terlebih paska kenaikan harga Pertamax, sebagian besar masyarakat beralih ke pertalite.

Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Deden Mochamad Idhani menjelaskan, panic buying yang terjadi saat ini di masyarakat mengakibatkan stok BBM di SPBU cepat habis. Ia memastikan stok ketersediaan BBM terutama solar bersubsidi dan pertalite di seluruh Terminal BBM dalam kondisi aman dan cukup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya untuk stok utama di Terminal BBM itu sangat cukup, hanya saja Pertamina membutuhkan waktu penyaluran dari Terminal BBM ke SPBU," jelas Deden dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Sabtu (9/4/2022).

PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga terus berupaya agar penyaluran BBM berjalan lancar dan tepat sasaran ke masyarakat di tengah permintaan yang meningkat. Dikatakan Deden, penyaluran dilakukan menggunakan mobil tangki.

ADVERTISEMENT

"Jika konsumsi meningkat maka butuh waktu atau jadwal tambahan oleh mobil tangki tersebut melakukan pengisian kembali," tegasnya.

Berdasarkan data yang diterima sejak 1 April 2022 telah terjadi peningkatan konsumsi produk BBM jenis pertalite dan biosolar masing-masing sebesar 15 persen dan 10 persen. Khusus untuk wilayah Bali penyaluran bulanan pertalite sebesar 55 ribu Kiloliter (KL) per bulan dan solar sebanyak 13 ribu KL per bulan. Disinyalir, pemicu kenaikan tersebut akibat dari semakin tingginya aktivitas masyarakat belakangan ini.

"Untuk itu kami memohon maaf jika konsumen mengalami kendala ketersediaan produk BBM di SPBU," ujar Deden.

Ditambahkannya, Pertamina berkomitmen penuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga terus melakukan tindakan antisipasi dengan optimalisasi seluruh armada mobil tangki dalam menyalurkan BBM ke seluruh SPBU. Pertamina juga menambah jam layanan fuel terminal menjadi 24 jam.

"Untuk itu kami mengimbau kepada konsumen untuk tidak melakukan panic buying," ungkap Deden.

Ia juga menegaskan harga kedua produk itu tidak mengalami kenaikan, yaitu pertalite tetap dengan harga Rp7.650 per liter dan solar subsidi Rp5.150 per liter.

Terkait tren peralihan konsumsi masyarakat dari Pertamax ke Pertalite, Deden menyatakan hal tersebut dikembalikan kepada konsumen sebagai pemilik kendaraan.

"Tentunya pengisian jenis BBM merupakan hak konsumen yang disesuaikan dengan kemampuan dan spesifikasi kendaraan. Namun, jika konsumen yang sebelumnya telah menggunakan pertamax dan terus menggunakan produk itu, kami sangat mengapresiasi. Karena dengan penggunaan pertamax artinya mendukung terciptanya udara yang lebih bersih," pungkasnya.

Jika menemukan kendala ketersediaan BBM di SPBU, masyarakat diimbau untuk menghubungi Pertamina Contact Center 135.




(nke/nke)

Hide Ads